Innocent Kid - Bab 881 Ada Batasannya

“Qi.”

Seven sambil merendahkan juga memutarkan bola matanya : “Kenapa kamu seperti tidak bisa diandalkan.”

Setelah berkata dia pun menutup teleponnya.

Walaupun dia terlihat meremehkan, tetapi Theo sendiri tidak mudah dengan perasaannya sendiri.

Jika dia berada di kota Jing, tidak tahu ada berapa banyak yang rela membeli perasaannya Theo.

Theo meletakkan telepon genggamnya disamping, dan mulai mengurusi pekerjaannya hingga siang hari tiba, Alex masuk dan memberitahu dia akan ada dua rapat yang harus dia hadiri.

Semua kesibukan ini, tanpa terasa waktu telah berganti malam.

Setelah dia mengurusi pekerjaannya, Theo melihat keluar jendela, dan pergi dari perusahaan ini.

Setibanya dirumah, dia bertemu dengan Oscar.

Oscar yang melihat wajahnya yang terlihat tidak enak, kemudian mengingat kembali kejadian siang ini di perusahaan, lalu bertanya apakah ini urusan kerja sama dengan Simon.

Theo menceritakan ini sedikit, lalu berbicara tentang proyek lainnya.

Setelah itu, Scarlett masuk sambil membawakan makanan dan teh, kemudian dengan pelan meninggalkan ruangan ini.

Hingga pukul 3.30 pagi, Theo pun menyelesaikan pekerjaannya dan kembali ke kamarnya.

Ternyata Scarlett belum tertidur, sambil bersandar di dekat kasur sambil membaca buku, seperti sedang menunggu dia.

Ketika suara kamar pintu terdengar, Scarlett dengan segera menutup bukunya dan meletakkan di lemari kecil di sebelah kasurnya, lalu berada di dalam dekapannya Theo.

“Kenapa belum tidur juga?”

Scarlett memeluk pinggangnya Theo dan berkata dengan pelan.

“Iya, kenapa kamu belum tidur?” Theo membawanya kedalam dekapannya, dan meletakkan di atas kasur, sambil melihatnya.

“Ingin tidur bersamamu.”

Scarlett pun melingkarkan tangannya, dan dengan suara yang cukup berat.

Tatapan Theo pun melembut, lalu berkata, “Baik.”

Scarlett pun merasa dirinya sungguh dimanjakan oleh Theo.

Sekarang jika tidak ada Theo, dirinya pun merasa tidak bisa tertidur.

“Cepat atau lambat manjaanku ini bisa merusak aku.” Scarlett menutup matanya, dan berkata.

Theo seketika tersenyum lalu mengelus kepalanya Scarlett dan berkata dengan rendah, “Memanjakan seseorang yang menjadi istriku.”

Hati Scarlett merasa sesuatu, lalu membawa wajah kecilnya kedalam dekapan Theo, tanpa bersuara.

Hal apa yang lebih bahagia selain dimanjakan oleh dia?

Theo seperti sedang berpikir, apakah dia ingin berkata kepada dia tentang Simon yang datang ke Jin's Corp untuk urusan kerja sama, tetapi nafas gadis ini telah menenang.

Theo melihat kebawah, dan melihat Scarlett telah terlelap.

Seperti ada sebuah kehangatan yang keluar dari dadanya, Theo pun memberikan sebuah kecupan di dahinya.

Kelelahan hari ini, seperti menghilang begitu saja.

“Selamat malam, Scarlettku.”

Kelembutannya berada diruangan yang tenang ini.

Pagi ini, Oscar telah tiba di perusahaan, Theo telah mengurus pekerjaannya sedikit.

“Kak...”

“Proyek Simon biarkan aku yang mengurusnya, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya.”

Tanpa menunggu Oscar berjalan kedepannya, Theo segera mengatakan semua ini.

Oscar pun mengiyakannya.

Setelah kakak beradik ini sedikit membahas urusan kantor, Oscar pun pergi.

Proyek nya Simon, Theo merasa disingkirkan sejenak dulu.

Ketika malam tiba, Theo pun kembali kerumahnya.

Scarlett sedang membacakan cerita untuk kedua anaknya di ruang tamu, dengan suasana yang begitu hangat dan tentram.

“Daddy telah pulang.”

Ketika Nesya melihat Theo, dirinya turun dari sofa lalu berjalan ke arah Theo sambil melebarkan kedua tangannya.

Theo dengan sedikit merunduk lalu memeluk Nesya dan berkata dengan lembutnya, “Nesya apakah kamu mendengarkan perkataan mommy?”

“Nesya hari ini begitu penurut ketika mendengarkan mommy bercerita, dan tidak membuat onar.”

Nesya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kearahnya.

Theo pun memuji kedua bocah ini lalu duduk disampingnya Scarlett.

Dibawah isyaratnya Theo, Ace pun menarik Nesya kebawah untuk mencari ayah Jin dan Ibu Jin, kemudian membiarkan kedua orang ini.

“Scarlett, kemarin om Simon datang mencari Oscar untuk membicarakan sebuah proyek.”

Sebenarnya, Theo ingin mengatakan hal ini kepada Scarlett.

Tetapi dia tidur terlalu cepat, dan tidak sempat mengatakan ini.

Mendengar ini, Scarlett tercenggang sambil meletakkan buku ceritanya, lalu dengan nada bersalah melihat ke arah Theo, “Maaf, aku tidak tahu jika om pertama datang mencarimu.”

Theo sendiri tidak mengatakan proyek ini dengan detail, dia merasa Scarlett sendiri harus tahu tentang semua ini.

Tetapi tetap saja dia tidak boleh mengetahuinya terlalu banyak, karena takut dia merasa tidak nyaman.

Apalagi, air ini terlihat cukup dalam.

“Bodoh, kamu tidak perlu meminta maaf.”

Theo menyelesaikan perkataannya, lalu membawa dia kedalam dekapannya.

“Aku tidak ingin kamu merasa susah karena aku, ini adalah pekerjaanmu dan lakukan hal ini sesuai pekerjaanmu, tidak perlu memikirkan aku, mengerti?” Scarlett berkata dengan serius.

Walaupun dia tidak memiliki waktu yang panjang bersama Simon, tetapi dia dapat menebak semua ini.

Simon mempunyai pikiran untuk mendekati Theo, mungkin dengan kata lain “mempergunakan”.

Dirinya memang tidak bisa memungkiri jika dirinya memang berhubungan darah dengan Simon, tetapi dirinya juga tidak suka orang yang menggunkana dirinya untuk mendekati Theo.

Di dalam urusan pekerjaan, dirinya sendiri memang tidak bisa membantu Theo dalam urusan pekerjaan, tetapi dia juga tidak ingin Theo melangkah mundur.

Theo yang mendengar ini, lalu tersenyum sambil memeluka orang yang berada didalam dekapannya ini, “Tenang, aku memiliki batasannya.”

Scarlett pun merasa lega sambil tersenyum kearahnya, “Baik, aku percaya kepadamu.”

——

Simon telah menunggu nya selama 2 hari, dia memilih sebuah hotel yang jaraknya terbilang dekat dengan Jin's Corp.

Dirinya pun terus saja mengambil telepon genggamnya tetapi tetap saja tidak ada pesan.

Pada akhirnya Simon sendiri merasa tidak tenang, lalu bersiap-siap ke Jin's Corp.

Gadis resepsionis juga merasa pusing karena kembali melihat Simon lagi.

Simon sendiri telah dua hari berada di Jin's Corp, tetapi dia tetap tidak bisa masuk dan menunggu diluar, dan terus saja berputar disini.

“Apakah direktur ada, apakah dia ada waktu hari ini?”

Simon yang masuk, segera bertanya.

Gadis di resepsionis hanya tersenyum, “Maaf tuan, anda tidak membuat janji...”

“Aku adalah om direktur kalian.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu