Innocent Kid - Bab 622 Asalkan Ibu Setuju

Nesya sangat bersemangat dan menempel di leher Theo Jin : “Hore! Hadiah yang diinginkan Nesya adalah kita berempat tinggal bersama!”

Ucapan anak itu tampak polos, tapi mengandung arti bagi pendengarnya.

Orang dewasa yang sedang di tempat saat itu tercengang, terlebih Scarlett tidak menduga hal itu, Nesya bisa mengucapkan hal seperti itu.

Suasana sekejap menjadi hening, Theo Jin menjawab : “Baiklah, asalkan ibu setuju, kita semua bisa bersama.”

Ucapan Nesya mengandung harapan kepada Scarlett : “Ibu~”

Melihat mereka bertiga menatap dirinya, Scarlett tidak bisa menahan rasa tidak nyaman dalam dirinya.

“Baiklah, Nesya jangan rebut, cepat turun, Paman Jin masih ada kerjaan yang harus diselesaikan.”

Menghindari topik pembicaraan barusan, Scarlett menarik Nesya dari tangan Theo Jin

Melihat dia sedang menghindari, Theo Jin juga tidak menyinggung topik itu lagi.

Theo Jin menambahkan : “Kebetulan aku perlu bicara dengan dokter yang merawat Ace, tolong jaga Ace sebentar.”

“Ya.”

Dia menjawabnya dengan datar, Scarlett keluar mengambilkan air untuk Ace.

Theo Jin juga pergi, Nesya sedang di atas tempat tidur berbicara dengan Ace, Ace juga dengan sabar mendengarkan setiap perkataan Nesya.

Cahaya matahari setelah tengah hari terasa hangat, menyinari sosok dua anak kecil itu, terlihat sangat harmonis.

Di ruang konsultasi dokter, Theo Jin memegang hasil rontgen Ace, tulang bagian atasnya ada yang dislokasi.

Dokter menunjuk bagian atas dan berkata : “Kaki anak itu terluka cukup parah bagian ini, tulang lunaknya sobek, bisa mempengaruhinya di masa mendatang.”

Meletakkan hasil rontgen, Theo Jin bertanya : “Masih membutuhkan waktu berapa lama untuk pemulihan?”

“Besok akan diberikan perawatan untuknya, jika membaik, dalam tiga hari boleh keluar rumah sakit, tetapi jika tidak membaik maka perlu diperiksa lebih lanjut.”

Theo Jin mendengar kabar itu, ekspresinya tampak sedih.

Ace yang malang, masih begitu kecil tapi sudah menanggung beban yang begitu besar, sungguh membuat orang sakit hati.

Keluar dari ruang dokter, Theo Jin kembali ke ruangan Ace, melihat tiga orang berbicara sambil tertawa, suasana hatinya juga jadi ikut bahagia.

Melihat ekspresi Theo Jin tidak begitu bagus, Scarlett Jiang memberanikan diri bertanya kepadanya : “Apa yang dikatakan dokter? Kondisi Ace parahkah?”

“Tidak begitu parah, hanya perlu pemeriksaan lagi sementara waktu, besok akan dilakukan operasi untuk membenarkan tulang yang dislokasi, jika tidak ada apa-apa, bisa keluar dari rumah sakit.”

Setelah mengatakan itu, Scarlett merasa sedikit tenang.

Dia mengusap kepala Ace dan berkata : “Asalkan Ace menurut kepada perawat di rumah sakit ini pasti bisa lekas sembuh.”

“Betul kakak, Nesya juga akan memberimu semangat!”

Nesya berbicara dengan melompat kesana kemari, membuat tiga orang lainnya tertawa.

Ace yang terbaring di tempat tidur menarik Scarlett dan berkata : “Ibu, besok aku operasi, bisakah kamu datang, jika ada ibu disini, aku tidak akan takut.”

“Tentu saja bisa, aku pasti datang.” Scarlett menjawab dengan lembut.

Singgah sebentar di rumahsakit, kemudian Scarlett membawa pergi Nesya.

Theo Jin melihat dari jendela sosok ibu dan anak itu dari belakang, dalam hatinya semakin besar rasa ingin memeluk mereka.

“Daddy, kalau kamu ada urusan pergi saja, aku disini sendirian tidak apa-apa.”

Ace paham, Theo Jin bisa kemari pasti menunda beberapa pekerjaan, dia tidak ingin mengganggu pekerjaan ayahnya.

Theo Jin mendengar ini dia pun berjalan mendekat ke arah Ace, mengelus kepalanya dan berkata : “Daddy hari ini datang kemari untuk menemanimu, kamu tidak perlu memikirkan hal lain, tidurlah, kalau tidur tidak akan sakit.”

Ace paham dan menutup matanya, tidak lama kemudian tertidur.

Melihat dia tertidur, Theo Jin keluar dari ruangan.

Mencari cara agar ada orang di depan pintu kamarnya, baru dia bisa pergi dengan tenang.

Kemudian, Scarlett membawa pulang Nesya ke kediaman keluarga Fu, Leon Fu melihat, kemudian segera membawakan buah yang masih segar.

Dia berkata dengan memohon : “Ini adalah buah dari luar negeri, cobalah apa cocok dengan seleramu.”

Setelah berkata, buah itu disodorkan di sebelah mulut Scarlett Jiang, Scarlett juga tidak menolak, dia pun memakannya.

Scarlett pun berkata : “Lumayan enak, kenapa hari ini pulang lebih awal?”

“Setelah melihat semuanya ternyata tidak ada masalah, karena itu aku pulang lebih awal, kebetulan juga menunggu kalian, kami sekeluarga sudah makan bersama.”

Leon Fu baru selesai berbicara, Ibu Fu jalan mendekat, menggandeng tangan Scarlett dan berkata : “Scarlett, hari ini selagi kita semua disini, kita pergi makan saja, aku juga malas pergi ke dapur.”

Setelah selesai bicara, memberikan pandangan kepada Ayah Fu, dan Ayah Fu segera memahaminya.

Memeluk Nesya dan mengatakan : “Nesya, hari ini kakek ajak kamu makan kue mau tidak?”

Mendengar akan makan kue, gadis kecil itu bertepuk tangan, “Baik! Nesya mau makan dua kue!”

Dibuat tertawa oleh Nesya, Ayah Fu mengelus hidung Nesya : “Baiklah baiklah, hari ini mau berapa akan kakek turuti.”

Lalu tatapan beberapa orang semua mengarah ke Scarlett Jiang menunggu pendapatnya, Scarlett Jiang tidak berdaya, jika tidak ikut mereka pergi, apa ada pilihan lain?

Sesampainya di restoran, Leon Fu dengan hati-hati menarik kursi, mempersilahkan Scarlett duduk.

Selama makan, Leon Fu mengambilkan sayuran untuknya, jus, terlihat tampak tidak nyaman.

Melihat dua orang akur seperti semula, dua orang tua di depannya juga merasa tenang.

Tetapi pada saat itu hati Scarlett sedang tidak di tempat pikirannya selalu ada sosok Theo Jin.

Dia tahu bahwa tidak seharusnya seperti ini, tetapi dia sendiri tidak bisa mengendalikan hatinya.

Setelah lewat makan malam, Leon Fu mengajaknya keluar untuk jalan-jalan, Scarlett sempat ragu, tetapi tidak menolaknya.

Dua orang tua Fu itu membawa Nesya jalan-jalan, tidak mengganggu waktu dua orang itu.

Pada saat berjalan-jalan, Scarlett Jiang dan Leon Fu hanya diam saja.

Leon Fu ingin mengatakan beberapa hal, tetapi melihat Scarlett tampak dia sendiri masih ada masalah di hatinya, dia menjadi tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan.

Kesempatan rujuk kali ini gagal.

Keesokan harinya, Scarlett pagi-pagi sekali sudah tiba di rumah sakit, karena hari ini Ace akan melakukan operasi kecil.

Ace melihat Scarlett Jiang datang tepat waktu dia sangat senang, dia pun memeluk Scarlett sebentar, kemudian masuk ke ruang operasi.

Di koridor, Scarlett duduk di kursi panjang, melihat ke arah ruang operasi dengan cemas.

Pandangan Theo Jin ke Scarlett, beberapa hari ini dia menjadi kurus sekali, perbedaannya cukup mencolok.

Tatapan yang ada di belakangnya cukup panas, Scarlett pun menggigil.

Theo Jin duduk di sebelah Scarlett, melepas jaketnya.

“Udara disini lebih dingin dari di luar, hati-hati jangan sampai sakit.”

Di jaket Theo Jin masih ada aromanya, wajah Scarlett pun memerah.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu