Innocent Kid - Bab 748 Orangmu?

“Siapkan mobil, undur jadwal malam ini, aku mau pergi ke JS Corp.” Leon berdiri didepan kaca sambil memberikan perintah dengan suara yang mendalam.

Asisten mendengarkan hal itu, dengan segera berkata: “CEO Fu, sekarang masih belum waktunya!”

Sekarang kilang anggur Fu’s Corp dan JS Corp sedang berada dalam hubungan yang canggung, jika secara gegabah terfoto oleh media ia memasuki JS Corp, maka sangat mungkin bisa mendatangkan kerepotan yang tidak perlu kepada perusahaan.

Mata dingin Leon menatap kesana, tekanan yang begitu besar membuat si asisten menelan ludah.

Dia berbicara sepatah demi sepatah: “Sekarang belum waktunya? Tunggu sampai dia selamanya tidak kembali ke sisi ku, pada saat itu lah waktu yang tepat?”

Tidak menunggu si asisten mengatakan apa-apa, Leon langsung membanting pintu dan pergi.

Tunggu ketika si asisten kembali sadar, dari awal bayangan Leon pun sudah menghilang.

JS Corp.

Leon mengenakan masker datang ke bagian resepsionis, menekan suaranya menjadi rendah dan bertanya: “2 hari ini apakah ada seorang wanita yang menggendong seorang anak kecil yang imut datang kemari?”

Nona resepsionis sedang membereskan daftar nama orang keluar masuk, sama sekali tidak memperhatikan orang yang ada di hadapannya.

Hanya dengan leluasa berkata: “Yang kamu maksud nyonya CEO bukan, seharusnya sudah dari tadi dia dan CEO membawa nona kecil bersama-sama pulang.”

Mendengarkan hal itu, Leon langsung mengepal tangannya dengan erat, membalikkan badan dan pergi.

Setelah Leon pergi, hati resepsionis ini pun tiba-tiba terkejut.

Pria tadi ini dia sama sekali tidak memperhatikannya siapa, malah membocorkan pergerakan CEO dan nyonya.

Semoga tidak menimbulkan pengaruh apa-apa.

10 menit kemudian.

Sebuah Ferrari berwarna merah dengan stabil berhenti di depan pintu kediaman Keluarga Jin.

Alis Leon mengerut, dengan nada bicara nya tersirat amarah ia berbicara pada satpam yang ada di depan pintu: “Suruh Theo keluar.”

Satpam melihat karisma Leon yang begitu besar , langsung menelepon ke pengurus rumah.

“Pengurus rumah, di depan pintu ada orang yang mencari tuan muda.”

“Baik, aku segera memberitahu tuan muda.”

Setelah menutup telepon, pengurus rumah langsung naik ke atas memberitahu keadaan ini pada Theo.

Saat ini Scarlett sudah tertidur, Theo perlahan menutup pintu kamar, berjalan ke depan jendela.

Melihat mobil Ferrari merah yang berhenti di depan pintu, pria yang didalam sedang dengan hati yang tidak sabar mengangkat mat melihat ke arahnya, amarah dalam matanya tidak tertutupi.

Theo menatapnya pun langsung menarik tirai jendela.

Saat menunggu ia keluar, Leon sudah turun dari mobil, dengan ekspresi wajah yang suram bersandar di pintu mobil.

Masih belum menunggu Theo berkata apa-apa, Leon pun langsung menjerit dengan keras berkata: “Theo, kamu ini orang rendah yang licik dan tidak tahu malu, Lett adalah istriku sekarang. Tak disangka kamu berani membawanya pergi secara diam-diam! Sudah mendapat persetujuan ku belum?!”

Saat mengatakan hal ini, urat di kening Leon menonjol, amarahnya perlahan semakin meningkat.

“He.”

Theo tersenyum , senyuman ini pun membuat punggung orang seketika terasa dingin.

Selangkah demi selangkah ia mendekati Leon, karismanya menyebar secara menyeluruh.

Leon secara jelas merasa tekanan yang ada di sekeliling perlahan meningkat, sedikit merasa sulit bernafas.

“Orang mu? Sejak kapan Lett menjadi orang mu? Hanya atas dasar budi kalian yang begitu sedikit itu kah? Kamu ini benar-benar mengira orang lain harus membalas budi mu karena sudah membantunya.”

Suara Theo dingin bagaikan danau dingin, terlebih nadanya penuh dengan rasa meremehkan.

Mata yang dalam menebarkan sinar yang dingin, secara lurus menatap pria yang ada dihadapannya

Teringat virus yang diderita Lett kemungkinan ialah dia yang melakukannya, Theo pun tidak sanggup mengontrol amarah nya sendiri.

Detik berikutnya, dia berjalan maju dengan langkah cepar, dengan 1 genggaman menarik kera baju Leon , “Leon, kamu tidak pantas menyukainya, aku tidak menyangka ternyata kamu bisa begitu licik hingga melakukan sesuatu pada Lett!”

Leon masih belum merespon, mendengar perkataan Theo, sedikit ragu dan bingung.

Tapi, dia juga bukanlah orang lemah yang bisa ditindas oleh siapapun, dengan tatapan yang sama dinginnya ia menatap Theo.

“Aku tidak tahu kamu sedang mengatakan apa, aku memperingatkan mu lebih baik kamu sungkan sedikit!”

“Kamu jangan berpura- pura, aku beritahu pada mu, untuk virus Lett aku sendiri mempunyai cara untuk membereskannya, kamu bersungguh-sungguh mengira aku tidak berani menyentuh mu kah?”

Setelah kata-kata amarah pria itu selesai, 1 kepalan menonjok ke wajah Leon.

Energi Theo sangat besar, Leon tidak bisa mengelak, terhuyung dan terjatuh kebawah, punggungnya tergesek di atas lantai, terasa rasa sakit menusuk yang bagaikan api membara.

Dia pun takut, perlahan mengerti maksud dari perkataan Theo.

Karena Theo sudah memastikan bahwa semua ini berhubungan dengannya, itu adalah virus yang dia berikan atau bukan, saat ini juga tidak ada keperluan untuk menjelaskannya lagi.

“Baguslah jika kamu tahu.”

Leon mengatakannya dengan leluasa, lalu ia pun menaikkan ujung bibirnya, dengan tak terkendali berkata: “Kamu harus berpikir dengan baik, sekarang virus Lett hanya aku yang bisa menyembuhkannya.”

Melihat nya mengakui hal tersebut, Theo pun mau melemparkan 1 tonjokan lagi.

Angin pukulan terdengar dan lewat di telinganya, saat ini Leon pun mnegelak, memiringkan kepala berhasil menghindar dari pukulan Theo yang mematikan itu.

Detik berikutnya, dengan tatapan yang suram ia menatap Theo.

Awalnya ia tidak berniat untuk bertindak, namun Theo sudah melakukannya sampai ke tahap ini, dia juga tidak perlu mengalah lagi.

Mengangkat kaki menendang ke arah kepala Theo, malah secara sigap di elak oleh Theo.

Kedua orang itu berkelahi untuk beberapa putaran, pada akhirnya wajahnya pun terluka dan memar.

Namun pada akhirnya Leon tetap saja tidak bisa mengalahkan Theo, saat ini berbaring di atas lantai, bernafas terengah-engah.

Theo melihatnya dari atas, menyimpan kembali pandangannya, lalu berkata pada orang berbaju hitam yang ada di samping.

“Lempar ke luar.”

Selesai mengatakan hal itu, ia mengelap darah di ujung mulutnya, berbalik badan lalu masuk ke dalam vila.

Pengurus rumah melihat secara langsung perkelahian kedua orang itu, tahu badan Theo pasti terdapat luka yang tidak kecil, ia pun segera memerintahkan bawahan untuk mengambil kotak obat.

Melihat pembantu datang mengambil kotak obat, Theo dengan tidak senang ingin menolak.

Namun pengurus rumah disamping dengan tulus berkata: “Luka ini jika dilihat oleh nyonya muda mungkin saja akan dipertanyakan, pada saat itu....”

Perkataan itu masih belum selesai, Theo langsung mengerutkan alis, memotong pembicaraannya.

“Cukup, oleskan obat.”

Pembantu melihat hal itu langsung maju, dengan ringan mengusap luka di wajah Theo.

Sebenarnya luka kecil ini sama sekali bukan apa-apa bagi Theo, jika bukan karena takut Scarlett akan khawatir, dia sama sekali tidak akan mengoleskan obat.

Leon yang saat ini seperti seekor anjing yang menyedihkan, dilempar ke luar pintu oleh pengawal kediaman Keluarga Jin.

Bekas darah bercampur debu di atas tanah menempel di wajahnya, kelihatannya sangat menyedihkan.

Dengan terhuyung bangkit dari atas tanah, Leon dengan penuh benci menatap ke arah Theo yang baru saja masuk kedalam, setelah itu barulah ia berbalik dan pergi.

Saat malam lebih larut, Scarlett yang terbangun dari tidurnya, sedang melihat ke asbes dan termenung.

Dia sama sekali tidak tahu tadi Leon datang mencari Theo, bahkan kedua orang itu berkelahi.

Pikirannya yang sedang berterbangan disadarkan kembali oleh suara pintu terbuka.

Dia mendengar suara itu lalu melihat kesana, meliahat Ace sedang berlari masuk dengan jinjit tak bersuara.

Melihat Scarlett sudah bangun, dia pun naik ke atas kasur, menggenggam tangan Scarlett, dengan khawatir bertanya: “Mommy, kamu masih menderita kah?”

Melihat kekhawatiran dalam mata Ace, Scarlett dengan penuh rasa syukur menggelengkan kepala.

Dengan suara ringan berkata, “Mommy tidak apa-apa.”

Setelah perkataan itu, tidak tahu Ace terpikirkan apa, ia langsung berbalik dan turun dari kasur, lalu berlari keluar.

Kira-kira setelah 5 menit berlalu, Ace datang membawakan segelas susu hangat dengan nafas terengah-engah.

Dibelakangnya pun diikuti 1 ekor kecil.

Setelah Nesya melihat Scarlett, langsung melompat ke atas kasur.

Dengan imut bersandar di dalam pelukan Scarlett, tidak berkata apa-apa.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu