Innocent Kid - Bab 725 Mari Kita Berbicara

Karena masalah kemarin sulit dihindari dan membuat hatinya terasa kacau, tetapi dia tidak mengungkitnya sama sekali.

Scarlett Jiang tersenyum dan perlahan-lahan membangkitkan tubuhnya dan bertanya: “Kalian sudah lama datangnya?”

Dia tidak melihat waktu dan juga tidak tahu sekarang sudah pukul berapa.

Jika tadi mereka terus menunggu di sini maka tidak di pungkiri hatinya akan merasa sedikit sungkan.

Leon Fu menggelengkan kepalanya, “Baru saja tiba, awalnya ingin membiarkanmu tidur, tetapi Nesya jusru tidak hati-hati dan menjatuhkan gelas kaca...”

Gadis kecil yang namanya di sebut seperti seorang anak kecil yang bersalah yang sedang menundukkan kepalanya untuk menunggu kritikan.

Scarlett Jiang tersenyum, dengan tangan rampingnya mengelus-ngelus kepala Nesya.

“Anak kecil, siapa yang tidak melakukan sebuah kesalahan.”

Ketika mendengar perkataan tersebut, Leon Fu tidak berkata apa-apa dan segera mengambil pecahan kaca yang jatuh di lantai.

Setelah merapikannya semua ini, Leon Fu dengan tenangnya duduk di pojokan sambil melihat Scarlett Jiang dan Nesya.

Nesya memegang jari Scarlett Jiang yang ramping dan dengan polosnya dia berkata: “Mommy, kapan kita akan ke rumah daddy, aku sudah merindukan kakak.”

Mendengar perkataannya, hati Scarlett Jiang berasa sedikit bersalah sambil merasakan bibirnya, sambil melihat ke arah Leon Fu yang sedang duduk di sebelahnya.

Tetapi tidak ada perubahan ekspresi di wajahnya seolah-olah seperti tidak mendengarkan apapun.

Meskipun pernikahan mereka sudah dibatalkan tetapi dia masih tidak ingin menyakiti hati Leon Fu, apalagi dia begitu tulus kepada Nesya.

Sedang bersiap-siap untuk mengubah topik pembicaraan, Leon Fu yang terdiam disana akhirnya membuka mulut, “Apakah beberapa hari ini sudah membaik?”

Ketika Nesya mengungkit nama Theo Jin, dalam benaknya dia sedikit membencinya dan hatinya juga merasa tidak nyaman.

Dirinya tidak ingin jika Nesya dan dia kembali melanjutkan topik ini.

Melihat dia yang tidak bertanya tentang pertanyaan Nesya, hati Scarlett Jiang pun juga merasa lega.

Sambil mengangkat pandangan ke arah Leon Fu, “Setelah dua hari kemudian sudah bisa keluar dari rumah sakit, hanya ada sedikit peradangan saja.”

Leon Fu sedikit mengangguk kepalanya menandakan dia tahu.

Tetapi wajah yang tampan itu tidak dapat menyembunyikan kesuraman yang ada.

Scarlett Jiang bahkan tidak menyadari ada yang salah terhadap dirinya, dengan semangatnya Nesya berbicara dan fokusnya hanya kepada Nesya saja.

Melihat kedua ibu dan anak yang berbicara dengan bahagianya, Leon Fu kembali mengingat kejadian kemarin malam, seketika ada sebuah perasaan tak nyaman di dalam hatinya.

Kemudian dia membangkitkan tubuhnya dan berkata: “Aku masih ada urusan, aku balik duluan.”

“Ya.”

Scarlett Jiang menjawabnya lalu berkata, “Hati-hati di jalan.”

Leon Fu menganggukan kepalanya karena perhatiannya iu membuat dirinya tanpa sadar menaikan sudut bibirnya.

Seketika dia mengingat untuk menarik tangannya Nesya dan membawanya pulang, tetapi tidak disangka Nesya menghindarinya : “Aku tidak ingin ikut pulang dengan Daddy.”

Kemudian sambil menolehkan kepalanya ke arah Scarlett dan berkata: “Mommy, kapan kita akan ke tempat Daddy?”

Ada dua makan ‘Daddy’ di dalam ini, hati Leon sungguh merasa sangat tidak nyaman.

Nesya mengedipkan kedua matanya, dengan kedua bola mata hitam yang berkaca-kaca.

Scarlett Jiang yang mendengarkan ini senyumannya terlihat sangat kaku kaku, dan tersenyum dengan canggung juga tidak menjawabnya.

“Jika kamu ingin pergi, aku akan mengantarkanmu nanti.” Leon Fu menjawabnya.

Dia tidak bisa seperti Theo Jin, memberikan Scarlett dan Neysa sebuah sandaran, dia harus memberikan mereka sebuah kebebasan.

Karena hubungan di antara mereka sudah terlalu aneh, jika ada terjadi kesalah pahaman lagi maka semua ini seperti menjadi masalah bagi dirinya sendiri.

“Tidak perlu, aku akan meminta Theo Jin untuk menjemputnya, tidak perlu merepotkanmu untuk kesana.”

Setelah itu Scarlett Jiang dengan berkata dengan pelannya di wajahnya masih terlihat sedikit pucat.

Leon Fu yang mendengarkan ini hanya bisa mengerutkan alisnya kemudian menatap wajahnya dengan perasaan yang sakit.

Tetapi Scarlett Jiang tidak begitu memperhatikannya sambil mengeluarkan telepon genggamnya untuk menghubungi Theo Jin.

Beberapa saat kemudian telepon tersambungkan, Leon Fu hanya bisa mengepalkan tangannya saja.

Pada saat Scarlett Jiang membuka bibirnya seseorang yang terdiam disana melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar.

Tidak ada orang yang memperhatikan wajah suramnya itu, Catherina yang bersembunyi memperhatikan dari tempat yang gelap dan sedikit tersenyum, sekarang ini adalah kesempatan yang bagus.

“Kenapa? Apakah tidak enak badan?”

Suara yang serak Theo Jin terdengar di telinga, bahkan beberapa pertanyaan yang dia lontarkan.

Karena takut jika dia beranggapan dirinya terjadi sesautu, Scarlett Jiang dengan segera berkata, “Tidak, Nesya datang ke tempatku, dia ingin bermain ditempat, kamu jemputlah dia.

Mendengar perkataan, terdengar sebuah jawab “Ya”, setelah terdengar suara yang cukup berisik.

Melihat layar ponselnya yang sudah mengelap Scarlett Jiang hanya tersebut tidak berdaya tersenyum.

Pada saat ini Nesya sudah melepaskan sepatunya kemudian beranjak ke tempat tidur Scarlett dan masuk ke dalam selimutnya.

“Mommy, kenapa kamu dan daddy tidak tinggal bersama?”

Nesya sedikit memiringkan kepalanya dan kedua mata besarnya fokus melihat ke arah Scarlett Jiang.

Mendengarkannya ini, Scarlett Jiang yang sedang memegang ponselnya itu tidak mampu berkata apapun.

“Karena Mommy sedang sakit, daddy sekarang juga lagi sakit, akan sangat merepotkan jika kedua orang sakit bersama dan terlebih lagi daddy juga memiliki urusannya sendiri.”

Dengan sembarangan dia mencari sebuah alasan untuk mengelabuhinya.

Dia tahu ada beberapa hal yang dia tidak ingin anaknya menerima terlalu banyak karena hal ini bisa saja menghilangkan kelembutannya mereka.

Setelah mendengar perkataan Scarlett Jiang, Nesya hanya berkata “Oh”, dan tidak bertanya lagi.

Setelah Leon Fu meninggalkan kamar pasien lalu menuju ke lift, dirinya merasa ada pandangan yang melihat ke arahnya dari arah belakang, lalu dia mempercepat langkahnya.

Dari belakangnya Catherina juga ikut mempercepat langkahnya tetapi tetap menjaga jarak dengannya.

Berjalan sampai keujung koridor, Leon Fu tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Tatapan matanya yang dalam dan dengan suara yang sangat dingin.

“Keluar.”

Mendengar suara ini Catherina sedikit terkejut, tidak terpikir olehnya jika Leon Fu menyadari keberadaannya, kelihatannya memang dia juga mahir dalam urusan ini.

Melihat tidak ada tempat persembunyian lagi, perlahan-lahan dia mulai berjalan keluar sambil menaikkan sudut di bibirnya.

Dengan antusias dan murah hati Catherina berbicara, “Halo tuan Fu.”

Pandangannya terlihat sangat dalam.

Leon Fu mengerutkan alisnya sambil bersandar di dinding, dengan suara yang tidak lembut juga tidak kasar dia bertanya, “Kenapa kamu mengikutiku?”

Menghadapi pertanyaannya, Catherina tersenyum sejenak dengan seragam perawat ini memperlihatkan tubuhnya

Ditambah dengan warna kulitnya yang putih juga nadanya yang sangat tidak formal, “Tuan Fu, jangan berkata jika aku sedang mengikutimu, rumah sakit ini begitu besar dan aku ingin menuju ke bawah, semua ini hanya kebetulan saja untuk kita bertemu. Jika kamu beranggapan aku mengikutimu, apakah mungkin kamu terlihat tertarik kepadaku?”

Perkataan yang terucap itu membuat Leon mengerutkan dahinya.

“Aku tidak ingin bertele-tele untuk meladenimu, jika tidak ada urusan aku akan pergi.”

Melihat Leon Fu yang membuka pintu lift, tiba-tiba Catherina berkata, “Mari kita berbicara.”

Perkataan yang keluar ini membuat Leon Fu tertarik dan menyimpan kembali kakinya yang sudah keluar itu.

“Apa yang perlu kita bicarakan?”

Tetapi dia tidak mengenali wanita yang berada di depannya ini, mungkin saja dia ingin membicarakan kondisi kesehatannya Scarlett Jiang.

Jadi...

Seketika ada firasat yang tidak enak muncul di dalam benaknya.

“Levita Zi, sepertinya aku tidak perlu berkata terlalu banyak.”

Setelah menyebutkan nama Levita Zi, tangan Catherina berada di dadanya, tatapannya tertuju ke Leon Fu lalu seluruh ekspresinya terpancar dari sudut matanya.

Mendengar seseorang yang berhubungan dengan Levita Zi, Leon Fu mengerutkan dahinya dengan erat.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu