Innocent Kid - Bab 708 Tidak Dapat Membayangkan Konsekuensinya

Keesokan harinya di Kota Bei.

Oscar Jin sedang duduk di sofa sambil menghubungi nomor pribadi Theo Jin. Namun beberapa kali Oscar Jin menelepon, tidak ada yang menjawabnya. Lama-lama Oscar Jin pun menjadi cemas.

Oscar Jin pun tidak memiliki pilihan lain dan menghubungi Alex Gu.

Pada saat ini, Alex Gu masih berada di dalam perusahaan. Dia pun menjadi bingung begitu melihat Oscar Jin sedang menghubunginya.

Alex Gu mengangkat panggilannya, namun sebelum dia dapat membuka suaranya, Oscar Jin yang berada di ujung sana dengan terburu-buru berkata, “Alex, mengapa aku tidak dapat menghubungi ponsel kakakku? Jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi padanya, kan?”

Selama beberapa hari ini, Oscar Jin selalu tidak mendapatkan kabar dari Theo Jin, jadi tidak heran jika Oscar Jin menjadi cemas.

Alex Gu ragu-ragu sejenak, lalu beberapa detik dia berkata, “Tuan muda sekarang menggunakan nomor telepon yang lain. Tunggu sebentar, aku akan mengirimkannya ke tuan muda kedua.”

Oscar Jin segera membalas, “Baiklah. Terima kasih.”

Setelah teleponnya dimatikan, Alex Gu mengirimkan sebuah nomor telepon kemari.

Oscar Li segera menghubungi nomor itu. Kali ini, nomor teleponnya dapat disambungkan.

“Halo?”

Dari ujung sana tersalur suara rendah Theo Jin. Kebetulan pada saat ini ada suster yang masuk untuk memberinya infus.

Meskipun Theo Jin memiliki fisik badan yang lumayan, namun dia telah meremehkan kekuatan peluru Buckland.

Bagian luaran peluru telah sedikit diracuni oleh Buckand. Meskipun itu tidak mengancam nyawa, tapi itu juga alasan mengapa Theo Jin harus menginap selama dua hari di rumah sakit.

Namun, Oscar Jin masih tidak mengetahui kondisi Theo Jin. Begitu melihat ibu Jin yang menatap cemas di sebelah, Oscar Jin langsung berkata, “Kak, aku ingin mengatakan suatu masalah denganmu. Semenjak Ace pulang dari Prancis, dia menjadi tidak sebahagia biasanya. Awal-awalnya dia masih bisa berbicara dengan ibu mereka, namun sekarang, dia bahkan mengabaikan aku dan Devina.”

“Sekarang satu-satunya orang yang dapat menyelesaikan masalah ini adalah kamu dan kakak ipar. Jika kamu ada waktu, tolong segera pulang dan melihat Ace. Jika semakin lama ditunda, maka kondisi Ace kemungkinan akan semakin memburuk. Aku sungguh sangat cemas,” kata Oscar Jin.

Setelah selesai mengatakannya, suasana pun menjadi hening.

Theo Jin pun mengernyit. Dirinya sekarang sudah disibukkan dengan masalah Levita Zi dan Buckland. Jadi dia bagaimana mungkin memiliki waktu untuk pulang kembali melihat Ace, bukan?”

Selain itu, bahkan jika Theo Jin yang tidak memprovokasi Buckland, Buckland juga pasti akan menyerang. Saat itu tiba, masalah akan berada dimana-mana dan akan menjadi sulit untuk ditangani.

Melihat Theo Jin terdiam, Oscar Jin pun memiliki firasat bahwa Theo Jin kemungkinan besar tidak dapat pulang kembali.

Beberapa saat kemudian, Theo Jin menghela napasnya dan berkata, “Aku memiliki masalah yang merepotkan di sini. Jika aku pulang, aku tidak dapat membayangkan konsekuensinya. Mengenai Ace, kamu biarkan James Shen untuk sering melihatnya dan usahain suasana hatinya dapat tenang. Aku akan segera pulang kembali.”

Ibu Jin pun bangkit berdiri dan segera mereka ponsel dari genggaman Oscar Jin.

Ibu jin yang marah berkata, “Theo Jin, aku sudah bertahun-tahun membesarkanmu. Jika ada sesuatu yang terjadi padamu, ayahmu pasti tidak akan mempedulikan apa-apa dan pergi menjagamu. Sekarang Ace tidak makan dan tidur karena masalahmu dan Lett. Dia sekarang sudah mengurus banyak. Jika ini terus dibiarkan, tidak akan bagus, bukan?”

“Kita semua sedang mencemaskannya. Kamu masih enak, bisa mengutamakan pekerjaan dan menyampingkan putramu! Dalam Sebagian besar hidupku, aku jarang sekali marah, aku bahwa tidak pernah sekalipun memarahkanmu. Sebelumnya aku selalu mengira bahwa kamu sempurna dalam segala hal!” Ibu Jin yang marah segera mematikan ponselnya. Dia pun kembali duduk di sofa dengan napas terengah-engah. Hatinya pun terasa cemas sekaligus marah.

Ibu Ji telah meletakkan semua harapannya pada Theo Jin. Namun dia tidak menyangka bahwa balasan yang dia dapatkan dari Theo Jin adalah pekerjaannya sibuk dan tidak ada waktu untuk pulang.

Ace adalah cucu ibu Jin, jadi Ace tentu merupakan keberadaan penting bagi ibu Jin.

Sekarang Ace mengurung dirinya dan tidak ingin berbicara dengan dirinya. Theo Jin sebagai daddy-nya malah lebih mengutamakan pekerjaan dibanding putranya.

Bagaimana ibu Jin tidak marah, bukan?

Ayah Jin menjadi sakit hati begitu melihat ibu Jin marah.

Ayah Jin menepuk punggung ibu Jin sambil menghiburnya. “Kamu tidak perlu marah dengan Theo. Wajar jika dia tidak dapat terlepas dari pekerjaannya. Keluarga Jin kami bisa sampai ke tahap seperti ini pun semua berkat Theo. Semakin besar kemampuannya, maka tanggung jawabnya juga semakin besar. Ada beberapa masalah juga bukan dia yang dapat memutuskannya. Jika Theo bisa pulang melihat Ace, maka dia pasti akan segera pulang. Jadi kamu juga jangan marah karena hal ini, sampai-sampai merusak tubuhmu, ya.”

Ibu Jin tidak dapat memahami alasan ini, hanya karena dia sangat cemas.

Ibu Jin juga melihat Ace sebagai orang yang dicintainya. Dirinya juga tidak dapat melakukan apa-apa melihat Ace yang terjatuh menjadi seperti ini, jadi ibu Jin tentu akan merasa cemas.

“Menurutmu, kita harus bagaimana dengan Ace yang seperti ini? Jika kita terus membiarkan dia depresi, bagaimana jika suatu saat dia tidak dapat mengenal kami? Anak yang girang itu sekarang…”

Ibu Jin mengatakannya sambil menangis. Matanya pun terlihat sangat merah.

Jika bisa, ibu Jin akan memberikan semua yang ada di dunia ini kepada Ace.

Asalkan Ace dapat sembuh.

Suasana di ruangan Keluarga Jin menjadi semakin berat begitu mendengarkan perkataan ibu Jin.

Beberapa orang ini terlihat cemas, namun tidak tahu harus berbuat apa.

Kebetulan pada saat ini, ada orang yang membuka pintu kediaman Keluarga Jin.

Devina Song masuk ke dalam.

Begitu Devina Song masuk, dia merasa suasana di dalam rumah berat. Dia menoleh ke arah beberapa orang yang duduk di sofa, dimana wajah mereka semua tampak suram.

Devina Song diam-diam berjalan ke hadapan Oscar Jin, lalu dia berbisik, “Oscar, apakah suasana hati pada hari ini Ace masih tidak bagus?”

“Iya. Ibu baru saja menghubungi kakak. Dia pun masih sedikit marah. Kita masih tidak tahu harus bagaimana membawa Ace keluar,” kata Oscar Jin dengan wajah murung.

Setelah mendengarkan perkataan Oscar Jin, Devina Song tiba-tiba teringat bahwa anak-anak seharusnya suka berkumpul di tempat yang ada anak-anak.

Jika Ace tidak banyak berbicara dengan mereka, dia kemungkinan akan berbicara dengan anak-anak seumurnya. Dan kemungkinan Ace akan lebih membaik.

Devina Song langsung menarik Oscar Jink ke atas tangga. Lalu dia mengetuk kamar Ace.

“Ace. Ini aku, bibimu. Bagaimana kalau hari ini kita pergi bermain ke taman hiburan? Disana akan ada banyak anak-anak. Selain itu, akan ada banyak permainan seru dan makanan yang enak loh.”

……

Tidak ada yang membalasnya.

Oscar Jin menjadi agak cemas dan langsung berkata, “Ace, saat ini Daddy dan Mommy tidak ada di sisimu. Jika kamu terus seperti ini, kondisi tubuhmu akan semakin memburuk.”

Setelah selesai mengatakannya, Devina Song pun melotot Oscar Jin.

Orang ini semestinya tahu apa seharusnya dikatakan dan apa yang seharusnya tidak dikatakan.

Ace sekarang berada di tahap yang paling sensitif dan banyak curiga. Perkataan Oscar Jin seakan seperti menabur garam di atas luka.

Oscar Jin pun segera menutup mulutnya begitu memikirkannya.

Devinaa Song lanjut membujuk Ace. “Ace. Bibi beritahumu ya, di sebelah taman hiburan ada kebun binatang dan di dalamnya terdapat banyak binatang menarik. Jika kamu mau, kita akan langsung membawamu ke kebun binatang melihat jerapah dan juga singa.”

……

Suasana lagi-lagi menjadi hening. Ketika kedua orang yang berada di luar mengira tidak ada harapan, Ace pun membuka pintunya.

Mereka hanya melihat Ace yang marah sedang membawa hadiah yang diberikan Scarlett Jiang sebelumnya.

Itu merupakam sebuah boneka keramik kecil yang dibuat bersama-sama.

Oscar Jin yang melihatnya menjadi sakit hati. Anak ini sebenarnya sangat peduli pada Scarlett Jiang.

Meskipun Ace terluka, hatinya masih penuh dengan Scarlett Jiang.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu