Innocent Kid - Bab 865 Pikiran Yang Cermat

Saat semua orang kembali ke aula, Kakek Fang sedang duduk minum teh di ruang tamu.

Melihat mereka kembali, kakek segera meletakkan cangkir teh dan tersenyum bertanya, "Kalian begitu lama pergi kemana?"

"Aku sudah selesai minum sepoci teh."

Olivia Shang tersenyum dan menjawab terlebih dahulu, "Scarlett ingin membakar dupa untuk ibu, kami membawanya ke aula leluhur.

Kakek Fang terkejut, lalu mengangguk sambil tersenyum dan berkata "Baik".

Hatinya juga merasa sangat terharu.

Scarlett Jiang sudah menikah dengan keluarga Jin, masih dapat bersikap seperti ini sungguh sangat baik.

Teringat dengan dua anaknya yang hanya ingin merebut harta warisan keluarga.

Kakek Fang menjadi semakin puas dengan Scarlett Jiang.

"Scarlett, sungguh baik hati! Kamu jauh lebih baik daripada kedua pamanmu."

Kakek Fang memuji Scarlett Jiang.

Scarlett Jiang tersipu malu dan berkata "Kakek, sudah seharusnya kulakukan. Apa kakek belum sarapan? Aku akan memanaskan sarapan untuk kakek."

Kakek Fang tidak menolak, dia segera naik ke lantai atas untuk mengganti pakaian.

Setiap pagi setelah bangun tidur, hal pertama yang kakek lakukan adalah merawat ladang obat.

Baginya ladang obat adalah hal yang utama.

Bukan hanya karena kakek suka obat-obatan, tetapi yang terpenting adalah ladang obat ditanam bersama dengan istrinya, baginya ini seperti kenangan.

Setelah Kakek Fang selesai mandi, Scarlett Jiang juga sudah selesai menghangatkan sarapan.

Karena kesehatan Kakek Fang kurang baik, dia menambahkan beberapa ramuan obat untuk sarapannya.

Kakek Fang menerima ramuan obat dari Scarlett Jiang, kakek seperti teringat sesuatu, menoleh dan bertanya "Theo, apa kamu bisa bermain catur?”

“Jika bisa, apa kamu mau menemani kakek bermain bersama?"

Theo Jin mengangguk tanpa ragu.

Scarlett Jiang melihatnya dan langsung berkata, "Kakek sebelumnya harus sarapan dahulu."

Kakek Fang tiba-tiba tertawa, menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa Scarlett Jiang seperti neneknya yang mudah khawatir.

Samuel Fang dan Olivia Shang tertawa.

Merasa sangat senang.

Selama beberapa tahun kakek tidak pernah sebahagia ini.

Setelah sarapan, Kakek Fang segera meminta kepala pelayan untuk mengambil papan catur dan menarik Theo Jin untuk mulai bermain catur.

Scarlett Jiang berinisiatif mengambil peralatan teh dari dapur dan duduk di samping mereka berdua.

Dia mengambil beberapa daun teh dari pot teh dan memasukkan ke dalam teko, lalu menuang air panas yang mendidih.

Aroma daun teh dan kabut putih langsung menyebar harum.

"Kamu cukup ahli membuat teh."

Kakek Fang melihat dan memuji keterampilan Scarlett Jiang.

Scarlett Jiang hanya tersenyum dan tidak bicara.

Apa bisa tidak terampil?

Setiap kali kakek meminta Theo Jin bermain catur, dia selalu membuat teh untuk mereka berdua.

Bagaimanapun orang tua telah kehilangan vitalitas anak muda dan mereka tidak punya energi untuk bermain-main.

Satu-satunya cara untuk menghabiskan waktu adalah bermain catur.

Mungkin sedikit sentimentil.

Sekelompok orang menyaksikan dan mengelilingi Kakek Fang dan Theo Jin bermain catur.

Tidak lama menonton, Nesya yang lincah tidak bisa duduk tenang.

"Daddy, Mommy! Nesya juga ingin bermain."

Tubuh kecil Nesya secara fleksibel menyelinap ke dalam pelukan Theo Jin yang sedang berkonsentrasi bermain catur.

Kakek Fang tertawa keras, "Gadis kecil ini tidak bisa duduk diam."

"Nesya kemari, daddy sedang bermain catur dengan kakek."

Scarlett Jiang tidak berdaya, dengan lembut membujuk Nesya.

Tetapi tidak lama kemudian Nesya tidak bisa duduk diam lagi dan berteriak ingin makan kue.

Olivia Shang melihatnya, segera mengambil Nesya dari pelukan Scarlett Jiang.

Tidak menunggu Nesya berbicara, dia langsung bertanya, "Nesya ingin makan kue apa? Bibi akan membuat kue untukmu, daddy dan mommy."

Nesya mendengarnya, segera tertarik dan mengangguk tersenyum sambil memegang leher Olivia Shang.

"Mau!"

Lalu Olivia Shang membawa Nesya pergi ke dapur.

George Fang juga tidak bisa duduk melihat Ace duduk terdiam di sana.

Melihat Ace berpura-pura mengerti seperti orang dewasa, tidak ingin membuat orangtua khawatir.

"Ace."

George Fang duduk di sebelah Ace, membungkuk dan berbisik di telinganya, tidak tahu berkata apa.

Melihat mata Ace bersinar, mengangguk kepala, lalu mereka menyelinap pergi.

"Theo Jin pandai bermain catur!"

Kakek Fang segera memuji setelah Theo Jin memakan bidak caturnya.

Theo Jin tersenyum dan tidak bicara.

Mereka berdua juga minum setengah poci teh.

Kakek Fang tidak ingin dikalahkan, dia meminta Theo Jin untuk terus bermain.

Kakek seperti anak kecil yang pantang menyerah, setelah kalah, harus terus lanjut bermain.

Theo Jin juga sangat sabar menemani kekek Fang bermain.

Pada babak pertama, kakek Fang tidak menang.

Kakek tidak kesal, tetapi semakin tertawa.

"Anak muda, masih sangat muda pandai bermain catur!"

Samuel Fang melihatnya, menghela nafas dan berkata: "Tidak menyangka, Ayah bertemu lawanmu!"

Samuel Fang sering menemani kakek bermain catur

Tetapi mereka lebih banyak seri atau kakek yang memiliki peluang menang.

Theo Jin masih sangat muda sehingga dia terus menekan kakek, tidak memberi kesempatan kepada kakek untuk menang.

Kakek Fang tersenyum dan mengangguk, memuji: Theo Jin sangat tegas, setiap langkah sangat bijaksana, langkah demi langkah sangat kuat!"

Bermain catur seperti bertarung di medan perang, bisa melihat setiap langkah dari kedua belah pihak.

Theo Jin selalu satu langkah dengan tiga perhitungan, setiap langkah sudah memperhitungkan jalan keluar.

Bagaimana bisa tidak menghargai orang yang berpikir begitu cermat?

"Ayo lanjutkan dengan permainan kedua berikutnya."

Setelah cukup istirahat, Kakek Fang melambaikan tangan dan menyusun bidak catur.

Theo Jin tidak menolak, menyusun bidak catur.

Jadi babak baru permainan dimulai lagi.

Pada awalnya Kakek Fang ditekan oleh Theo Jin.

Scarlett Jiang tidak tahan melihatnya dan mengingatkan kakek Fang.

Dia sering menyaksikan Theo Jin bermain catur dengan kakeknya, jadi sedikit mengerti.

Kakek Fang mengikuti saran dari Scarlett Jiang.

Dan babak ini bisa menang dari Theo Jin!

Kakek Fang sangat gembira.

Scarlett Jiang juga tertawa, sambil merapikan bidak catur, dia melirik Theo Jin dengan sedikit kebanggaan di wajahnya, menunggu untuk dipuji.

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu