Innocent Kid - Bab 623 Timbul Masalah

Satu jam kemudian, lampu ruang operasi dimatikan, Ace didorong keluar.

Scarlett Jiang dan Theo Jin bergegas maju kedepan, hanya melihat Ace dengan sepasang mata tertutup, gips yang ada di paha kaki sudah dilepas.

Dokter pun di hentikan, Theo Jin bertanya dengan cemas : “ Bagaimana, operasi kali ini berhasilkah ?”

Masker dilepaskan, dan Dokter menjawab dengan santai : “ Operasi berjalan sangat baik, hanya butuh melewati hari ini saja sudah bisa keluar rumah sakit. “

Tak bisa berkata - kata, Theo Jin sangat lega.

Setelah kembali ke kamar pasien, lihat Scarlett Jiang dengan wajah sangat khawatir melihat Ace.

Melihat Theo Jin masuk pintu, Scarlett Jiang bergegas bangun dan bertanya : “Bagaimana dengan Ace?”

Menepuk bahu Scarlett Jiang, bermaksud agar dia tidak khawatir, lalu berkata dengan pelan : “ tidak ada masalah apa-apa, malam ini pengecekan sekali lagi sudah bisa pulang”

Mendengar itu Scarlett Jiang pun bisa berlega hati.

Tiba-tiba tersadar bajunya masih terpakai di dirinya, Scarlett Jiang segera melepasnya.

Dengan pipi merah melihat Theo Jin : “ Terima kasih. “

Melihatnya wajahnya yang malu-malu, Theo Jin sedikit tersenyum.

Dia tetap saja sama, sedikit pun tidak berubah.

Dan di saat suhu udara meningkat, ponsel Scarlett Jiang berdering.

Asistennya lah yang menelpon, Scarlett Jiang pun menjawabnya.

“Kak Scarlett, ada sedikit masalah dengan perjanjian kita, bisakah kamu pulang sekarang ?”

“ Saya sekarang pulang.” Scarlett Jiang tanpa ragu-ragu menjawabnya.

Setelah mematikan telepon, dia melirik Ace yang terbaring di tempat tidur, dan melihat Theo Jin dengan perasaan minta maaf.

“Perusahaan saya ada sedikit masalah, membutuhkan saya harus segera pulang, Ace disini kalau ada masalah, boleh langsung segera hubungi saya.“

Mendengar itu Theo Jin berdiri dan berkata : “Kalau begitu saya antar kamu.”

Scarlett Jiang sebenarnya ingin menolak, tetapi Theo Jin langsung mengambil tasnya yang ada di atas ranjang, membuat jadi tidak bisa menolaknya sama sekali.

Sesampainya di kantor, Scarlett Jiang langsung segera mulai bekerja.

Di dalam kantor duduk sudah tiga jam, akhirnya masalah pun bisa di selesaikan.

Kemudian, Theo Jin mengirimkan pesan kepadanya, Ace sudah bangun.

Scarlett Jiang akhirnya menghela nafas lega.

Tiga berlalu, Theo Jin menelpon lagi.

Karena Leon Fu ada di sampingnya, Scarlett Jiang sedikit ragu-ragu, tetapi dia pun mengangkat telponnya.

“ Ace hari ini sudah bisa keluar rumah sakit dan bisa pulang ke rumah, dia ingin kamu malam ini bisa menemaninya makan, kamu bisa datang tidak ?”

Mendengar suara seorang pria di telepon, Leon Fu langsung mendekat ke Scarlett Jiang.

Setelah berpikir sebentar, Scarlett Jiang menolak : “Saya tidak bisa pergi, malam ini saya ada urusan, kamu tolong bantu saya untuk bilang minta maaf ke Ace.”

Telepon dibuka pengeras suara, Ace secara tidak sengaja juga mendengar suara Scarlett Jiang, dan tiba-tiba hilang.

Keduanya menutup telepon, Theo Jin menepuk bahu Ace untuk menghiburnya : “Ibu hari ini benar-benar ada urusan, kedepannya pasti aka nada kesempatan, kita sekarang jangan memaksakan dia ya? “

Meskipun ada sedikit rasa tidak terima, Ace akhirnya mengerti dan menganggukan kepalanya.

Tapi apa yang tidak terpikirkan oleh Theo Jin adalah, kesempatan yang ada di hari ini semakin lama akan semakin jauh.

Keesokan paginya, Nesya berteriak mau pergi keluar untuk makan kue, Ibu Fu pun tidak berdaya, hanya bisa membawa dia pergi keluar.

Sesampainya di jalan, Nesya melompat-lompat dengan semangat.

Ibu Fu selalu menemani disampingnya, takut jika ada masalah yang terjadi padanya.

Tetapi semakin kamu khawatir sesuatu, semakin mudah itu akan terjadi.

Di saat Ibunya sudah membeli kue dan membawa Nesya pulang, sebuah mobil melaju kencang menuju tempat penyeberangan.

Ibu dan Nesya yang tepat berada di tengah jalan, mereka pun tidak sempat untuk menghindari.

Ibunya segera mendorong Nesya untuk menjauh , dan tetapi dia sendiri tertabrak oleh mobil tersebut.

Hanya terdengar suara “bang”, tubuh Ibu nya pun terlempar jauh.

Pejalan kaki yang melihat kecelakaan mobil ini, segera menelpon 120.

Nesya masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi, hanya melihat sekelompok orang membawanya ke rumah sakit.

Setelah Leon Fu mendengar berita itu, seluruh tubuh hanya bisa terdiam, Scarlett Jiang juga hanya diam di tempatnya.

Ayah Fu segera mengambil tindakan, dan membawa mereka berdua bersamanya.

Tidak berani menaruh rasa curiga, setibanya Leon Fu di rumah sakit dia segera memasuki ruang operasi, membantu penyelamatan.

Scarlett Jiang dan Ayah Fu membawa Nesya menunggu diluar.

Menunggu untuk waktu yang cukup lama, langit di luar juga berubah dari biru menjadi sedikit mendung.

Beberapa saat kemudian lampu ruang operasi akhirnya padam.

Tertliht Leon Fu keluar dari ruangan itu dan tampak tidak ada semangat, Scarlett segera mendekatinya dan menanyakan keadaan.

“Ibu bagaimana? Parah kah?”

Leon Fu mendengar itu dan menggelengkan kepala, duduk di tanah dan tatapan mata tampak kosong.

“Masih belum keluar dari masa kritis, dia mengalami pendarahan yang cukup parah.”

Leon Fu menyalahkan dirinya , bicara pada dirinya sendiri : “Apa yang kupelajari tidak berguna!”

Scarlett Jiang melihat kondisinya seperti itu dia menarik tangan Leon Fu, tangannya pun gemetar, bisa membayangkan seberapa ketakutan dia.

“Tidak apa-apa, ibu pasti bisa melewati masa-masa kritis, kamu jangan khawatir, aku percaya mama pasti bisa melewati masa bahaya ini.”

Setelah selesai berbicara, Scarlett memeluk Leon Fu, dan menepuk-nepuk pundaknya.

Leon Fu menggenggam erat tangan Scarlett, mencari ketenangan.

Saat di ruang operasi barusan, dia sangat ketakutan.

Scarlett terus memeluk dan menghiburnya.

Setelah beberapa saat, Leon Fu mengangkat kepala dari pelukan Scarlett dan berkata : “Ibu sekarang pendarahan dalam, masih perlu dirawat selama tiga hari, kalau terbangun, bisa keluar dari masa kritis, tapi kalau tidak terbangun ……”

Bicara sampai sini, Leon Fu tampak ketakutan, kata-kata itu tak mampu terucap dari mulutnya.

Pagi hari jelas adalah orang baik, tapi mengapa tiba-tiba……

“Leon, ibu pasti tidak apa-apa, kamu jangan menekan dirimu sendiri, pengobatan jaman sekarang sudah berkembang, ibu pasti tersadar, aku disini menemanimu.”

Selesai bicara, Scarlett menempelkan tangannya, memberikan kehangatan padanya.

Leon Fu menganggukan kepala, pada saat ini Ayah Fu membawa Nesya kemari.

Beberapa orang datang ke depan pintu ICU, melihat dalam ruangan ada Ibu Fu yang tubuhnya penuh dengan selang, Scarlett pun tidak bisa menahan rasa sedihnya.

Menghibur Leon Fu, Scarlett mengatakan dirinya akan disini menjaga Ibu Fu.

Leon Fu sebenarnya ingin mengatakan dirinya yang menjaga, tetapi Scarlett bersikeras, sungkan untuk menolak.

Kemudian, Leon Fu pulang mengurus baju kotordan Ayah Fu mengurus kerjaan di perusahaan.

Pada saat itu, handphone Scarlett berdering.

Scarlett melihat, dan menyadari itu panggilan dari Theo Jin.

Sesaat dia ingin mematikan panggilan itu, tetapi akhirnya dijawabnya.

“Scarlett, hari ini apakah ada waktu?” Suara Theo Jin terdengar.

Scarlett Jiang batuk lembut, kemudian menjawab : “Ibu Fu ada masalah, aku harus disini menjaganya.”

Theo Jin menanyakan rumah sakit tempat mereka berada, kemudian menutup teleponnya, ini membuat Scarlett bingung.

Tetapi kebingungan biarlah kebingungan, Scarlett tidak memasukkan urusan ini dalam hatinya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu