Innocent Kid - Bab 645 Sebenarnya Seberapa Besar Ia Mencintai Scarlett

Meskipun Leon mengatakannya hingga mulut dan lidahnya kering, namun sepasangan mata Scarlett kosong, seperti sama sekali tidak mendengarkannya.

Setelah selesai memperkenalkan harga yang ada didalam buku ilustrasi , dia kembali menambahkan: “Jika kamu tidak suka, kita juga bisa membuat secara khusus sesuai pesanan, aku sendiri lebih memilih membuat secara khusus sesuai pesanan, mengambil beberapa ilustrasi ini agar kamu mengerti merek ini secara khusus, melihat yang mana lebih cocok dengan permintaan mu, atau memilih 2 cincin yang paling unik di dunia dari sebuah perusahaan desain, menurutmu bagaimana?”

Hening, begitu hening seperti kematian.

Scarlett pun duduk seperti itu, tidak mengatakan apapun, tidak mengekspresikan apapun, seperti sebuah boneka.

Melihat bibir mulut Leon terbuka dan tertutup, 1 kata pun tidak ada yang didengar.

Otaknya tiba-tiba muncul rasa sakit yang menusuk, sebuah kejadian yang terpecah-pecah terlintas di pikirannya.

“Lett, 1 kehidupan ini, aku hanya menginginkan mu seorang.”

“Theo mencintai Scarlett selamanya.”

“Ayo kita menikah, aku akan memberikan mu pesta pernikahan yang paling megah.”

Siapa, siapa yang berbicara dengannya?

Scarlett berusaha ingin mengingat wajah orang itu, namun ingatan dalam otaknya hanyat terlintas sesaat, bagian itu tidak menyatu.

Semakin dia ingin meraihnya, malah semakin tidak bisa diraih.

Kepalanya semakin lama semakin sakit, Scarlett tiba-tiba memeluk kepalnya, sangat menderita.

Tidak bisa mengingat, tetap saja tidak bisa mengingat.

Leon melihatnya, pun terkejut, dengan segera berkata: “Lett, kamu kenapa?”

Scarlett mengangkat wajahnya yang pucat, matanya kabur, rasa tidak berdaya dan kekosongan didalam membuat orang merasa sedih.

Dia membalikkan kepala, melihat Leon, dalam pikirannya malah kembali muncul suara pria itu, bukan Leon, siapa dia?

Leon sangat khawatir, mengangkat tangan mengelus-elus keningnya.

“Apakah kamu sakit, kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya.”

Scarlett kembali, menggelengkan kepala dengan lemas berkata: “Tidak perlu lagi, aku tidak apa-apa.”

“Wajah mu begitu pucat seperti ini, bagaimana mungkin tidak apa-apa, dengar kata-kata ku, aku pergi menyetir mobil.” Leon dengan tidak setuju mengatakannya .

Namun Scarlett dengan bersikeras berkata: “Aku tidak pergi ke rumah sakit.”

Leon tidak bisa mengaturnya, “Jangan mengambil kesehatan sendiri sebagai lelucon.”

Scarlett mendengar hal itu nada bicara nya pun menjadi sedikit lembut, dengan teguh berkata: “Benar-benar tidak apa-apa, aku hanya tidak istirahat dengan baik, tidak ada penyakit lain.”

Dia begitu bersikeras, Leon juga tidak mungkin memaksa nya, tidak mempunyai cara lain berkata: “Baik lah jika begitu, kamu pergi istirahat, hari ini jangan melakukan apa-apa lagi, malam aku akan menyuruh bibi memanaskan sedikit sup untuk mu memulihkan badan.”

“Ya.” Scarlett tersenyum.

Namun Leon tetap saja khawatir, sore hari itu dia tidak pergi sekali pun.

Terjadi masalah apa di dunia luar semuanya dikomunikasikan melalui telepon, sebentar-sebentar akan pergi memeriksa kondisi Scarlett.

Meskipun langkah kakinya diringankan, namun Scarlett tidak tertidur, tentu saja tahu ia masuk, hanya saja ia memejamkan mata berpura-pura tidur.

Scarlett berharap bisa mengingat sedikit sesuatu lagi, namun tidak peduli berusaha sekuat apa, bagaimanapun memberi petunjuk di dalam pikiran, tetap tidak bisa mengingat apapun.

Scarlett memeluk hati yang tidak rela pun terlelap dalam tidur.

Ketika tengah malam, didalam kamar penuh keheningan, perempuan meringkukkan badannya di atas ranjang yang besar, sepasang matanya dipejamkan dengan erat.

Tiba-tiba, bulu matanya yang panjang gemetar dengan cepat, seperti sedang bermimpi sesuatu , awalnya ekspresi wajahnya kosong, lalu penuh dengan kekhawatiran.

Berikutnya, dia mulai bergerak, tangan kanan nya menghuyung diudara, seperti mau meraih sesuatu, tapi sayangnya tidak meraih apa-apa.

Tanpa sadar menjerit, lalu, Scarlett pun membuka matanya.

Kamarnya gelap gulita, langit masih belum terang.

Tadi dia hanya bermimpi.

Scarlett merapikan rambutnya yang berantakan, bangkit dan duduk, sepasang tangan nya memeluk lutut.

Bantal dipeluknya , sekujur badan itu ditengkuk menjadi bagian yang kecil.

Situasi di alam mimpi dengan jelas muncul di hadapannya.

Seorang pria yang tinggi dan tegap mengungkapkan perasaanya pada Scarlett, berjanji akan menjaganya seumur hidup.

Meskipun dalam alam mimpi, Scarlett bisa merasakan hatinya berdebar.

Dia tidak sabar ingin melihat dengan jelas wajah pria itu, namun dihadapannya selalu seperti ditutupi selapis kerudung, bagaimana pun juga dia tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Ingin berjalan mendekat sedikit, melihat lebih jelas sedikit.

Tapi sekali ia bergerak, pria itu pun mundur kebelakang.

Scarlett tidak bisa mengejarnya, dengan cemas berlari, berlari dan berlari, pria itu pun sudah menghilang.

Ada sedikit yang ia ketahui dengan jelas, pria yang berjanji padanya bukanlah Leon, malah sedikit mirip dengan Theo.

Dia terkejut, kenapa bisa teringat dengan Theo.

Dengan sadar otaknya pun muncul pemikiran seperti ini, sama sekali tidak mentolerir dia untuk berpikir banyak.

Scarlett mencoba untuk terlelap, untuk bermimpi 1 kali lagi, namun sayangnya ia sudah tidak bisa tidur.

Begitu berusaha ingin tertidur, memejamkan mata, setelah beberapa menit, ia kembali membuka matanya.

Rasa ketidak-tenangan dan keraguan hampir menyelimuti seluruh jantungnya,Scarlett langsung bangkit dan turun dari ranjang, dengan kaki telanjang berjalan kesana kemari di dalam kamar.

Dia menjambak rambut nya hingga berantakan, wajahnya kembali muncul ekspresi yang penuh kekhawatiran itu.

Setelah 10 menit lebih, Scarlett duduk di depan meja laptop, lalu menghidupkan laptop tersebut.

Saat menunggu laptop itu hidup, dengan tennag ia duduk di atas kursi, sinar blue-ray dari laptop itu merefleksikan wajahnya, terlihat begitu misterius dan tegas.

Dia menggenggam mouse, lalu memasukkan nama Theo dan nama nya sendiri di dalam pencarian Baidu, dengan sangat cepat, layar itu pun muncul sederet hasil.

Mata Scarlett sedikit membesar, dengan sulit dipercaya ia melihat 1 per 1 berita itu .

Sesuatu tentang CEO Jin secara paksa meminta tim penyelamatan untuk bergegas bekerja pagi dan malam, tentang CEO Jin’s Corp menderita kehilangan istri tercinta.

Atau mengesampingkan segala urusan perusahaan, tentang Theo mabuk lagi untuk menghilangkan kerisauan, atau sejenis tentang Theo mencari istri yang cantik di internet...

Apakah ini adalah Theo itu kah?

Masalah tahun itu tidak disangka ternyata diributkan hingga sebesar ini!

Dia bahkan mulai curiga, apakah Scarlett milik Theo dan dirinya adalah orang yang sama.

Jika tidak, masalah yang begitu besar seperti ini, kenapa dia tidak tahu apa-apa.

Scarlett mengetuk-ngetuk kepalanya, ekspresinya kosong, dia sungguh tidak mengingat apapun.

Namun gerakan Theo mencari istri, malah membuat matanya ingin menangis.

Dibalik 1 per 1 berita , semuanya adalah cinta Theo terhadap Scarlett yang susah diungkapkan dengan kata-kata bukan.

Sebenarnya seberapa besar ia mencintai Scarlett?

Bertanya seperti ini sedikit aneh, namun Scarlett tidak tahu harus berkata seperti apa, bagaimana pun juga dia sama sekali tidak ingat dengan masa lalu lagi.

Kepalanya kembali merasa sakit lagi.

Scarlett memegang mouse, lalu mengklik tutup.

Dia seperti hantu terbang ke atas ranjang, namun sayangnya balik kesana dan kemari, tetap pada akhirnya ia tidak bisa terlelap.

Pun membuka mata seperti ini bertahan sampai langit terang.

Dan Js Corp pada saat ini.

Di dalam ruang kantor,1 tangan Theo mengambil handphone, 1 tangan lagi menggenggam botol wine.

Dia sudah minum sampai sedikit mabuk, dari wajahnya muncul rasa lemas yang tidak seharusnya muncul di pagi hari.

“Lett, kenapa tidak pulang?”

Jari tangan Theo mengusap wajah Scarlett yang ada di layar, rasa cinta dan menderita di matanya saling menjalin.

Dia pernah mengira, penderitaan paling besar dalam kehidupan adalah manusia dipisahkan oleh maut.

Sebenarnya, memohon namun tidak mendapatkannya juga begitu

Theo melihat dan melihat, matanya tiba-tiba sudah memerah.

Seluruh hatinya, seluruh indera nya, semua milik Scarlett, tidak bisa menerima barang apapun lagi.

Handphonenya diklik dan diklik digeser ke atas, semua nya adalah foto Scarlett.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu