Innocent Kid - Bab 642 Tante Bukan Mommy Mu

Dibelakang tidak ada suara langkah kaki, Theo sama sekali tidak mengejarnya.

Scarlett terhuyung berhenti di sudut, menutup dadanya, tenaganya seperti dikuras habis, perlahan ia terduduk lemas di atas lantai.

Dia memeluk tangan kanannya yang masih sedikit kebas, meringkuk disudut dinding, butiran air mata yang besar mengalir kebawah.

Pun seperti inilah......

Dengan begini baik bagi semua orang.

Theo duduk didalam mobil, tangan kanannya menjepit sepuntung rokok.

Abu rokok sudah menjuntai panjang kebawah, dia malah tidak bergerak, seperti tidak merasakannya.

Dibawah mata yang terdalam dan tersembunyi , ialah sebuah penderitaan yang ditahan sampai ke titik puncaknya.

Sebuah perasaan tak berdaya yang sangat pekat menghampirinya.

Dia harus bagaimana, baru bisa membuat Scarlett kembali ke sisinya?

Wajah dingin yang bisa menggerakkan pasar tanpa hambatan itu kacau ,saat ini dengan kekecewaan bersandar duduk di kursi sandar, wajahnya muncul rasa gagal yang dalam.

Lett dia, sebenarnya telah melewati apa, kenapa dia bisa berubah menjadi seperti hari ini.

Tidak ingat pada nya, menghilangkan dia, sekujur tubuh penuh dengan ujung yang tajam, seperti landak.

Jelas-jelas beberapa hari yang lalu masih sangat baik, kenapa tiba-tiba begitu berubah menjadi orang lain?

Aura di dalam mobil menyedihkan , Theo menggunakan tangan menopang keningnya, mencoba untuk mencari sedikit garis besarnya.

Meskipun tidak tahu apa yang ia alami beberapa hari ini, namun Theo tahu Scarlett tidak bahagia.

Dari ekspresi matanya bisa terlihat dia sedang menahan perasaan dalam hatinya, beberapa kali tubuhnya gemetar.

Meskipun dikatakan ia sedang berusaha berpura-pura tidak terjadi apa-apa, namun Theo terhadap nya begitu akrab.

Momen ketika bersama dulu, dia sudah mengukir secara mendalam segala sesuatu tentang Scarlett di dalam otaknya.

Beberapa tahun ini terlebih kembali memikirkannya berulang kali.

Scarlett dan Leon seharusnya tidak memiliki perasaan apa-apa, mungkin sama sekali tidak ingin menikah dengannya.

Perkataan yang dikatakan itu, terlebih ingin berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya lebih jauh.

Seperti....... Disengaja.

Dia bukan atas keinginannya sendiri, Theo sangat yakin.

Jika Lett membuka mulut, ia akan tanpa ragu membawanya pergi, dengan baik-baik menyayanginya seumur hidup.

Tapi sekarang tidak bisa, dia dan Scarlett, juga tidak lebih dari orang asing saja.

Theo menertawakan dirinya sendiri dengan menaikkan ujung mulut, matanya hitam kelam.

……

Di dalam gudang bawah tanah wine, Theo meminumnya hingga mabuk, disamping badannya semuanya adalah botol wine yang kosong.

Dulu dia bahkan tidak begitu minum alkhohol saat pertemuan sosial, beberapa tahun ini setelah Scarlett pergi, hampir berubah menjadi seorang pecandu alkhohol.

Alkhohol memang adalah barang yang baik, dia bisa membuat hati seseorang mati rasa untuk sementara.

Membuat dia mendapat kan kesempatan untuk menghela nafas untuk sementara, tidak seburuk karena terlalu rindu lalu mati.

Tapi sepertinya alkhohol juga semakin lama semakin tidak berguna lagi.

Theo dengan linglung melihat Scarlett berjalan ke arahnya, wajah cantiknya penuh dengan ketidak senangan.

“Kamu minum wine lagi.”

“Setelah mabuk barulah kamu bisa berbicara dengan baik-baik dengan ku.”

Theo dengan termenung melihat wajah Scarlett, enggan mengalihkan pandangannya.

Scarlett sepertinya sedikit malu, lalu dengan sedikit galak berkata: “Intinya kamu jangan minum wine lagi, jika tidak aku tidak akan mempedulikanmu lagi.”

“Jangan!” Theo dengan impulsif berdiri, dengan cemas menjulurkan tangan menangkap Scarlett, seperti takut dia akan menghilang.

Tangan yang dijulurkan tidak mendapatkan apa-apa, wajah Scarlett menebar di hadapannya bagaikan riak air.

Theo mengucek-ucek matanya, dengan tertegun berdiri di tempat itu.

Badannya terhuyung, badan yang besar dan tinggi itu terjatuh di atas lantai, botol wine pecah di atas lantai, serpihan kaca bertebaran.

Ketika kembali sadar, ia tidur di atas ranjang, di samping ranjang bersandar sebuah kepala kecil yang hitam.

Theo bergerak, Ace pun mengangkat kepala.

“Daddy, akhirnya kamu bangun.”

Theo melihat waktu, ternyata sudah pagi hari di hari kedua.

Dia duduk dan bangkit, mengelus-elus kepala Ace, suara nya serak berkata: “Ace, kamu sudah saatnya pergi ke sekolah.”

Ace khawatir dengan Daddy,mencekungkan mulut kecil berkata: “Daddy kamu jangan minum begitu banyak wine lagi, kakek dan nenek sangat mengkhawatirkan dirimu.”

Theo menarik-narik ujung bibir, dengan suara lembut berkata: “Aku sudah tahu."

Ace mengendong tas sekolah, enggan pergi meninggalkan.

Setibanya di depan pintu, tiba-tiba ia berbalik kembali, melihat Theo bertanya: “Daddy, semalam aku mendengar, Mommy sudah mau menikah dengan orang lain, maka dengan itu kamu menjadi begitu sedih, benar tidak?”

Mendengarkan hal itu jantung Theo seperti ditusuk oleh jarum, sakit hingga terasa mati lemas, namun ia tidak menampilkannya di wajahnya.

Hanya dengan wajah yang tak berekspresi berkata: “Kamu mendengarnya dari siapa, tidak akan, Mommy adalah Mommy mu, bagaimana mungkin bisa menikah dengan orang lain, dia tidak akan menikah.”

Menekankan sekali demi sekali, seperti sedang mengatakannya untuk diri sendiri.

Dia sendiri mengira telah menyembunyikan perasaanya dengan baik, hampir tidak menyadari , Ace yang pintar melihat itu semua.

Dalam hatinya terlebih sudah menegaskan sebuah kenyataan: Mommy benar-benar sudah mau menikah dengan orang lain, Mommy sudah mau menjadi Mommy orang lain.

Ace tidak sanggup menerimanya.

Dia memikul tas kecil dan pergi ke sekolah, seharian terus memikirkan masalah Scarlett.

Setelah pulang sekolah ia menyuruh supir mengantarnya ke rumah sakit, ini didengarnya ketika Daddy dan kakek nenek sedang berbicara, lalu ia ingat dalam hati .

Setelah Ace menemukan rumah sakit, sepanjang perjalanan ia bertanya pada orang.

Dia berwajah tampan dan imut, tidak ada orang yang tidak menyukainya.

Tapi karena tidak tahu orang yang sakit siapa, semua orang begitu ingin membantunya juga tidak bisa.

“Sayang, bagaimana jika kamu pulang ke rumah dulu lalu bertanya pada orang dewasa barulah datang lagi.” Kakak suster dengan penuh kasih sayang memberikan saran.

Ace menggelengkan kepala, dia mau menemukan Mommy.

Mungkin dia bernasib baik, Scarlett yang saat ini kebetulan kembali dari luar membeli sedikit barang.

Melihat beberapa suster mengelilingi seorang anak kecil yang tampan, dia pun melihatnya beberapa kali .

Sekali melihat, pun sudah mengenal Ace.

Hati Scarlett khawatir Ace sendiri lah yang sakit, disisinya juga tidak ada orang dewasa yang menemani.

Saat itu ia sangat cemas, ia pun berjalan kesana dan berkata : “Ace, kenapa kamu disini?”

Ace mendengar suara ini, seperti irama alam, sesaat langsung mengangkat kepalanya, matanya bersinar-sinar.

“Mommy!”

Para suster melihat orang tua sudah datang mencari, pun berpencar pergi.

Scarlett dari atas kebawah melihat Ace, dengan khawatir bertanya: “Kamu merasa tidak enak dimana?”

Ace menjadi gagap, jika dia mengatakan tidak sakit, apakah wajah Mommy bisa berubah?

Bagaimanapun juga, Ace sudah mengetahuinya dengan sangat jelas, Mommy yang kembali ini, sudah berbeda dengan yang dulu.

Tapi Scarlett masih mengkhawatirkannya , ini membuat hati Ace sangat senang.

“Mommy, aku tidak apa-apa, aku datang mencari mu.” Tatapan Ace penuh dengan rasa sayang tidak ingin berpisah dan kegembiraan.

Tangan Scarlett sedang diletakkan pada kening Ace, mendengarkan hal itu ia pun membeku, perlahan menyimpan kembali tangannya, ekspresinya matanya rumit.

“Kamu mencari ku untuk apa, apakah terjadi sesuatu di rumah?”

Ace menggeleng-gelengkan kepala, perasaannya sangat sedih.

Tangan kecilnya terus menari lengan baju Scarlett, dengan ringan berkata: “Mommy, kamu jangan menjadi Mommy orang lain baik tidak?”

Scarlett tercengang.

Theo yang menyuruh nya datang kah, bagaimana mungkin dia bisa memanfaatkan seorang anak kecil?

Seketika Scarlett merasa sangat marah.

Namun pada saat yang bersamaan, masih ada sebuah perasaan pekat yang sedang menyebar, ialah rasa tidak berdaya dan kesedihan.

Namun karena sudah memutuskan mau meninggalkan kehidupan mereka ayah dan anak ini, maka harus dilakukan secara tuntas.

Dia memejamkan mata, saat ia membuka matanya dengan tak berperasaan berkata: “Ace, tante bukan Mommy mu, kamu kelak akan mempunyai Mommy mu sendiri.”

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu