Innocent Kid - Bab 472 Kekurangan Seorang Cucu Perempuan

Mobil melaju sampai ke vila Keluarga Jin, lalu berhenti di depan pintu.

Ace memainkan trik lama, juga ingin Scarlett memeluknya, siapa yang tahu saat menjulurkan tangan, malah jatuh ke dalam pelukan yang lebih besar.

Ace memutar-mutar badannya,enggan digendong Theo pulang ke rumah.

Setelah selesai makan,anggota Keluarga Jin terbiasa duduk bersama dan berbincang, hari ini juga tak terkecuali.

“Aku ingat perlombaan Ace sepertinya sudah mau dimulai, kapan hari itu tiba?” Oscar bertanya dengan tertawa.

Ibu Jin melihatnya dengan tatapan teguran: “2 hari lagi, kamu ini bagaimana menjadi seorang paman?”

“Ai yo, lihat ingatan ku ini, semangat Ace, tiba saatnya paman akan pergi memberi semangat untuk mu, kamu juga harus dapat juara 1 untuk diperlihatkan ke paman .” Oscar mengedipkan mata pada Ace.

“Mendapatkan juara 1 atau tidak bukan masalah, dapat juara 1 dari belakang juga tetap cucu ku.” Ayah Jin dengan agresif berkata.

Oscar menaik-naikkan bahu, sedikit pasrah.

Ace menjawab dengan jelas dan tajam: “Kakek, tujuan ku adalah juara 1.”

Sekeluarga tertegun sesaat, semua nya pun tertawa.

Diantaranya, tawa Oscar paling bahagia, anak kecil ini, aneh, saat tumbuh besar takutnya lebih susah ditandingi dibandingkan ayahnya , memang layak menjadi putra dari kakaknya.

Scarlett memeluk Ace, lalu mengecupnya, memujinya berkata: “Sayang kamu sangat hebat.”

Ace mendapatkan pujian dari Mommy nya, sedikit malu, memeluk leher Scarlett dan menggosoknya perlahan, lalu mengundangnya, “Mommy, kamu datang dan lihat perlombaan aku ok?”

“Tentu saja.” Scarlett berkata dengan tanpa ragu: “Perlombaan anak kesayangan ku yang sulit didapat, bagaimana mungkin Mommy bisa tidak hadir, Daddy mu juga harus pergi.”

Mengatakan hal itu, ia pun melihat Theo, ada ancaman dalam ekspresi matanya: Kamu tidak bisa mengatakan tidak pergi, urusan yang sangat besar juga harus ditinggalkan, jika tidak akan membuat anak kesayangan ku kecewa, awas kamu.

Theo merasa sangat lucu, putra dan istri nya berdiri di garis perang yang sama, dia sudah berubah menjadi orang luar, tapi ia menahan kepahitan ini. Berhadapan dengan mata kecil Ace yang penuh pengharapan, nada bicara Theo sangat lembut, “Aku juga akan pergi.”

Ace berteriak, langsung merasakan sangat bahagia hingga tidak tahu harus berbuat apa, dengan sesuka hati mencium beberapa kali di wajah Scarlett, lalu memanjat ke tubuh Theo, menciumnya hingga dipenuhi dengan air liur.

Theo memeluk badannya yang kecil dan lembut, mencegah dia terjatuh, matanya dengan penuh tawa.

Bola mata Oscar yang penuh kecemburuan pun memerah, lalu ia menjerit pada Ace berkata : “Paman juga mau dicium, cepat kesini cium aku.”

Ace melangkahkan kaki kecilnya, berlari terbata-bata kesana, dan memenuhi keinginannya, dan juga denga sangat pengertian melayangkan kecupan di pipi kakek dan nenek, lalu kembali bersandar ke pelukan Scarlett.

Ibu Jin tertawa berkata: “Keluarga kita tidak kekurangan apapun, hanya kekurangan seorang cucu perempuan, Lett, Theo, kapan kalian bisa memenuhi harapan ku ini?”

Wajah Scarlett tiba-tiba memerah, ekspresi matanya menghindar, lalu menundukkan kepala.

Theo sangat tenang, hanya saja ujung bibirnya sedikit melekuk, dengan ekspresi mata yang dalam menatap Scarlett, cinta dalam matanya begitu penuh hingga mau meluap.

Sekejap, 2 hari pun berlalu.

Hari ini adalah har perlombaannya Ace, sekeluarga semua nya berangkat, dengan menaiki 2 buah mobil.

Ace dan Scarlett Theo di depan, Ibu Jin Ayah Jin Oscar duduk d mobil belakang, dengan megah melaju ke lokasi perlombaan.

Di perjalanan, Scarlett terus berbincang dengan Ace, tawa bahagia dan suara ceria tak berhenti, sama sekali tidak ada aura gugup, wajah Theo yang dingin, juga berubah menjadi lembut.

Perlombaan kali ini adalah bersifat nasional, skalanya sangat besar, guru yang diundang adalah guru besar dari perkumpulan kaligrafi.

Perlombaan terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok anak-anak, kelompok remaja, dan kelompok orang dewasa, stadium juga terbagi menjadi 3, tapi semuanya terletak bersama, tentu saja Ace termasuk ke dalam kelompok anak-anak.

Setelah memasuki arena, panitia akan memberikan nomor kepada para finalis,semuanya berkumpul di belakang panggung sesuai dengan nomor sebelum perlombaan dimulai, orang yang menemani hanya bisa duduk di kursi penonton yang dibawah dan melihatnya dari sana.

Scarlett terus melihat ke atas panggung dengan sangat gugup, telapak tangannya berkeringat, lebih gugup dibandingkan saat dirinya sendiri mengikuti lomba .

Sebuah tangan yang besar tiba-tiba menjulur kemari, menggenggam tangan nya.

“Sangat gugup?” Suara Theo yang rendah dan sendu terdengar di telinga.

Scarlett melihatnya: “Kamu tidak gugup kah?”

Theo tertawa: “Tidak gugup, dia mendapatkan juara atau tidak juga tidak apa-apa.”

Scarlett tentu saja bukan mengkhawatirkan Ace tidak mendapatkan juara, dia itu, dia itu.... Ai yo, yang penting dia tidak bisa mengutarakannya, kira-kira itu adalah sebuah psikologis yang aneh sebagai orang tua.

“Tidak perlu khawatir, tonton saja.” Theo menenangkannya berkata, Scarlett mendengar suaranya yang tenang, dengan ajaib ia pun menjadi tenang.

Kebetulan pada saat ini, 1 per 1 finalis keluar, Ace juga termasuk di dalamnya, Scarlett sangat terbangkitkan, “Aku sudah melihat Ace, dia ada disana.”

Perlombaan dimulai, semua finalis duduk, berdasarkan peraturan, menuliskan tulisan yang ditunjukkan. Ace menggenggam pensil kuas, punggungnya tegak, 1 goresan 1 guratan, ditengah-tengah keseriusan juga ada sedikit rasa santai, sangat mencolok di tengah sekumpulan orang. Penampilannya yang kecil sangat membuat orang jatuh hati, bahkan fotografer juga tidak tahan untuk memotret nya lebih banyak.

Setelah para finalis selesai, selanjutnya pun dimulai voting di tempat, para juri melihatnya 1 per 1 , wajahnya pun dipenuhi dengan senyuman, sebenarnya usia di kelompok anak-anak terlalu kecil, dan tulisan kaligrafi itu menguji kekuatan pergelangan tangan, mereka pada dasarnya tidak berharap besar, asalkan bisa memilih beberapa karya yang relatif bagus maka sudah bisa.

Tapi, tunggu setelah mereka melihat sebuah karya, ekspresi wajahnya pun berubah menjadi serius, ini karena karya ini ditulis dengan terlalu bagus, tulisannya begitu mahir, ujung kuasnya tegas dan bertenaga, jika dibandingkan dengan kelompok remaja, juga tidak akan kalah.

Para juri berkumpul bersama, menikmati hasil karya ini, dengan suara kecil saling bertukar pikiran, dan akhirnya sama-sama memutuskan, karya ini, adalah pemenangnya.

Setelah urutan juara sudah ditetapkan, pembawa acara pun mengumumkannya, juara 1 diumumkan terakhir, ketika nama Ace diucapkan, semuanya memanjangkan leher, ingin melihat gaya elegan dari sang juara 1.

Ace berjalan dengan langkah kecil, dengan santai dan percaya diri berjalan naik ke depan panggung.

Usia nya di kelompok anak-anak juga tergolong kecil, dan ia sangat imut dan tampan, hari ini ia mengenakan setelan jas kecil, benar-benar sangat imut, dari bawah panggung terdengar suara tarikan nafas, bahkan pembawa acara juga terpesona hingga hatinya berdebar.

Awalnya naik ke atas panggung dan hanya mengambil piala, namun pembawa acara sungguh tidak bisa menahannya, ia pun jongkok dan mewawancarai pemenang cilik ini.

“Ace, bisa bertanya sebentar, usia mu begitu kecil, bagaimana caranya bisa menulis tulisan tangan yang begitu indah?” Pembawa acara tersenyum manis, seperti tante yang aneh.

Ace dengan imut berkata: “Karena aku belajar dengan guru ku dalam waktu yang sangat lama, tuntutan guru sangat tinggi.”

“Sangat lucu, bolehkah aku memeluk mu sebentar?” Pembawa acara itu menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan ini.

Ace berpikir dengan serius, ia melakukannya dengan enggan dan berkata: “Baiklah, boleh memeluk sebentar.”

Pembawa acara itu memeluknya dengan gembira, untuk waktu yang cukup lama ia tidak ingin melepaskannya, dan masih berprilaku aneh pada penonton yang ada dibawah panggung berkata: “Anak yang begitu hebat, aku ingin menculiknya pulang.”

Ace langsung mundur selangkah, dengan was-was melihatnya, membuat orang-orang yang ada dibawah panggung tertawa.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu