Innocent Kid - Bab 312 Kamu Tidak Tahu Dirimu Sudah Keguguran Kan?

Clarissa mencari Marco, secara terbuka langsung bertanya: “Kamu bisa membantuku mengirimkan seseorang keluar dari Kota Jin tidak?”

"Boleh.”

Asalkan ia membuka mulut, Marco akan langsung menyetujuinya tanpa basa-basi.

Melihatnya setuju akan hal itu, mata Clarissa dengan cepat tersirat seberkas cahaya, sebuah senyuman yang manis muncul di wajahnya, “Terima kasih, Marco. Kamu sangat baik terhadapku.”

Suaranya manja, seperti ada sesuatu yang menggetar hatinya.

Marco dengan dalam menatapnya, tidak menutupi kekaguman yang ada di matanya, dengan tulus berkata: “Bisa membantu mu, ialah kehormatan yang paling besar bagi ku.”

Clarissa tetap tersenyum, namun dalam hatinya diam-diam merencanakan bagaimana mengirim pria itu keluar dari Kota Jin.

……

Malam hari, mobil Marco melaju masuk ke dalam kawasan yang tua, berhenti di bawah gedung pemukiman yang dipenuhi dengan lumut itu.

Marco mengulurkan leher dan melihat, sedikit mengerutkan alis, dengan ragu bertanya: “Clarissa, ini dimana?”

“1 Kakak sepupu jauh ku tinggal disini.” Clarissa dengan asal membuat sebuah kebohongan.

“Oh.” Marco mengangguk-anggukkan kepala, dan bertanya lagi: “Kenapa kamu tidak membiarkannya tinggal di dalam rumah?”

“Dia suka minum alkhohol dan suka berjudi, keluarga ku takut dan ingin menghindar darinya, bagaimana bisa membiarkannya tinggal di rumah.”

Sekali mendengar orang yang seperti itu, alis Marco mengerut erat, bertanya: “Lantas dia tidak akan macam-macam kepada mu kan?”

“Tidak akan. Kakak sepupu ku dan aku mempunyai hubungan yang baik, aku kali ini juga karena membantunya makanya mencari bantuan pada mu.”

Marco membalikkan kepala melihatnya, “Clarissa, kamu sangat baik hati.”

“Mana ada.” Clarissa tersenyum malu dan manja, lalu berkata: “Kamu tunggu aku disini, aku keatas suruh dia turun ke bawah.”

“Baik.”

Marco menganggukkan kepala, melihatnya turun dari mobil berjalan masuk ke dalam gedung.

Dia melihat ke luar, ia pun gemetar ketakutan, tempat ini aneh horror dan mengerikan.

Clarissa tiba di lantai 3, mengetuk pintu, namun lewat beberapa menit juga tidak ada orang yang membukakan pintu.

Dia mengerutkan alis, kembali dengan tenaga mengetuknya, setelah beberapa menit, tetap saja tidak ada orang.

Tertidur kah?

Oleh karena itu, ia pun menggunakan tenaga yang lebih besar mengetuk pintu.

Seluruh jalan di dalam gedung itu terdengar.

Ada orang membuka pintu dan marah: “Siapa? Tidak beretika , tahu tidak ini namanya menggganggu penduduk.”

Clarissa lebih baik berhenti, dalam hati diam-diam memarahi pria itu.

Dan pada saat ini, pintu di seberang pun terbuka.

Seorang wanita tua yang berambut putih berjalan keluar.

“Kamu ingin mencari pria yang tinggal di dalam sini, benarkah?” Wanita tua itu melihat Clarissa dan bertanya.

“Benar.” Clarissa menganggukkan kepala, “Nenek, anda tahu dia kemana kah?”

“Sore aku lihat dia keluar, juga tidak tahu sudah pulang atau belum.”

Keluar?

Pupil mata Clarissa mengecil, laki-laki itu gila ya? Bukan kah sudah disampaikan padanya jangan sembarangan lari kemana-mana kah?

“Nona, kamu jangan ketuk pintu lagi, bisa meributkan orang lain.” Wanita tua itu berkata.

“Nenek, terima kasih.”

Setelah mengatakan hal itu, Clarissa membalikkan badan terburu-buru turun ke bawah.

Kembali ke mobil, Marco bertanya: “Kakak sepupu mu?”

“Marco” Clarissa tidak menjawabnya, malah memohon berkata: “Kamu antar aku ke sebuah tempat, ok?”

Meminjam cahaya yang redup, Marco melihat dia yang sepertinya sangat cemas, dengan buru-buru bertanya: “Terjadi masalah apa?”

“Sekarang tidak ada waktu untuk membicarakan hal ini, antar aku ke Angel Hospital.”

Kata Clarissa.

“Angel Hospital?”

Marco mengerutkan alis, baru saja mau bertanya sebuah kejelasan, malah melihat dia dengan cemas mendesak: “Cepat, ayo cepat!”

Marco hanya bisa menelan pertanyaannya di dalam perut, menghidupkan mesin melaju keluar dari kawasan itu, melaju ke arah Angel Hospital.

Sepasang tangan Clarissa menggenggam erat, ekspresi nya gugup, sedikit pucat.

Tolong, dia jangan lagi pergi mencari Scarlett, jika tidak sungguh akan tamat.

Marco memiringkan kepala melihat nya, wajahnya muncul ekspresi khawatir, dia tidak apa-apa kan?

……

Ace tinggal hingga langit gelap, Oscar baru datang menjemputnya pulang.

“Kakak ipar, kakakku masih ada sedikit pekerjaan yang belum selesai. Setelah selesai ia akan datang menemani mu.”

Oscar memberitahukan keadaan pada Scarlett.

Scarlett tertawa, “Aku sudah tahu. Kamu duluan bawa Ace pulang makan, perutnya sudah lapar.”

“Mommy, bagaimana kalau aku tinggal menemani mu?” Ace menaikkan wajah kecilnya yang imut, sepasang matanya penuh dengan harapan menatapnya.

“Ace penurut, pergi pulang makan bersama paman.” Scarlett mengelus-elus kepalanya, dengan suara yang lembut membujuk.

“Oh.” Ace sedikit kecewa memuncung-muncungkan bibirnya.

Oscar menggandeng tangan Ace, “Kakak ipar, kalau begitu kamu pulang dulu. Jika ada masalah kamu panggil bibi suster datang membantu mu.”

“Aku sudah tahu, kalian pulang lah.”

“Mommy, bye bye.”

Ace melambaikan tangan padanya.

“Bye-bye.”

Pandangan Scarlett mengantar mereka pergi, senyuman di wajahnya perlahan tertahan, dia membalikkan kepala melihat luar jendela yang sudah gelap, alis matanya tersirat sedikit kesedihan.

Juga tidak tahu kapan baru bisa keluar dari rumah sakit, dia terus tinggal lagi, benar-benar akan berjamur.

Tidak jauh dari kamar pasien, Mira berjalan kesana kemari tidak tahu bagaimana bagusnya, sesaat membalikkan kepala melihat kamar pasien Scarlett.

Diluar kamar orang murahan itu ada pengawal yang menjaga, dia sama sekali tidak bisa masuk.

Harus bagaimana?

Jika tidak bisa memberitahunya hal itu, itu akan sangat tidak rela!

Ragu sesaat, Mira pun memutuskan, mengangkat kaki dan berjalan kesana.

“Aku adalah ibu Scarlett, aku mau menjumpainya.”

Mira berkata pada kedua pengawal itu.

Kedua pengawal itu kamu lihat aku, aku lihat kamu, lalu dengan dingin berkata: “Silahkan pulang, tanpa persetujuan CEO Jin, siapapun tidak boleh masuk.”

“Aku adalah ibu nya, juga tidak boleh masuk kah?”

Mira dengan temperamen ingin menerobos masuk.

Pengawal itu menjulurkan tangan menghadangnya, “Jika anda bersikeras menerobos masuk maka jangan salahkan kami tidak sungkan lagi.”

Mata Mira bersinar melihat, tiba-tiba membesarkan suara dan teriak: “Lett, aku bibi, cepat kamu suruh mereka membiarkan aku masuk.”

Scarlett yang di dalam mendengar hal itu, pun mengerutkan alis, Mira ingin berbuat apa lagi?

Dia sudah pindah rumah sakit, tapi tetap belum melepaskannya.

Menghela nafas dengan ringan, Scarlett turun dari kasur dan berjalan keluar, lalu membuka pintu.

“Lett.....”

Pintu tiba-tiba terbuka, suara Mira tiba-tiba terhenti, ketika melihat Scarlett, matanya bersinar.

Scarlett juga tidak melihatnya, langsung berkata pada kedua pengawal itu: “Usir dia, semakin jauh semakin bagus.”

Mendengar hal itu, wajah Mira seketika berubah, dengan marah berkata: “Scarlett, apa maksud mu? Aku dengan niat baik datang menjengukmu, tapi kamu malah ingin mengusir ku?”

“Berniat baik datang menjenguk ku?” Bibir Scarlett membentuk sebuah ejekan, membalikkan kepala melihatnya, pandangannya penuh dengan ejekan, “Jika kamu berniat baik,maka matahari pun terbit di sebelah barat.”

Mira tersedak, seketika tidak bisa mengatakan apa-apa.

Scarlett dengan dingin melirik nya, lalu memberi perintah: “Usir dia.”

“Iya!”

Kedua pengawal itu mendengar perintah itu, 1 kanan 1 kiri menopang Mira, menariknya berjalan keluar.

“Lepaskan aku! Lepaskan aku!”

Mira dengan tenaga berjuang melepaskan, bertemu pun sudah berpisah, dirinya sudah sia-sia datang kesini.

Dalam hatinya sangat tidak rela.

Dia melihat Scarlett yang berdiri di luar kamar pasien, matanya tersirat rasa seram dan kejam, tiba-tiba membesarkan suara dan berteriak: “Scarlett, kamu tidak tahu sebenarnya kamu sudah hamil 1 bulan lebih kan? Sayangnya kamu jatuh dari tangga, hingga membuat anak itu mati!”

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu