Innocent Kid - Bab 379 Kamu Yang Telah Melihatku

Oscar Jin bukan lah tuan muda yang baik, setelah minum air dia menunjuk yang baru saja dimuntahkannya, berkata, “ Kamu pel itu.”

Devina Song baru hendak mengatakan bahwa dia yang memuntahkannya, langsung melihat Theo Jin menggoyangkan dua jarinya.

Bagaimanapun, dia adalah boss, Devina Song tidak punya pilihan selain mengambil pel.

Melihat bahwa dia akhirnya berhenti, Devina Song bergegas ke dapur untuk melihat masakannya.

Dengan kesal memasak.

Devina Song sudah memiliki keinginan untuk mencekik Oscar Jin, tetapi ketika dia memikirkan setelah dia mati tidak akan ada yang memberinya gaji, jadi dia membalikkan pancinya, dan membuat kembali.

Untungnya, kali ini Oscar Jin sudah tenggelam dengan gamenya, tidak menyindirnya memasak terlalu lamban.

Oscar Jin duduk di di meja makan, dan baru memakan dua suapan, lalu memandang Devina Song dan berkata, "Kamu juga kemarilah makan, aku sendiri tidak akan habis.”

Baru saja Devina Song merasa dia sedikit manusiawi, lalu mendengar dia berkata, “ Jika tidak habis nanti di buang, kamu makan yang banyak, masakanmu tidak enak.”

Devina Song : "..."

Namun, dia tidak menolak undangan Oscar Jin, lagipula, dia sudah sangat lelah hari ini, benar benar tidak dapat menahan lapar lagi, ditambah lagi makan dapat membuatnya duduk sebentar. Mengapa tidak?

Sebenarnya masakan Devina Song tidak buruk, tidak tahu mengapa Oscar Jin sengaja mencari cari kesalahannya.

Setelah makan siang, Oscar Jin meletakkan sumpit dan memulai mencari masalah lagi.

"Aku sudah kenyang, ingin istirahat, cepat papah aku naik.”

Tidak berapa lama setelah Devina Song mulai makan , dia yang baru setengah kenyang, meletakkan kembali sumpitnya dan membantu memapah dia.”

Devina Song dengan susah payah membantunya naik keatas, dan berencana untuk turun kebawah.

Lagipula, dia bisa beristirahat sebentar sementara Oscar Jin tidur. Yang terpenting adalah dia belum kenyang, dia bisa memanfaatkan celah ini untuk melanjutkan makannya.

Namun, Oscar Jin kembali berulah, dia yang baru berbaring, mulai mencari alasan.

"Tidak bisa, aku belum bisa mandi dengan baik sejak di rumah sakit. Tidak nyaman untuk tidur seperti ini. Lagi pula, aku sudah di rumah sekarang, dan aku ingin mandi dengan baik."

“Jadi?” Devina Song memandangnya dengan ekspresi apakah aku harus memandikan mu?

Oscar Jin dengan sangat tenang, memberi kode berkata, “ Jadi sekarang aku mau mandi, tetapi kakiku seperti ini, kamu harus memapahku.”

Kepala Devina Song sangat sakit, jelas jelas kamar mandinya tidak jauh dari kamar, bahkan jika kakinya terluka, dia bisa pergi sambil meraba tembok.

Oscar Jin tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya mengulurkan dua jari untuk membuat memberi isyarat.

Dengan pasrah Devina Song membantu memapahnya masuk ke dalam kamar mandi.

Melihat dia yang tidak serius, tidak bisa menahan diri untuk tidak memerintahkan, "Hati-hati saat mandi. Lukanya tidak boleh basah."

Oscar Jin tidak memperdulikannya, sibuk melambaikan tangannya dan berkata, "Tahulah, ini bukan kali pertama aku mematahkan kakiku."

Melihat dia yang tidak serius, sungguh membuat Devina Song Khawatir.

Oscar Jin mengabaikan kekhawatirannya, langsung berkata, “Kamu keluar dulu, aku sudah mau mandi."

Khawatir Oscar Jin akan membuat keributan dengan memintanya mengambilkan sesuatu, Devina Song lebih baik berdiri menunggu di luar pintu .

Tetapi pelayan di sampingnya melihat dia, dengan sangat perhatian mengambilkannya sebuah bangku kecil.

Oscar Jin tahu dia berdiri di pintu, juga tidak mandi terlalu lama, selesai dalam waktu sepuluh menit.

Namun, karena kakinya belum sepenuhnya sembuh, jadi sedikit kesusahan memakai celananya, sudah menghabiskan waktu yang lama tapi tidak juga berhasil.

Devina Song jelas mendengar suara air berhenti, tetapi dia tidak melihat ada yang keluar, jadi dia dengan cemas menunggunya.

Tapi bagaimanapun, dia sedang mandi di dalam, dan ada perbedaan antara pria dan wanita. Meskipun dia cemas, dia tidak menunjukkannya.

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar “Tuk” diikuti oleh jeritan Oscar Jin.

Ternyata dia masih berusaha memakai celanannya dengan kesusahan, dilantai penuh dengan air, dan dia tidak sengaja tergelincir.

Pada saat ini, Devina Song tidak memperdulikan lagi perbedaan antara pria dan wanita, dan langsung membuka pintu dan bergegas masuk.

“Ah !!!” Suara itu datang dari dua orang pada saat bersamaan.

Begitu Devina Song masuk, dia melihat Oscar Jin yang tidak mengenakan apa apa.

Dan Oscar Jin tampaknya tidak menyangka dia akan masuk langsung.

Setelah dua orang berteriak pada saat bersamaan.

Wajah Devina Song memerah, setelah terdiam dalam waktu yang lama baru mengatakan, “dan hanya mengatakannya untuk waktu yang lama, Pria brengsek!"

Oscar Jin seperti tersiram air es, setelah tertegun baru menyadari, langsung tertawa getir berkata, “ Kata kata ini seharusnya aku yang mengatakannya. Lagi pula kamu yang menerobos masuk dan melihatku telanjang.”

Perkataannya membuat Devina Song ingin menyeburkan dirinya di suatu tempat.

Begitu bersiap untuk keluar, langsung mendengar Oscar Jin berkata, “ Kamu jangan diam lagi, cepat bantu aku memakai celana.”

Pada saat ini, wajah Devina Song sudah memerah sampai telinga. Sama sekali tidak berani menatapnya, langsung berbalik dan menggelengkan kepalanya.

Oscar Jin berkata, "Tidak masalah, lagian kamu telah melihatku telanjang. Lagi pula tadi aku tidak dapat memakainya makanya terjatuh.”

Devina Song masih menggelengkan kepalanya, mengungkapkan keengganannya.

Tapi, mengaturnya tetaplah hal yang mudah. Hanya mendengar Oscar Jin berkata, “ Empat jutamu masih belum ku berikan padamu, apakah ingin setengah jalan?”

Begitu dia mendengar empat juta, Devina Song merasa sangat terbebani, akhirnya dia menggertakkan giginya dan berjalan pergi.

Melihatnya menutup matanya dan mengulurkan tangan.

Melihat dia yang ingin kabur tapi masih tetap melakukannya juga, Oscar Jin merasa kesal tapi lucu, hanya bisa menyerahkan celananya.

Bagaimanapun, dia memejamkan mata dan hanya bisa meraba-raba dengan asal asalan, aku tidak menyangka begitu meraba, kebetulan meraba bagian terpenting Oscar Jin.

Bagaimanapun dia adalah seorang perawat, ketika jarinya menyentuh, dia akan mengetahuinya, lalu wajahnya menjadi lebih merah lagi.

Oscar Jin juga tidak memperkirakan ini akan terjadi, seketika situasi menjadi sangat canggung.

Setelah susah payah memakaikannya celana, Devina Song sangay ingin melarikan diri.

Tapi jelas terlihat, Oscar Jin tidak bermaksud membiarkannya pergi, hanya mendengarkannya berkata dengan santai, "Lukaku telah basah, aku takut akan bernanah, menurutmu bagaimana?”

Lukanya basah itu adalah kenyataan, tapi tidak harus juga ditangani di sini. Hanya saja Oscar Jin senang mempermainkannya, melihat wajahnya memerah.

Terpaksa Devina Song dengan wajah merahnya pergi dan berkata, “ Aku bawakan kamu bangku dulu, tunggu sebentar.”

Oscar Jin menunjuk ke bangku yang ada di pintu dan berkata, "Ada satu di sana. Kamu tidak perlu pergi jauh."

Tiba-tiba Devina Song merasa pelayan itu berbuat baik tapi menimbulkan hal buruk untuknya, Tidak menyangka akan memberi kesempatan kepada Oscar Jin.

Terpaksa dia membawa bangku itu kemari, lalu dengan hati hati menangani lukanya.

Dalam prosesnya, Devina Song terus menghibur dirinya sendiri, Oscar Jin hanyalah salah satu dari sekian banyak pasiennya, tidak ada yang istimewa, Dia cukup berlaku seperti biasanya saja.

Tapi tidak tahu kenapa, wajahnya terus merah padam.

Entah kenapa Oscar Jin senang melihat wajah gadis itu memerah.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu