Innocent Kid - Bab 730 Jabatan

Mendengar ini ayah Fu tidak bereaksi apapun hanya menganggukkan kepalanya.

Tetapi ketika dia berpikir lagi, ayah Fu membesarkan kedua matanya dengan terkejut dan bertanya, “Kamu bilang ingin magang di kantor?”

Leon menganggukkan kepalanya.

Ayah Fu mengira dia tidak akan tertarik dengan urusan bisnis, juga tidak pernah mengajarkan dia.

Apalagi, Leon terus saja menghabiskan waktunya untuk belajar di kedokteran.

Melihat reaksi ayah Fu, Leon mulai menjelaskan : “Aku tidak ingin semua di bebankan kepada Scarlett, dia pasti akan merasa lelah.”

Melihat keseriusannya itu ayah Fu berkata : “Jiks seperti itu besok kamu akan bekerja di kantor, kantor direktur tetap milikmu tetapi sebaiknya kamu jangan bermalas-malasan.”

“Iya, aku akan naik ke atas dulu.”

Setelah menjawab ayah Fu, Leon segera naik ke atas.

Tetapi tidak menuju kamarnya melainkan berada diruangan bukunya.

Besok adalah hari pertama dia bekerja, dia harus terlebih dulu mengenal perusahaannya jika tidak maka akan membuat para penonton merasa kecewa, dan juga mungkin akan menyusahkan Scarlett.

Dia membuka laptopnya dan duduk didepan, dirinya berencana untuk mempelajari lebih lanjut tentang perusahaannya tetapi dalam waktu yang panjang ini pikirannya malah teralihkan.

Matanya melihat kearah laptopnya dengan termenung, dengan tanganya yang menopang dagunya dan pikirian entah berlari kemana.

Dua hari yang lalu, Catherina kembali mencarinya.

Tanpa berbasa basi dia segera mengatakan inti pembicaraannya, “Tuan Fu tujuan aku datang mencarimu ini, tidak perlu di jelaskan lagi, dan mungkin efek samping dari nona Jiang akan terasa dalam beberapa hari ini, jika kamu masih belum bisa memutuskannya mungkin saja dengan mata kepala mu sendiri kamu akan melihat nona Jiang kesakitan.”

Dari nadanya terasa begitu datar, tatapan matanya yang dingin itu memperhatikan sikap dan gerak-geriknya Leon.

Setelah mendengar Catherina berbicara, Leon mulai mengepalkan kedua tangannya.

Dirinya tahu jika profesor belum menemukan obatnya dan bahkan belum mengetahui apa isi dari semua ini.

Berdasarkan perkataannya, waktunya Scarlett tidaklah banyak.

Walaupun wajahnya terlihat seperti baja tetapi dia kembali berpikir jika semua ini untuk Scarlett maka dia pun menganggukkan kepalanya.

Melihat Leon yang menganggukkan kepalanya itu, Catherina mulai tersenyum.

Setelah itu dia mulai berkata : “Yang terpenting adalah kamu harus menjatuhkan Theo terlebih dulu, maka aku akan memberikan obatnya dengan tepat waktu.”

Leon yang berdiri disana tidak berkata, hanya mengepalkan kedua tangannya saja.

Tidak tahu sejak kapan Catherina telah pergi, setelah Leon menaikkan kepalanya dia hanya melihat sebuah kekosongan.

Malam itu dia menghabiskan alkohol yang lumayan banyak, dirinya seperti sedang menertawakan dirinya yang tidak berguna ini.

Dia mulai tidak bisa menghargai dirinya sendiri, bahkan dirinya sendiri tidak bisa menjaga wanita di dalam hatinya.

Pemikiran ini tersadarkan ketika ada seseorang yang mengetuk pintunya, dia mulai mengangkat kepalanya, “Masuklah.”

Scarlett masuk sambil membawa segelas susu hangat untuknya.

Karena dia yang baru saja selesai mandi ini, membuat rambutnya yang basah itu berasa di belakang punggungnya.

Hal ini membuat Leon yang melihat dia dengan tatapan yang mengharapkannya.

Tetapi, Scarlett sendiri tidak menyadari tatapan dari Leon ini, kemudian dia meletakkan susu ini di atas meja dan duduk disana.

“Aku dengar jika kamu akan ke perusahaan besok, apakah itu benar?”

Mendengar ini, Leon mengembalikan pemikirannya dan menganggukkan kepalanya.

Sambil mengangkat susu yang berada di atas meja ini dirinya tersenyum sambil mengembalikan sikapnya tadi.

Kemudian melihat ke arah Scarlett dengan jakun yang bergerak kebawah, “Umur ayah sudah tua, sudah seharusnya aku meneruskan kewajiban ini.”

Scarlett menganggukkan kepalanya dengan tanda setuju, lalu berdiam sejenak di dalam ruangan buku ini, ketika melihat Leon yang sedang sibuk, kemudian dia berdiri dan melangkahkan kakinya keluar.

Setelah Scarlett keluar, pria ini memutarkan kepalanya dan melihat pintu yang tertutup itu dengan mata yang kacau.

Kemudian memutarkan matanya melihat dimana Scarlett duduk tadi, seperti merasa jika dia masih disana dan tersenyum ke arahnya.

Susu yang di bawah ini telah di habiskannya.

Waktu secara perlahan-lahan berlalu, langit mulai memperlihatkan warna putih.

Selama bertahun-tahun ini dia menghabiskan pemikirannya di bagian kedokteran, ketika menghadapi berkas-berkas perusahaan ini membuat dia merasa sakit kepala.

Ditambah lagi karena otaknya yang memiliki sebuah urusan, hal ini membuat Leon tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Pagi-pagi sekali dia telah terbangun.

Setelah mandi, dirinya kembali menuju ke ruangan buku untuk mengingat kembali semua berkas ini.

Dengan sekilas dia melihat lagi berkas-berkas di perusahaan.

Dengan sarapan yang terburu-buru, kemudian Leon menuju ke halaman rumahnya.

Mobil telah dibawakan oleh seorang pelayan, ketika dia melihat dirinya keluar dengan hormatnya dia memberikan kunci mobil kepada Leon.

Leon yang mendapatkan kunci ini juga tidak lama-lama dengan segera berjalan ke perusahaan.

Ketika berada di perusahaan, ayah Fu telah meminta seorang seketaris untuk menunggunya di lift.

Ketika melihat Leon datang, dia memberikan beberapa berkata dan berkata : “Tuan Fu, saya adalah seketarisnya anda, anda baru saja naik jabatan jika ada hal yang tidak dimengerti anda bisa mencari saya.”

Leon dengan datarnya menjawab “Iya”, setelah itu berjalan ke arah lift.

Ketika berada di dalam kantor, seketaris sudah menaruh semua berkas, dan mengatur beberapa jadwal untuknya di atas meja.

Leon melihat jam tangannya itu, ada setengah jam lagi pukul 8.

Berdasarkan jadwal yang diberikan, akan ada rapat di pukul 8.

Kemudian melihat dua berkas yang dibutuhkan, kemudian Leon menuju ke ruangan rapat.

Didalam ruangan rapat, beberapa pemegang saham besar telah berada disana.

Mereka terus saja membicarakan Leon dan ketika Leon masuk, semua suara itu seketika menjadi hening.

Leon duduk di kursi utama, kemudian dengan sopannya dia memperkenalkan diri.

“Halo semuanya, saya adalah direktur baru Leon Fu, saya percaya jika semua orang tahu jika saya tidak pernah bersentuhan dengan urusan ini, tetapi jika kalian bisa menerima saja maka saya akan membuat produk kita berkembang pesat di dunia.”

Memperkenalkan diri dengan simpelnya, setelah itu terdengar suara tepuk tangan.

Setelah suara tepuk tangan ini berhenti, Leon tidak menunggu lama dan segera berkata, “Sekarang ada dua proyek bisa kita terima.”

Sambil berkata, dia meminta seketaris untuk membagikannya.

Setelah itu, ruangan rapat yang hening ini kembali berdiskusi.

“Kedua proyek ini sangatlah besar, bagi kita semua ini tidak akan mungkin.”

“Walaupun ingin mengambil satu proyek saja bagi kita juga akan membutuhkan waktu yang cukup lama.”

“Pabrik anggur kita memang belum bisa sehebat itu.”

“...”

Masih terdengar beberapa suara diskusi, hal ini membuat Leon merasa pusing.

Mendengar semua orang yang sedang diskusi ini, membuat Leon tidak ingin menjawabnya, lalu dengan suara yang kecil dia berdiri dan pergi.

“Intinya seperti ini, urusan proyek ini aku akan menyelesaikannya, tentu saja masih akan banyak yang tidak aku mengerti, mohon bimbingan dari semua orang.”

Setelah berkata, Leon merapikan berkasnya sendiri dan keluar.

Orang-orang di dalam ruangan rapat ini melihat dia pergi begitu saja.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu