Innocent Kid - Bab 168 Apakah Kamu Sudah Menerimanya

Ini merupakan pikiran Scarlett Jiang yang sebenarnya, ia selama ini selalu menganggap Hendri Lu sangat hebat, dengan tangannya sendiri membangun sebuah perusahaan. Pria yang begitu hangat dan tampan ini pastinya bisa bertemu dengan wanita yang lebih baik.

Hendri Lu mengusap kepala Scarlett, sambil tertawa berkata, “Gadis bodoh, bicara apa sih, kau ini! Kau juga sudah lelah, pulanglah dan istirahat.”

Hendri Lu juga lebih dari paham maksud perkataan Scarlett, namun meskipun harapannya sekecil apapun, ia tetap tidak berniat menyerah.

“Hm, Anda juga pasti sudah lelah, kakak kelas, cepatlah pulang dan istirahat.”

Hendri Lu mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian Scarlett Jiang meninggalkan tempat itu dan masuk ke hotel.

Melihat sosok wanita itu dari belakang, ekspresi Hendri Lu dalam sekejap berubah, terlihat sedikit rumit. Bertemu dan mengenalnya begini lama, ia kurang lebih juga sudah tahu masalah-masalah yang dialami Scarlett Jiang.

Berpisah dengan Edward Lan, diusir oleh keluarga Jiang, sendirian merawat ibunya yang sakit keras... Beberapa tahun ini, Scarlett tidak hidup sebahagia yang ia bayangkan, melainkan sebaliknya, hidup dengan begitu sulit.

Hendri Lu membatin dalam hati, jika saja dirinya lebih cepat lagi muncul dalam kehidupan Scarlett, menemani Scarlett saat dimana Scarlett paling butuh bantuan, mungkin realitanya akan berbeda sekarang.

Memang ia baru saja ditolak, namun dalam hatinya, Hendri Lu tetap tidak menyerah. Hanya setelah sosok Scarlett Jiang tidak lagi terlihat, barulah ia naik ke mobil, pergi dari pintu masuk hotel.

Kedua orang tersebut tidak tahu menahu, di jendela hotel ada sepasang mata yang memandang lekat kedua orang itu, hingga Hendri Lu meninggalkan hotel, pandangan Theo Jin kembali redup seperti sediakala.

Ia tahu Scarlett Jiang tidak mungkin menerima perasaan Hendri Lu, namun hatinya masih terasa tidak lega. Ia tidak bisa tenang, Scarlett memiliki kakak kelas yang seperti ini. Mereka berdua sudah kenal begitu lama, Hendri Lu juga menyukai Scarlett, bahkan di depan wajahnya menyatakan perasaan pada Scarlett.

Theo Jin merasa cemburu. Scarlett Jiang adalah miliknya.

......

Menaiki lift, pikiran Scarlett Jiang masih kacau. Memang, Hendri Lu tidak mau memberinya tekanan apapun, namun bagaimana mungkin ia tidak tertekan!

Ia tahu jelas sifat Hendri Lu. Pria ini orang yang tidak mudah menyerah, Scarlett sendiri tidak tahu bagaimana harus menghadapi kakak kelasnya ini.

Lift sudah sampai di lantainya. Ketika melewati kamar Theo Jin, langkah kakinya tiba-tiba terhenti.

Kejadian malam ini benar-benar terlalu canggung. Hendri Lu menyatakan perasaan pada dirinya, tepat di depan Theo Jin, dan ia tidak tahu apakah Theo akan salah paham...

Scarlett menurunkan pandangan matanya. Saat ia keluar tadi, Theo Jin sudah pergi bersama dengan Clarissa Su, entah apakah mereka pergi ke tempat lain atau sudah pulang ke hotel.

Scarlett langsung memaki dirinya sendiri dalam hati, ia berpikir terlalu banyak dan membuat segalanya jadi canggung. Ia dan kakak kelasnya itu jelas-jelas tidak ada kemungkinan, apalagi ia dengan Theo Jin.

Ia sendiri tidak memberikan harapan pada orang lain, seharusnya tidak membiarkan dirinya sendiri berharap juga.

Tengah berpikir, Scarlett Jiang berencana kembali saja ke kamar, namun siapa sangka, pintu kamar yang ada di depannya itu malah terbuka, Theo Jin berdiri di hadapannya. Belum sempat bereaksi, Scarlett sudah ditarik masuk ke dalam, dan pintu itu ditutup kembali.

Dalam kamar, semua lampu mati, ia tidak bisa melihat dengan jelas. Scarlett ditahan di ambang pintu. Belum sempat Scarlett mengatakan apapun, Theo Jin sudah mengecup bibirnya.

Scarlett Jiang membuka matanya lebar-lebar, napas pria itu mengenai wajahnya, bibir dan gigi mereka beradu. Pria itu datang padanya bagaikan hujan badai, seakan-akan sedang menghukumnya.

“Ng...”

Sepertinya ia habis merokok, Scarlett Jiang dapat merasakan sedikit aroma tembakau. Seluruh tubuhnya tertutupi oleh aroma pria ini, ia pun langsung lemas.

Entah sudah berapa lama, akhirnya Theo Jin mengakhiri ciuman itu, namun tangannya tetap berada di pinggang Scarlett Jiang. Dengan suaranya yang berat menghipnotis itu, pria ini membuka mulutnya, “Apakah kamu menerimanya?”

Scarlett Jiang ingin mendorongnya menjauh, tapi aroma pria yang di depannya ini terlalu agresif, membuatnya sulit untuk bernapas, membuat jantungnya berdegup kencang.

“Lepaskan aku dulu!”

Theo Jin semakin mendekat, tidak melepaskan Scarlett sedikitpun, dan berkata lagi, “Jawab dulu pertanyaanku, apakah kamu menerima perasaan Hendri Lu?”

Memang tidak ada cahaya lampu, namun Scarlett Jiang dapat merasakan kedua bola mata hitam pria ini sedang menatapnya dalam-dalam, seakan jika dirinya tidak juga menjawab, ia akan menciumnya sekali lagi.

Scarlett Jiang mempertaruhkan segalanya, dan buru-buru menjawab, “Tidak... Aku tidak menerimanya.”

Ia bahkan tidak menyukai Hendri Lu, untuk apa menerimanya?

Meski sudah mengetahui hasilnya seperti itu, tapi tetap saja Theo Jin merasa sedikit senang.

“Benarkah?”

“Benar,” Scarlett menganggukkan kepalanya.

“Kenapa kamu tidak menerimanya?”

“Tidak mengapa, aku hanya tidak memikirkan masalah ini,” ada sedikit rasa bersalah dalam mata Scarlett. Jika lampu kamar dinyalakan sekarang, pria itu tentu dapat melihat ekspresi gugupnya.

Ujung-ujung bibir Theo Jin terangkat, suaranya lembut, “Benar-benar tidak terpikir untuk menjalin hubungan, atau karena hatimu sudah terikat?”

Siapa yang mengikat, keduanya sebenarnya tahu jelas. Jantung Scarlett rasanya mau melompat keluar, namun ia tetap dengan keras mengatakan, “Apa yang sedang kamu bicarakan? Mana ada yang mengikatku.”

“Benarkah?” Mata Theo Jin berkilat jenaka, ia berbisik di samping telinga Scarlett.

Mendengar suara yang membuatnya merasa tergelitik itu, wajah Scarlett merah seketika, namun ia tetap bersikeras, “Be... Benar kok!”

“Kamu benar-benar tidak jujur,” ujar Theo Jin tertawa, lalu ia melepaskan Scarlett. Dengan nada dominan khasnya, ia berkata, “Baguslah kalau kau tidak menerimanya. Kau adalah milikku, jika kamu berani menerima perasaan orang lain...”

Kata-kata belakangnya, Theo Jin tidak lanjutkan, Scarlett hanya tahu, konsekuensinya pasti benar-benar serius. Namun mengingat kembali kalimat ia adalah milik Theo Jin tadi, jantungnya seperti dihantam oleh entah apa, dan seketika itu juga ekspresinya kembali gugup.

Scarlett buru-buru membuka mulut, “Sudah malam, aku pulang dulu, mau beristirahat.”

Baru saja ingin pergi, Theo Jin malah menarik pergelangan tangannya.

“Tunggu, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu.”

Scarlett Jiang merasa sedikit bingung, ia hanya melihat Theo Jin menyalakan lampu, bahkan entah darimana ia mengeluarkan sebuah kotak beludru. Di dalam kotak itu, ada sebentuk bros yang sangat indah.

“Aku melihatnya saat pergi hari ini, terlihat sangat cocok dengan gayamu, jadi aku membelinya,” Theo Jin menjelaskan.

Bros itu memang terlihat cocok untuk Scarlett, namun begitu Scarlett melihatnya, ia langsung tahu harganya pasti tidak murah, maka ia buru-buru menggeleng-gelengkan kepala menolaknya.

Tahu Scarlett akan menolak, Theo Jin langsung berkata lagi, “Anggap saja aku membalas hadiahmu! Kau membelikan Ace hadiah, ‘kan?”

“Kau tahu darimana?” tanya Scarlett kebingungan.

Theo Jin tersenyum-senyum, “Robot-robot itu, tidak mungkin untukmu mainkan sendiri, ‘kan?”

Scarlett hanya bisa menerimanya, ia merasa dirinya seperti memanfaatkan keadaan. Kemudian ia mendengar Theo Jin bertanya, “Kau berencana kapan pulang?”

“Masalah proyek ini sudah selesai dibicarakan, direktur libur dua hari. Besok berjalan-jalan satu hari, lusa baru pulang,” jawab Scarlett.

Belum sempat ia merespon lagi, ia melihat Theo Jin mengambil jaket dan kunci mobil sambil berujar, “Kalau begitu, aku akan membawamu jalan-jalan.”

Sesudah berbicara seperti itu, ia menarik Scarlett Jiang keluar pintu.

Scarlett Jiang tercengang dan ingin menolak, sudah begini malam masih bisa jalan kemana?

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu