Innocent Kid - Bab 784 Kembali Ke Negara

Ekspresinya sulit untuk dijelaskan, Scarlett hanya tersenyum.

Melihat senyuman di wajah Scarlett membuat hati Theo merasa lebih nyaman.

Ibu Jin berpesan agar membawa Scarlett kembali, apalagi satu keluarga memang harus bersama.

Tetapi Theo hanya mengiyakan untuk sepihak saja.

Setelah berbincang sesaat dengan keluarganya Theo pun menutup teleponnya.

“Scarlett, bisakah kamu pulang denganku?”

Theo sendiri juga tidak tahu dia akan berpikir seperti apa, juga tidak ingin memaksa hal yang tidak ia sukai.

Scarlett yang berpikir sejenak itu, merasa seperti tidak ada yang penting dari Perancis ini maka dia pun mengiyakannya.

Melihat dia yang mengiyakan ini membuat Theo merasa bahagia dan membawa dia kedalam dekapannya.

Seketika Scarlett yang berada di udara ini membuat dirinya seketika melingkarkan kedua tangannya di leher Theo.

Kedua anak yang bahagia ini dengan bahagianya bertepuk tangan.

Setelah memutarkan Scarlett, akhirnya Theo pun menurunkan Scarlett dan terlihat jelas kebahagiaan di matanya ini.

Scarlett yang melihat matanya itu wajahnya memerah ketika turun dari kasur.

Pria ini suka sekali tiba-tiba seperti ini.

Tetapi hatinya merasa semua ini sangat manis.

Ketika lebih malam sedikit lagi, Theo segera memesan tiket dirinya takut jika Scarlett berubah pikiran.

Dini hari, Nesya masih belum bangun dari tidurnya dan Theo telah mengendongnya ke bandara.

Setelah melewati perjalanan panjang, beberapa orang ini telah mendarat.

Oscar yang membawa Devina bertemu dengan keempat orang ini, setelah berpelukan dengan mereka kemudian kembali ke kediaman Jin.

Ibu Jin yang sudah lama tidak bertemu dengan cucunya itu merasa sangat bahagia.

Bahkan dia tidak menyapa orang dewasa ini lalu memeluka kedua bocah ini.

Theo tidak merasa heran, karena semua ini adalah keturunannya sendiri, kalimat ini karena dirinya adalah seorang orang tua.

Dulu saja sering memohonnya, jadi ketika sudah lama tidak bertemu pasti sangat merindukannya.

Ayah Jin tersenyum kepada kedua orang ini dan berkata dengan hangatnya : “Sudah pulang.”

Scarlett segera menyapa lalu mengikuti Oscar untuk masuk ke dalam rumah.

Disini, ibu Jin terus saja berkata.

“Ace, cucuku yang manis sini nenek lihat sudah seberapa tinggi kamu, astaga berat sekali nenek sudah tidak mampu mengendongmu.”

“Neysa, astaga cucuku yang manis.”

Ibu Jin memperhatikan kedua cucunya dari kepala hingga kaki, terlihat penuh dengan kasih sayang.

Kedua kesayangan ini begitu manis, pertanyaan apapun dijawab dengan benar, membuat ibu Jin tidak bisa melepaskannya.

Setelah ketiga orang ini saling menyiumi, ibu Jin membawa mereka untuk duduk di sofa.

Ibu Jin memutarkan matanya kesekeliling dan berkata : “Sungguh baik, sekeluarga bisa berkumpul bersama dan sekarang di perut Devina ada seorang bayi yang akan keluar lagi.”

Sekeluarga yang mendengar ini tersenyum, bahkan Devina yang mendengarkan ini ikut memegang perutnya dan merasa sangat bahagia.

Nesya dengan penasarannya bertanya dengan Devina : “Bibi, Nesya dengar dari mommy jika diperut bibi ada seorang bayi, dan aku akan menjadi seorang kakak, tetapi kenapa bayi itu berada di dalam perutnya bibi? Apakah disana ada makanan yang enak, bayi tersebut bisa makan atau tidak?”

Bibir mungil yang berkata itu, membuat seisi keluarga Jin tertawa.

Devina yang tersenyum menganggukkan kepalanya, “Tentu saja, bayi ini membutuhkan nutrisi agar bisa bertumbuh, yang terpenting bibi bisa makan maka nutrisi dia akan terpenuhi, Nesya apakah kamu ingin berbicara dengan bayi ini?”

Mata Nesya seketika berbinar dan berkata : “Aku ingin, tetapi dimanakah bayi tersebut?”

Setelah itu dia melihat ke sekeliling dengan gaya yang begitu mengemaskan.

Dengan gaya yang seperti itu membuat beberapa orang ini tersenyum tanpa berkata.

Devina melambaikan tangannya, dan Nesya berlari ke arahnya, Devina membawa tangan kecil itu untuk menyentuh perutnya, dan berkata dengan lembut : “Bayinya berada disini, kamu dapat berbicara dengannya.”

Nesya dengan penasaran, lalu mengelus bagian itu dan bertanya : “Mengapa bayi ini tinggal di tempat yang kecil ini?”

“Karena dia masih sebuah bayi, ketika dia sudah besar dia akan keluar dan tinggal dirumah ini bersama Nesya.” Devina menjelaskan dengan sabar.

Nesya yang terlihat mengerti dan tidak mengerti itu malah menyentuh perutnya Devina dan berkata.

“Bayi kecil, kamu harus segera tumbuh besar setelah itu kakak akan mengajak kamu bermain.”

Mereka semua tersenyum dengan perkataan anak kecil ini.

Setelah itu, ketika kembali mengingat pernikahannya Oscar.

Theo yang sambil meletakkan barang itu berkata : “Bagaimana persiapan pernikahanmu?”

“Mungkin di undur atau lebih cepat, karena Devina yang seperti ini banyak hal yang tidak begitu nyaman, dan sekarang dia sering merasa lelah jika mengadakan pesta lagi akan melelahkan dia, aku tidak ingin jika Devinaku ini merasa lelah.”

Oscar memegang pundaknya Devina dan berkata.

Mendapatkan perhatian dari Oscar ini Devina bahkan mempermalukan dia dan berkata.

“Aku tidak capek, mungkin kamu saja yang punya maksud tersembunyi.”

Oscar hanya tersenyum : “Devina, kamu jangan membuat aku malu, aku ini juga memikirkan kamu.”

Perkataannya itu malah mendapatkan cemooh dari orang lain, ibu Jin dengan khawatir berkata : “Devina, apakah kamu serius?”

Pernikahan memang sebuah hal yang melelahkan, tetapi anggota di keluarga mereka begitu banyak, hal yang dibutuhkan oleh Devina pasti akan dipersiapkannya.

Dirinya hanya perlu memperlihatkan wajahnya di pernikahan.

Karena mengetahui ibu Jin yang khawatir itu Devina tersenyum dan berkata : “Ma, aku tidak-apa dan pasti bisa.”

Tetapi Oscar disini malah merasa panik lalu menarik tangannya Devina : “Tetapi dengan perut besar ini, jika kamu membawa seorang janin akan terasa lelah.”

Oscar memang menginginkan kesempurnaan, karena pernikahan ini sekali seumur hidup, dirinya ingin penuh dengan keindahan, dirinya tidak ingin ada sebuah kekurangan.

Scarlett yang berpikir itu berkata : “Dengan perut besar itu memang sedikit tidak nyaman...”

“Benarkan, memang kakak ipar yang mengerti aku.”

Dengan susah payah mendapatkan dukungan dari orang lain, Oscar dengan segera mengisyaratkannya.

Melihat tatapan mata dari Oscar, Scarlett seperti ini tersenyum dan menangis : “Aku belum selesai berkata tetapi jika Devina tidak memperdulikan hal ini maka tidak akan ada masalah.”

“Aku tidak peduli, sebenarnya aku merasa hal ini lebih berarti, agar anak ini bisa melihat pernikahannya kami dan pada saat itu aku dapat berkata dengannya, jika dia juga menghadiri acara pernikahan orang tuanya.”

Devina dengan bahagia memegang perutnya itu.

“Baik hal ini juga baik.” Semua orang menyetujui hal ini.

Mendengar semua suara ini, membuat suara orang terasa mengecil.

Tetapi dirinya belum menyerah dan berkata : “Kalian seharusnya mendengarkan pendapat dari semua orang, aku ini mempelai prianya.”

Mendengar perkataannya ibu jin berkata : “Baiklah, coba kamu katakan aku akan menghargaimu.”

Dengan wajah pernuh kesenyuman dan ancaman dari wajahnya, membuat pungguh Oscar terasa dingin.

Dirinya tahu, setiap kali ibu Jin tersenyum seperti itu maka akan sangat...

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu