Innocent Kid - Bab 928 Apakah Kamu Marah? 

“Tuan muda, Buckland mereka sudah mulai menyelidiki sa’s Corp secara diam-diam.”

Saking bersemangatnya, Alex Gu pun lupa untuk mengetuk pintu lalu membukanya dan melangkah masuk.

Theo Jin meliriknya sekilas tanpa berkata apapun.

“Tuan muda, langkahmu ini benar-benar hebat sekali.”, ujar Alex Gu riang tak tertahankan setelah memikirkan adegan anjing yang saling gigit di dalam hatinya.

Siapa suruh Buckland begitu keji sampai berhasil meriset virus semacam itu, bahkan ingin memanfaatkannya untuk mendapatkan profit besar.

“Apa yang telah kulakukan?” Theo Jin meletakkan file di tangannya dan mengangkat kepala memandangnya dengan santai.

Alex Gu tertegun, “Itu... itu...”

Di bawah tatapannya yang tenang, Alex Gu pun merasakan tekanan, namun untungnya ia cukup pintar untuk segera bereaksi dan mengganti jawabannya, “Tidak, tuan muda, Anda tidak melakukan apa-apa.”

Theo Jin menundukkan kepalanya dan berkata, “Lain kali lebih mantap lagi.”

“Baiklah.”

Alex Gu berjalan mendekat dan berkata, “Tuan muda, Pierce Pi terus menghubungiku, meminta kita untuk menjual bahan obat pada sa’s Corp.”

“Bagaimana kamu menjawabnya?”

“Aku menjawabnya sesuai dengan Anda katakan.”

Theo Jin pun mengangguk puas.

“Tetapi yang dia maksudkan adalah bahwa sa’s Corp bersedia untuk menaikkan harganya.”

“Berkutat dengannya tidak perlu kaku.”

Sebelum hal ini memiliki perkembangan selanjutnya, sa’s Corp masih berguna bagi mereka.

“Mengerti.” Alex Gu pun paham dengan maksudnya.

.........

Setelah kepergian ibu Fu, Scarlett Jiang pun menjadi tidak terbiasa dengan kesantaian seketika.

Kemudian ia pergi ke taman halaman belakang untuk mencari ibu Jin.

Ibu Jin sedang menyirami bunga, melihatnya datang ia pun mengernyit dan berkata, “Kenapa kamu tidak beristirahat di kamar saja?”

“Aku merasa sedikit bosan.”

Scarlett Jiang berjalan mendekat dan mengambil ketel di samping. Ia pun meniru cara menyiram ibu Jin tadi.

“Cepat letakkan, kamu awasi di samping saja.” Lalu ibu Jin pun ingin merebut ketel dari tangannya.

Scarlett Jiang tersenyum tanpa daya dan berkata, “Ibu, aku tidak begitu lemah sampai menyiram bunga pun tidak bisa.”

Melihatnya bersikeras, ibu Jin pun membiarkannya.

“Baiklah.”

Scarlett Jiang mentiram bunga dalam diam dengan senyum sejuk di wajahnya. Bagitu cantiknya bahkan tak kalah dengan keindahan bunga mekar di taman itu.

Setelah selesai, ibu Jin dan Scarlett Jiang duduk di bangku batu di samping mereka.

Ibu Jin tersenyum lembut menatap bunga-bunga yang ia tanam dan berkata, “Sesudah teh bunga baru ini siap, kamu kirimkan pada ibu Fu mu juga. Dia sangat menyukainya.”

“Baik.” Scarlett Jiang mengangguk dan berkata, “Ibu pasti akan sangat senang, aku berterima kasih untuknya dulu.”

“Anak bodoh, tidak perlu berterima kasih.” Ibu Jin menoleh padanya dan tatapannya mendalam. “Kami Keluarga Jin lah yang seharusnya berterima kasih pada Keluarga Fu. Jika bukan karena bantuan mereka padamu dan Nesya, Keluarga Jin tidak akan punya menantu dan cucu perempuan yang baik ini.”

Mendengarnya, Scarlett Jiang pun menunduk dan tersenyum. “Aku juga sangat berterima kasih pada mereka.”

Kebaikan ini tak akan bisa ia balas dalam hidupnya, terutama pada Leon Fu.

“Ke depannya bisa sering minta mereka sekeluarga untuk main kemari. Kedua keluarga kita bisa saling interaksi lebih intens.”

Scarlett Jiang merasa segenap hatinya pun luluh. Ia memandang ibu Jin dengan lembut dan berkata, “Ibu, terima kasih.”

Ibu Jin benar-benar menyayanginya dengan pikiran seperti itu.

“Anak bodoh, kenapa berterima kasih lagi.” Ibu Jin menatapnya dengan berpura-pura marah.

“Aku mau.”, rayu Scarlett Jiang menyenangkan hatinya. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak ibu Jin dan menikmati keharmonisan ini.

Ibu Jin menepuk pelan tangannya sambil tersenyum lembut.

Theo Jin tiba di rumah dan tidak melihat sosok Scarlett Jiang, mengira terjadi sesuatu padanya. Tepat ketika ia ingin menelepon padanya, terlihat oleh sudut matanya bahwa Scarlett Jiang berjalan bersama ibunya dari taman belakang.

“Lett.” Theo Jin berjalan cepat menyambut mereka.

“Kamu sudah pulang?”, tanya Scarlett Jiang dengan kaget. Baru jam berapa kenapa ia sudah pulang kerja?

Theo Jin tidak menjawab, alih-alih ia bertanya “Bagaimana kondisimu?”

Scarlett Jiang tertegun dan menjawab, “Aku baik-baik saja.”

Melihatnya Theo Jin merasa lega setelah mendengar jawabannya, ia tak menahan senyumnya dan berkata, “Kamu terlalu gugup, aku sudah jauh merasa lebih baik.”

Ibu Jin pun tak tahan dan berkata dengan usil, “Ah dasar kamu gugup begitu, dia baru saja menemaniku menyirami bunga, badannya memang sudah membaik dari kemarin-kemarin.”

Theo Jin pun tahu bahwa ia terlalu gugup, namun itu hal wajar. Lagipula virus di dalam tubuh Lett belum sepenuhnya musnah dan dapat menyerang lagi setiap saat.

“Sebenarnya kamu tidak perlu pulang cepat untuk menemaniku, ayah dan ibu juga ada di rumah.”

Scarlett Jiang tidak ingin memengaruhi pekerjaannya.

“Tenanglah, aku akan mengurus Lett dengan baik. ”, ujar ibu Jin dengan senyum.

“Baik, aku mengerti.”

Theo Jin berbincang sebentar dengan ibu Jin, kemudian ia membawa Scarlett Jiang kembali ke kamarnya di lantai atas.

“Aku sudah tidak apa-apa, Theo. ”

Begitu masuk ke dalam kamar, Scarlett Jiang pun diminta untuk berbaring istirahat di atas ranjang.

“Kamu memang sudah lebih baik setelah minum obat, namun harus tetap memperhatikan istirahat. Jika kamu terlalu lelah maka daya resistensi pun akan melemah dan menjadi kambuh lagi.”

Bukanlah Theo Jin menakut-nakuti, melainkan itu imbauan khusus dari Kenneth Mo.

“Baiklah.” Scarlett Jiang pun taat dan berbaring.

Seketika sekeliling menjadi tenang. Theo Jin menutupinya dengan selimut lalu mengambil laptop dan duduk di sofa di sebelahnya.

Scarlett Jiang melihatnya dan berpikir, lalu dia bertanya, “Theo, apakah kamu ada kabar tentang Leon?”

Dia tahu bahwa Theo Jin meninggalkan Sheren He di Itali untuk teus menyelidiki tentang virus itu.

----“Lett, Jika kamu dapat menghubungi Leon, katakan ini padanya, suruhlah dia pulang, aku dan ayahnya kangen dengannya.”

Ini adalah perkataan ibu Jin tadi.

Leon Fu tidak bisa pulang adalah karenanya. Lalu Scarlett Jiang pun merasa bersalah setelah mendengar perkataan ibu Jin.

Theo Jin menoleh ke arahnya dan melihat dengan jelas wajah Scarlett Jiang.yang penuh dengan rasa bersalah.

Alisnya pun mengernyit tak tertahankan. Sejujurnya ia tidak senang dengan Scarlett Jiang yang selalu merasa bahwa dirinya berhutang pada Keluarga Fu.

Keluarga Fu memang benar telah membantunya di saat terpuruk. Namun setimpalnya, sekarang nyawa Scarlett Jiang yang terancam pun dikarenakan oleh Leon Jin.

“Aku tidak punya kabar tentangnya.”

Nadanya dingin menandakan ketidaksenangannya.

Scarlett Jiang menyadarinya dan bertanya, “Apakah kamu marah?”

“Tidak.”, jawab Theo Jin dengan singkat.

Scarlett Jiang pun bergumam, “Nadanya begitu tidak enak, masih bilang tidak marah.”

Tidak tahu apakah ia mendengarnya, Theo Jin berkata, “Leon Fu adalah orang dewasa, dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.”

Maksudnya supaya dia tidak selalu mengkhawatirkan Leon Fu.

“Bukannya aku ingin mengkhawatirkannya.” Scarlett Jiang menggerutu tidak senang, “Keluarga Fu sungguh sangat baik padaku dan Nesya. Leon Fu adalah anak laki-laki mereka satu-satunya.

Theo Jin terdiam.

Scarlett Jiang pun mendesah dan melanjutkan, “Aku tahu kamu tidak suka dengan Leon Fu, tetapi dia juga sedang berusaha untuk menebus kesalahannya.”

“Aku akan meminta Sheren He untuk memperhatikan kabarnya. Jika sudah mendapat kabar akan kuberitahu.”

Mendengar ini Scarlett Jiang langsung tersenyum lebar dan berkata, “Theo, kamu baik sekali.”

Selama dia bahagia, itu sudah cukup.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu