Innocent Kid - Bab 887 Hadir Tepat Waktu

Theo tidak berniat untuk menyembunyikan hal ini kepadanya dan berterus terang: “Tubuh Scarlett disuntik oleh bakteri yang mengandung aconite, dan secara kebetulan Simon bekerja sama dengan seseorang dan permintaan mereka ada aconite ini, maka itu...”

Theo tidak menjelaskan lebih lanjut tetapi George sudah bisa menerka dan tidak bisa menahan diri untuk tidak tercengang.

Dia tidak mengira alasan Theo dan Simon bekerja sama di karenakan oleh ini.

Setelah George tersadar dia bertanya dengan cemas, “Jadi bagaimana kondisi adikku, apakah bakteri ini dapat dikeluarkan dari tubuhnya?”

“Untungnya sementara waktu ini masih dapat dikendalikan tetapi bakteri yang di dalam tubuhnya itu belum ada cara untuk diobati.”

Setelah mendengarkan ini George juga sangat mencemaskannya dan tidak bisa membantu apapun.

Hanya bisa menenangkan Theo, dan akhirnya berkata dengan serius : “Jika memerlukanku, aku siap untuk membantumu dan aku pasti tidak akan menolak.”

“Baik, terima kasih.” Theo sangat berterima kasih.

“Jika tidak ada yang hal yang mau dikatakan, aku akan pergi terlebih dahulu.”

Theo mengangguk.

Setelah George pergi, Theo melihat waktu dan berpikir bahwa Scarlett dan anaknya seharusnya belum tidur lalu membuka komputer dan menghubungi mereka.

Disisi sana dengan cepat mengangkatnya, di depan layar Nesya melompat kegirangan dan berkata : “Daddy!”

Melihat putri kecilnya ini membuat sifat Theo berubah menjadi lembut.

“Apakah Nesya mendengarkan perkataan mommy hari ini?”

“Daddy, Nesya sangat patuh, malam ini mommy memberikanku makanan yang spesial, aku menghabisinya! Kakak bisa menjadi saksinya.”

Setelah berkata Nesya menarik Ace ke tempatnya.

Ace membelai rambut Nesya dan bersaksi untuk dirinya, “Benar daddy, aku bisa bersaksi buat adik, seharian ini dia tampak begitu patuh, kecuali pada saat dia merobohkan meja rias mommy.”

Setelah berkata, Ace tertawa dan berlari.

Nesya mengejar sambil mencelanya, “Kakak jahat, kita sudah sepakat masalah ini tidak boleh diberitahu kepada daddy dan mommy!”

Theo tidak dapat menahan tawanya, pada saat ini Scarlett berjalan kemari dan duduk didepan komputer dengan tersenyum dia bertanya : “Ada hal apa yang membuat kalian senang?”

Theo menatap Scarlett dengan lembut dan menjawab, “Merindukanku?”

Kedua anak kecil yang membuat kekecauan disana, dan ketika Theo menanyakan hal ini membuatnya sedikit malu, “Bukankah kamu baru pergi kemarin...”

Setelah mendengar ini, Theo berpura-pura terlihat kecewa, “Sepertinya, Scarlettku tidak merindukanku.”

Scarlett yang melihat ekspresinya begitu, hatinya melemah dan dengan segera menjawab, “Aku, aku tentu saja merindukanmu...”

Baru saja setengah percakapan ini terucap, Ace menarik Nesya kemari dan dengan gayanya, “Mommy malu, daddy masih harus bertanya.”

“Malu ya!” Nesya di sebelah mengejeknya.

Scarlett tidak mengira bahwa kedua anak ini bisa menganggu dan mendengar obrolan mereka hal ini membuat pipinya kembali memerah.

Theo snagat mengetahui istrinya adalah orang pemalu dan berkata kepada kedua orang anaknya : “Kalian berdua berani mengejek mommy, hati-hati pada saat kembali aku akan memberi kalian pelajaran.”

Nesya bergumam, “Kami tidak mengejek mommy!”

“Memang begitu!"

Setelah Ace mencibir lalu menarik Nesya untuk bermain.

Melihat bayangan kedua bocah ini membuat ekspresi Scarlett melembut.

Beberapa saat kemudian dia memalingkan pandangan ke arah Theo, “Bagaimana penanganan masalah di Kyoto, apakah masalah tersebut sulit diatasi?”

Theo tidak ingin dia ikut khawatir lalu tersenyum : “Tidak mungkin, sudah hampir selesai.”

“Jadi kapan kamu pulang?”

Melihat kedua matanya yang seperti air, Theo menggodanya : “Setelah dua hari, kamu jangan terlalu merindukanku.”

Scarlett menoleh dan mencibirnya, “Bukankah kamu yang menyuruhku tidak usah merindukanmu.”

“Tidak ada hati nuraninya.”

Setelah mengobrol sebentar, kedua orang ini enggan untuk menutup telepon mereka.

Keesokan harinya, setelah sarapan Theo dan Alex menuju ke Jin’s Corp yang di cabang di Kyoto.

Manager cabang perusahan yang menerima pemberitahuan ini, pagi-pagi sekali dia sudah berada di pintu perusahaan.

Setelah mobil pribadi Theo tiba disana, dengan segera dia menyambutnya.

“Direktur Theo.”

Theo menjawabnya dan berjalan keluar dari mobil, “Kamu Andy bukan?”

Andy tidak menyangka jika Theo masih mengingat namanya dan sedikit tersanjung, “Benar benar.”

Theo dan dia masuk secara bersamaan kedalam perusahaan, setelah melakukan beberapa pemeriksaan, dia mengangguk-anggukkan kepalanya, “Terorganisasi dengan baik.”

Andy terus menerus menerima pujian itu dan setelah mendengarkan perkataan seperti menelan perutnya dan tersenyum : “Semua ini karena dibawah ajaran dari direktur Theo, ini adalah laporan keuangan musim ini, mohon anda melihatnya lagi.”

Saat meninggalkan cabang perusahaan waktu telah terlihat sore.

Baru saja menaiki mobil, panggilan telepon dari Simon masuk.

“Theo, orang-orang dari SA’s Corp sudah tiba di Kyoto, malam ini kita akan bertemu di restoran MG, apakah kamu punya waktu?”

“Bisa, aku akan datang tepat waktu.”

Setelah menjawabnya, Theo menutup teleponnya.

Pada pukul tujuh malam, Theo tiba tepat waktu di restoran MG, Simon dan Darius sudah berada didepan pintu untuk menunggunya.

Melihat dia yang datang, Simon memberikan sebuah senyuman dan menyambutnya, “Theo, kamu sudah datang, orang-orang dari SA’s Corp juga akan segera tiba...”

Begitu dia mengatakannya, sebuah mobil yang Rolls Royce yang panjang perlahan-lahan berhenti di depan pintu, dan dua orang yang tinggi dan besar berambut pirang keluar dari mobil.

Setelah Darius melihatnya, dia tersenyum dan berjalan ke arahnya.

“Pierce, lama tidak berjumpa.”

Setelah berjabat tangan dengan Darius, Pierce tersenyum dengan tulus : “Darius, lama tidak jumpa, jalanan lumayan macet, aku benar-benar minta maaf.”

Tidak tahu apakah dia sering atau tidak berkomunikasi dengan orang China, tetapi bahasa mandarinnya terdengar sangat fasih.

Darius dengan tidak peduli berkata : “Maaf, ini siapa?”

Biasanya Pierce seorang diri berkontak dengannya namun hari ini di sebelahnya ada seseorang lagi, Darius sedikit penasaran dengan identitas orang yang dilihatnya ini.

Pierce berkata: “Ini adalah asistenku, Aaron.”

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu