Innocent Kid - Bab 543 Tidak Mungkin Tidak Bisa Berpikir Terbuka

Sinar matahari yang berkilau menembus kaca rumah sakit, dan jatuh secara vertikal ke wajah Theo Jin yang pucat.

Ketika menyebutkan Bella Jiang, keningnya berkerut dengan hebat, mengungkapkan sebuah rasa kebencian yang mengerikan.

Oscar Jin yang melihat situasi ini, perasaan bercampur aduk di dalam hatinya juga mulai terpengaruh.

Dia tidak merasa curiga sedikitpun, untuk mencari Bella Jiang dan membalaskan dendam untuk kakak mertuanya, dan dia sudah menjadi pendukung emosional Theo Jin.

Pada saat ini, dia memiliki keegoisan di dalam hatinya, dan sedikit berharap agar Bella Jiang bisa bersembunyi sedikit lebih lama.

Dengan seperti ini, abangnya juga bisa bertahan dengan pemikiran seperti ini, dan terus bertahan hidup.

Dia mengulurkan tangan dan meletakkannya di bahu Theo Jin, lalu Oscar Jin menatap wajah Theo Jin yang lemah dan pucat, kemudian menjawab dengan suara yang berat: “Abang, tenanglah, orang-orang kita sudah melacak jejak Bella Jiang. Jika ada kabar aku akan segera memberitahumu, sekarang yang terpenting adalah kamu harus menjaga dirimu dengan baik.”

Oscar Jin berkata dengan suara yang sedikit serak, dan menatapnya dengan perasaan khawatir.

Dia takut jika Theo Jin tidak makan dan minum lagi selama beberapa hari, maka tubuhnya tidak akan bisa bertahan lagi.

“Tenanglah, aku tidak akan mati.”

Theo Jin tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Di matanya, galaxy sudah terjatuh dari langit, dan nada suaranya mengandung perasaan sedih yang mendalam.

Sebelum menemukan Bella Jiang, dia tidak akan mundur.

Lett……

Nama Scarlett Jiang terus muncul berulang kali di dalam hatinya, dan Theo Jin merasakan kepahitan di dalam tenggorokannya.

Tenggorokannya terluka, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan kesakitan di dalam hatinya.

Setelah menarik nafas yang daam, Theo Jin menarik kembali pandangannya, lalu mengencangkan dagunya.

Dengan nada yang sangat tenang, dia berkata kepada Oscar Jin: “Dalam beberapa hari ini, kamu kirimlah oranh untuk pergi mencarinya di kota dekat pesisir, dan juga kapal-kapal yang muncul di dekatnya hari itu.”

Dan dengan sedikit permohonan dalam kata-katanya, “Oscar, coba cari lagi, mungkin orang yang lewat dalan perjalanan sudah menyelamatkan Lett. ”

Saat menyebutkan Scarlett Jiang, matanya sedikit bergerak.

Seperti genangan air yang dijatuhi sebuah batu kecil, dan memunculkan ombak yang tertatih-tatih, dan kembali menjadi tenang dengan sangat cepat.

Oscar Jin yang mendengarkan perkataan tersebut, hidungnya terasa sedikit kesemutan.

Sebenarnya, sejak awal dia sudah menduga bahwa Theo Jin akan berkata seperti ini.

“Aku sudah tahu, aku akan memberi perintah, agar mereka terus mencarinya. ”

Walaupun tim pemancing sudah meninggalkan wilayah laut, tetapi keluarga mereka juga sudah melatih banyak kaum atasan selama beberapa tahun ini.

Dimungkinkan juga untuk melepaskan sebagian dari mereka untuk menemukan orang.

Tetapi, pencarian tanpa tujuan seperti ini sebenarnya sama seperti mencari sebuah jarum dalam lautan yang luas.

Jelas diketahui bahwa harapannya akan sia-sia, tetapi dia masih saja ingin melakukannya.

Setelah hari ini, orang yang diutus oleh Jin’s Corp, setiap hari melakukan pencarian di wilayah lautan tersebut , dan pulau-pulau di dekatnya juga dieksplorasi satu per satu.

Mereka membawa foto Scarlett Jiang, lalu bertanya kepada nelayan terdekat di sepanjang pesisir, tetapi, tidak ada seorang pun yang berkata bahwa mereka melihat Scarlett Jiang.

Bahkan kota-kota di sekitarnya juga tidak dilewatkan, selama Theo Jin memberikan pengarahan, mereka akan pergi untuk mengunjunginya.

Namun, hari demi hari sudah berlalu, dan berita tentang Scarlett Jiang masih belum terdengar.

Kesedihan yang menyelimuti keluarga Jin juga semakin kuat, keceriaan keluarga yang sebelumnya perlahan-lahan semakin sirna.

Scarlett Jiang sudah menjadi topik yang tidak boleh dibicarakan.

Hari ini, Theo Jin kembali dari kota sebelah.

Ketika masuk ke rumah, dia langsung menundukkan kepala, dan berjalan ke kamar tidur dengan sedih.

Setelah masuk dia menguncinya dirinya di dalam kamar, dan tidak mengatakan sepatah katapun.

Ibu Jin melihat anak sulungnya menghilang di sudut, alisnya sedikit terkulai.

Dia menghela nafas, lalu berbalik dan bertanya kepada Oscar Jin yang pulang bersama dengannya.

“Bagaimana? Apakah ada keuntungan di hari ini? ”

Dia selalu mengulang perkataan ini setiap hari, dan selalu menanyainya sebanyak ratusan kali.

Oscar Jin menggelengkan kepala, lalu dia menekan pada bagian pelipis, dan menunjukkan sedikit rasa kesakitan pada alisnya, “Jika ada, abang tidak akan menunjukkan ekspresi seperti ini.”

Ibu Jin yang mendengarkan perkataan tersebut, menganggukkan kepala dengan kecewa.

1 bulan sudah berlalu, mereka menghabiskan waktu setiap hari dalam jalinan harapan dan keputusasaan.

Setiap menginjak di sebuah pulau, tanpa melewati kota, tetap akan mengalami proses dari harapan menjadi kepututusasaan.

Suasana hati yang menyakitkan ini menggilas semangat setiap orang, hingga hampir hancur.

Ibu Jin sama sekali tidak berani memikirkannya, bahkan dia merasa sangat sedih dengan bagaimana anaknya yang rapuh tersebut menghabiskan setiap harinya.

“Oscar, kamu katakan, apakah Lett masih memiliki peluang untuk hidup? ”Dengan mata yang memerah, Ibu Jin menanyakan pertanyaan yang ada di dalam hatinya sambil terisak tangis.

Di dalam mata Oscar Jin terlintas sedikit rasa muram, lalu dia melihat ke arah lantai atas dengan diam.

Setelah beberapa saat, dia menggelengkan kepala dengan suasana hati yang berat.

Masalah sudah terjadi selama 1 bulan, jika harapan semula disamakan dengan bintang yang bersinar di malam hari, maka sekarang, cahaya bintang harapan yang bersinar ini tidak cukup untuk diserap oleh mata telanjang.

Cahaya itu sangat redup, membuat orang tidak bisa melihatnya.

Ibu Jin yang mendengarkan perkataan tersebut langsung menutup mulutnya, matanya dipenuhi oleh air mata.

Tapi dia tetap berkata dengan enggan: “Jika, seandainya benar-benar ada orang yang berbaik hati menyelamatkan Lett.”

“Bahkan jika seperti ini, itu juga tidak masuk akal, jika kakak mertua sudah diselamatkan, kenapa dia tidak kembali untuk mencari abang dan Ace? Ini aneh.” Oscar Jin berkata sambil tersenyum pahit.

Rasionalitasnha menghancurkan harapan terakhir di hati Ibu Jin, dia tahu bahwa perkataannya ini dangat kejam, tetapi juga sangat realistis.

Ketika dirinya bisa berpikir hingga ke titik ini, abangnya sudah memikirkannya lebih awal dibandingkan dia, hanya saja abangnya masih tidak bisa menghadapi kenyataan.

“Sudahlah, mungkin keluarga kita tidak memiliki berkah ini.” Tetesan air mata mengalir turun melalui pipinya, lalu ibu Jin menghela nafas.

Kemudian dia seperti teringat dengan sesuatu, dia menghapus air matanya, dan berkata kepada Oscar Jin: “Mengenai masalah perusahaan, kamu harus lebih memperhatikannya, abangmu juga tidak tahu membutuhkan waktu berapa tahun agar dia bisa tenang kembali, huh……”

Ibu Jin memandang ke arah kamar tidur dengan ekspresi khawatir, dan hatinya dipenuhi oleh rasa ketidakberdayaan.

“Aku paham, kamu tenang saja.” Oscar Jin berkata dengan sangat tenang.

Di dalam 1 bulan ini, dia sudah dipaksa untuk menjadi dewasa.

Tanpa adanya Theo Jin yang menghadang di hadapannya, hari-harinya merasa tertekan sehingga dia tidak bisa bernafas, tetapi dia juga berusaha untuk menenangkan pikirannya.

Di malam hari, pintu kamar Theo Jin masih tertutup rapat, lalu ibu Jin meminta kepada Oscar Jin: “Kamu pergilah ke lanti atas untuk melihat-lihat, Theo Jin, dia sendirian di kamar, aku tidak bisa merasa tenang.”

Oscar Jin menganggukkan kepala, lalu pergi ke lantai atas dan mengetuk pintu kamar Theo Jin.

Setelah mengetuk beberapa kali, tidak ada orang yang merespon, lalu dia mengerutkan alisnya.

“Abang, ibu memanggilmu untuk makan.”

Theo Jin tetap tidak mengeluarkan suara.

Dia mengulurkan tangan untuk memutar pengangan pintu, tetapi dia menyadari bahwa pintu sudah dikunci dari dalam, hati Oscar Jin berdetak, dan tanpa sadar membayangkan sesuatu yang buruk di dalam.

Dia mulai memukul pintu dengan kuat, lalu berteriak dengan keras: “Abang, apa ysng kamu lakukan di dalam, cepat buka pintunya!”

Suara pukulan juga menarik perhatian ibu Jin, lalu dia berlari ke lantai atas dengan terburu-buru, dan bertenya: “Ada apa?”

Ketika Oscar Jin mengatakan situasinya, ibu Jin juga berkata dengan cemas, “Gawat, apakah abangmu tidak bisa berpikir terbuka? ”

1 bulan ini, Theo Jin tidak mengizinkan orang untuk masuk ke dalam kamar tidurnya, dan dia mengatakan bahwa itu akan menghancurkan jejak kehidupan Scarlett Jiang.

Mereka juga tahu bahwa, kerinduan Theo Jin sekarang sangat mendalam, lalu membiarkannya pergi.

Tetapi beberapa hari ini, kondisi mental Theo Jin semakin memburuk, dirinya terlihat sangat putus asa.

Mereka khawatir jika Theo Jin tinggal di dalam tempat yang di penuhi dengan aroma Lett dalam jangka waktu yang panjang, maka dia tidak akan bisa berpikir terbuka.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu