Innocent Kid - Bab 614 Ini Adalah Orang yang Aku Cintai

Scarlett Jiang memijat pelipisnya sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

“Aku tidak tahu.”

Dia lalu memejamkan matanya dengan perasaan sakit, ingatannya yang sekarang sangat kacau.

Melihat reaksi Theo Jin, gambaran yang dilihatnya tadi itu seharusnya benar.

Tetapi dirinya sama sekali tidak bisa mengingat Theo Jin dan Ace.

Dia hanya melihat gambaran itu di benaknya, tetapi semuanya sangat buram, dirinya sama sekali tidak bisa membedakan siapa mereka.

Hati Theo Jin merasa sangat sakit dan tertekan ketika melihat sosok Scarlett Jiang yang tampak menderita itu.

Dia kemudian menjulurkan tangannya dan merangkul wanita itu masuk ke dalam pelukkannya, lalu menghibur wanita itu dengan suara yang lembut: “Sudah, tidak apa-apa, kita tidak perlu memikirkannya lagi, lupakan saja, tidak apa-apa kalau kamu tidak bisa mengingatnya, aku hanya ingin kamu baik-baik saja.”

“Mommy, aku takut sekali.”

Disaat itu, gadis kecil itu merangkak naik ke atas tempat tidur sambil terisak, tangannya menggenggam ujung pakaian Scarlett Jiang dengan erat.

Melihat sosok gadis kecil yang dibanjiri air mata itu, Scarlett Jiang lalu mengelus rambut Nesya dengan pelan sambil berbisik, “Nesya jangan takut, mommt tidak apa-apa.”

Ace juga berjalan mendekat dengan mata yang berkaca-kaca, si kecil itu juga memandangi Scarlett Jiang dengan wajah penuh kekhawatiran.

Melihat pemandangan itu, Theo Jin langsung memeluk tiga orang itu diwaktu yang bersamaan, dan seperti itulah, mereka berempat berpelukkan dalam diam sebagai satu keluarga.

Beberapa menit kemudian, Scarlett Jiang melepaskan dirinya dari pelukkan Theo Jin dan sewaktu dirinya melihat kemeja yang dikenakannya, dia menyadari bahwa pakaian yang dikenakannya itu sudah berganti, dia lalu menatap Theo Jin dengan pandangan bingung.

Theo Jin tahu apa yang sedang dipikirkan wanita itu, dia lalu berkata dengan datar: “Devina lah yang menggantikan pakaianmu, bukan aku.”

Dengan sedikit perasaan bersalah, Scarlett Jiang berkata: “Aku sudah merepotkanmu hari ini, sudah waktunya untuk aku dan Nesya pulang.”

Scarlett Jiang sudah ingin berdiri sewaktu dirinya bicara, tetapi kepalanya yang masih terasa pusing itu membuat dirinya kembali terduduk ke atas tempat tidur itu.

Theo Jin langsung memegangi Scarlett Jiang dengan erat sambil berkata dengan cemas: “Sudah, kamu tidak perlu memaksakan dirimu, aku akan memanggil Devina untuk mengecek keadaanmu.”

Theo Jin langsung memanggil Devina Song masuk setelah menyelesaikan kalimatnya.

Setelah beberapa saat, Devina Song barulah menghela sebuah napas lega.

“Kak Scarlett sudah tidak apa-apa lagi sekarang, dia hanya sedikit terkejut tadi, dia hanya perlu istirahat dengan baik malam ini dan semuanya akan baik-baik saja.”

Setelah mendengar kabar bahwa Scarlett Jiang tidak apa-apa, barulah seluruh orang di dalam kamar itu bisa bernapas dengan lega.

Di saat itu, Theo Jin membuka mulutnya dengan tepat waktu: “Karena tidak ada apa-apa, kamu tinggal disini saja, Leon Fu tadi sudah kembali duluan, aku juga tidak tenang kalau harus membiarkan kalian berdua pulang seperti ini.”

Gadis kecil itu menatap Scarlett Jiang untuk menanyakan pendapat wanita itu, dia tentu saja merasa senang kalau bisa tinggal di tempat kakaknya itu, tetapi dirinya masih harus mendengar pendapat mommy-nya.

Setelah merapikan pakaiannya, Scarlett Jiang masih berkata, “Akan lebih baik kalau aku pulang, orang-orang akan memikirkan hal yang tidak-tidak kalau aku tinggal disini, terima kasih atas tawaran Tuan Jin.”

Disaat itu, hp Scarlett Jiang kebetulan berbunyi, Theo Jin mengintip nama yang tertera di atas layar itu.

Leon Fu.

Pria itu selalu muncul di saat yang “tepat”, Theo Jin lalu mengepalkan tangannya dengan erat.

Scarlett Jiang menutup teleponnya setelah mengatakan beberapa kalimat kepada pria di balik telepon itu.

Setelah itu, Scarlett Jiang berjalan ke luar kamar itu untuk menunggu Leon Fu sambil berpapah kepada Devina Song.

Tidak sampai sepuluh menit, Leon Fu sudah sampai disana.

Melihat wajah Scarlett Jiang yang sangat pucat itu, dia langsung menggendong istrinya itu.

Scarlett Jiang awalnya ingin menolak perilaku suaminya itu, tetapi Leon Fu sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk dirinya memberontak.

Leon Fu kemudian berkata kepada Theo Jin dengan nada yang dingin: “Tuan Jin, untuk kedepannya, saya harap anda bisa jauh-jauh dari istri saya, saya tidak ingin melihat Scarlett terluka lagi! Dia adalah orang yang saya cintai, saya harap anda bisa jaga diri anda dengan baik.”

Sebagai seorang yang memiliki temperamen yang tinggi, bagaimana mungkin Oscar Jin bisa menerima provokasi dari Leon Fu itu? Disaat itu dirinya langsung maju dan menjawab Leon Fu, “Apa maksud perkataanmu?”

Tetapi Theo Jin langsung menahan Oscar Jin, dan sambil tertawa datar, dia menatap Leon Fu sambil berkata: “Nikmatilah dengan baik kebahagiaan yang kamu curi ini, aku pasti akan membuat Scarlett mengingat semuanya.”

Leon Fu dibuat marah sampai tidak bisa berkata-kata, pria itu kemudian hanya bisa menggendong Scarlett Jiang pergi dari sana.

Theo Jin benar-benar ingin mematahkan tangan Leon Fu ketika melihat kelakuannya itu.

Tetapi dirinya tahu bahwa dia tidak bisa melakukan hal seperti itu sekarang.

Dia yang sekarang hanya bisa melihat pria itu membawa pergi pasangan ibu dan anak itu dengan hati yang berat.

Gadis kecil itu lalu melambaikan tangannya kepada mereka melalui jendela mobil itu, dengan bibir yang dimajukkan tinggi, wajah gadis kecil itu juga terlihat masam dan tidak rela.

Ace melambaikan tangannya dengan sangat kuat, si kecil itu berharap agar Nesya bisa melihatnya.

Ace menatapi jalan itu dengan wajah yang sedih dan kecewa, hari itu jelas-jelas merupakan hari yang membahagiakan……

Hati Theo Jin yang berdiri di samping si kecil itu juga terasa berat, semuanya pasti akan berakhir seperti ini……

Wanita itu jelas-jelas adalah kekasihnya, tetapi dirinya hanya bisa melihat wanita itu pergi darinya lagi dan lagi.

Apa sebenarnya yang harus dilakukannya agar wanita itu bisa menetap disisinya?!

Dia benar-benar sudah muak dengan hari-hari seperti ini!

Dia mengepal tangannya dengan sangat kuat sampai urat hijau di lengannya itu pun nampak dengan jelas di waktu itu.

Melihat kakaknya yang sedang menutup mulutnya dengan sangat rapat itu, Oscar Jin maju dan menepuk pundak kakaknya itu.

“Sudah, bagaimana kalau kita minum?”

“Iya.”

Suara berat keluar dari dalam mulut Theo Jin, tubuhnya ditutupi dengan aura kelam.

Siapapun bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Theo Jin detik itu.

Melihat kondisi itu, Devina Song meraih tangan Ace dan menuntun anak itu kembali ke dalam kamar.

Malam itu adalah sebuah malam yang sangat berat bagi pasangan ayah dan anak itu.

Oscar Jin mengambil sebotol anggur dari dalam lemari anggur, lalu berjalan ke pekarangan rumput di luar dan duduk.

Theo Jin menerima gelas anggur yang diberikan oleh Oscar Jin itu dan langsung meminumnya sampai habis.

Anggur yang kuat itu langsung memberikan sensasi panas setelah masuk ke dalam perutnya.

Theo Jin mengerutkan alisnya, dirinya tahu bahwa meminum anggur seperti itu akan membahayakan Kesehatan perut dan limpanya, tetapi sekarang dia hanya ingin melupakan semuanya dengan perasaan itu.

Melihat Theo Jin meneguk anggurnya tanpa mempedulikan tubuhnya seperti itu, Oscar Jin langsung merebut gelas yang dipegang oleh pria itu sambil membujuknya: “Kak, aku tahu kakak sedang sedih, tapi kakak juga harus menjaga tubuh kakak.”

Ingatan kakak ipar sudah perlahan-lahan kembali sekarang, aku yakin bahwa dia pasti akan mengingat kakak, dan sekarang bukanlah saatnya untuk terburu-buru, dulu, sewaktu kakak mengejar kakak ipar, bukankah kakak juga harus melewati banyak kesulitan?

Itu semuapun bisa kakak lalui, terlebih, kakak ipar sudah tidak menolak kakak lagi sekarang, menurutku itu sudah lebih dari cukup, kak, kita beri kakak ipar waktu sedikit lagi, ya?”

Theo Jin tertawa pahit setelah mendengar perkataan adiknya itu, dia lalu mengangkat gelasnya.

Anggur di dalam gelasnya itu terlihat sangat jernih dibawah cahaya sinar bulan.

“Kamu lihat, bukankah gelas ini terlihat sangat sempurna? Tetapi……”

Selesai berbicara, Theo Jin melepaskan genggamannya.

Gelas itu jatuh dan pecah, Theo Jin melihat pecahan kaca di atas lantai itu dengan pandangan mata yang terlihat kesepian sambil berkata: “Hatiku sama seperti pecahan-pecahan kaca ini setiap kali diriku melihat dia sekali demi sekali pergi di depan hadapanku, tidak bisa disatukan kembali, apa kamu bisa merasakan perasaan semacam ini?

Oscar Jin tidak tahu harus bagaimana menghibur Theo Jin ketika melihat ekspresi sedih di atas wajah pria itu.

Perasaan adalah hal yang paling menyiksa orang di dunia ini.

Mereka berdua baru kembali ke kamar masing-masing setelah mengobrol untuk beberapa saat disana.

Theo Jin tidak bisa tidur dengan tenang meskipun sudah lama berbaring di atas tempat tidurnya.

Memikirkan kembali ucapan Scarlett Jiang hari ini, yang diingat oleh wanita itu pasti bagian dari ingatannya yang paling menyakitkan.

Hal yang seharusnya sudah dilupakan itu justru harus diingat kembali.

Hal itu tidak berbeda dengan merobek kembali luka lama wanita itu dan menaburkan garam diatasnya.

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu