Innocent Kid - Bab 680 Apakah Kita Akan Menghadiri Acara Pernikahan?

Ibu Fu tidak ingin membuat kondisi ini semakin tidak nyaman dengan segera dia berkata.

Sambil tersenyum dan berkata kepada Theo : “Tuan Jin, nada Leon terdengar kasar, membuat anda merasa tidak nyaman, aku meminta maaf kepada anda, semoga anda bisa mengerti hal ini.”

Ibu Fu bahkan telah berkata seperti ini, tentu saja Theo tidak perlu berkata apa-apa lagi.

Dia tersenyum dengan tatapan tidak memperdulikan.

Melihat Theo yang tidak memperdulikan ini, tatapan ibu Fu melihat kearah Leon, dengan arti semua ini sudah cukup dan jangan mempermasalahkan hal ini lagi.

Leon berdiri disana tanpa berkata apapun.

Ibu Fu kembali mengundangnya, “Pernikahan Scarlett dan Leon itu memang beneran, jika tuan Jin mempunyai waktu maka harus menghadiri acara tersebut.”

Mendengar ini Theo melihat ke mata Scarlett dengan dalam tanpa berkata.

Lalu tersenyum dan berkata : “Jika aku memiliki waktu, aku pasti datang.”

Scarlett juga melihat kearah Theo, tatapan matanya terlihat kacau.

Mendengar perkataan Theo ini membuat hatinya menjadi kosong.

Dia ingin mengeluarkan tangannya dari Leon, tetapi kekuatan lelaki ini sangat besar.

Dia hanya bisa mengigit bibirnya saja, hatinya merasakan sebuah perasaan yang tidak bisa dikatakan.

Theo tidak mengatakan hal tersebut, seharusnya dia merasa gembira tetapi hatinya seperti merasa sesak.

Tetapi perasaannya itu tidak dapat dirasakan oleh Theo.

Dia menundukkan tubuhnya untuk memperbaiki bajunya Ace kemudian berdiri sambil mengandeng tangannya Ace dan berpamitan.

“Sudah malam, aku dan Ace pulang dulu, terimakasih karena nyonya Fu telah mengizinkannya.”

“Sama-sama.” Ibu Fu tersenyum dengan sopan.

Ace mengangkat kepalanya melihat kearah daddynya lalu kemudian melihat kearah Scarlett, matanya yang cantik itu sungguh tidak rela meninggalkan.

“Mommy sampai jumpa jangan lupa makan obat.”

Scarlett merasa hatinya menghangat dan tersenyum kepada Ace sambil melambaikan tangannya.

“Sampai jumpai Ace, kamu juga harus makan obat dengan teratur dan beristirahatlah dengan cukup.”

Ace kemudian tersenyum lalu dengan serius mengingat perkataan Scarlett di dalam hatinya.

Setelah itu Theo memalingkan tatapannya dari Scarlett dan membawa Ace ke dalam mobil.

Setelah pintu tertutup, terdengar suara nyaring.

Mobil hitam ini melaju dan terdapat dua orang satu besar dan kecil sedang duduk didalam.

Wajah kecil yang indah, wajah besar yang tampan, tampilan kedua orang ini seperti sesuatu yang diukir keluar.

Ace yang berpisah dengan Scarlett membuat perasaannya menjadi sedih.

Dia memeluk kereta apinya itu, tidak ada ekspresi apapun di matanya.

Theo bersandar dikursi mobil, dengan kaki panjang yang terbuka, tubuh yang kurus dengan jas yang bermerek.

Mungkin karena merasa panas, dia sedikit memuka kancingnya dan terlihat tulangnya itu.

Theo melihat sikap Ace yang seperti ini, dia menundukkan kepalanya melihat ke arahnya dan berkata : “Kamu terlihat tidak senang?”

Ace mengangkat kepalanya dengan tidak ada reaksi melihat ke arah Theo juga tidak berkata kemudian menundukkan kepalanya sambil mendorong kereta apinya.

Dia melihat kereta api yang berada di tangannya Ace kemudian berkata : “Nanti aku akan membelikan kereta api ‘kota baja’ untkmu.”

Ace mengangkat kepalanya melihat wajah bodoh yang sedang melihat kearahnya, Ace mengeluarkan sebuah kartu hitam dari tasnya.

Dengan gaya direktur dia berkata : “Dikartuku ada 20 juta, kamu tidak perlu membelikannya.”

Pertama kali ada orang yang menggunakan uang berkata kepadanya, hatinya terasa tidak nyaman.

Tetapi dia dengan segera berkata seperti dengan sengaja : “Aku bisa memberikan 20 juta lagi untukmu.”

Ace terlihat tidak peduli dengan uang 20 juta itu, lalu dia menyimpan kartu dan kereta api kecilnya itu, lalu memeluk tasnya dengan erat.

Dengan wajah serius dia berkata : “Mommy akan menikah dengan paman itu? Apakah kita akan menghadiri acara pernikahan itu?”

Ace yang masih kecil ini tidak bisa mengerti urusan orang dewasa, mengingat Scarlett akan menjadi mommy orang lain, bukan lagi mommy nya hal ini membuat Ace merasa tidak nyaman.

Theo mengelus kepalanya Ace lalu tersenyum, “Bagaimana mungkin?”

Merasakan sentuhan lembut dari Theo, tatapan Ace berubah dengan serius menunggu Theo untuk menjelaskan semua ini.

Karena ac dimobil ini terlalu rendah membuat tubuh Theo merasa sedikit dingin.

Dengan pelan dia berkata : “Mommy hanya milik kita, aku tidak akan membiarkan mommy menjadi milik paman mana pun.”

Ace kemudian berpikir lalu menambahkan : “Aku tidak akan membiarkan mommy menjadi mommy orang lain lagi, tetapi mommy boleh menjadi mommy nya Nesya.”

Dia segera memperlihatkan sosok seorang kakak.

Theo melihat kearahnya dan berkata.

“Iya.”

Kediaman keluarga Fu, setelah Theo membawa Ace pergi, semua orang disini terlihat canggung.

Scarlett mengeluarkan tangannya dari lengan Leon, lalu berkata jika tubuhnya tidak nyaman dan ingin naik keatas.

Mengetahui ayah Fu yang sedang menahan amarah, ibu Fu pun menuangkan segelas teh untuk ayah Fu.

Ayah Fu yang terdiam sejenak itu kemudian menimu tehnya lalu berkata kepada Leon.

“Kamu tidak bisa menahan amarah jika tadi bukan karena ibu mu yang berkata, apakah kamu berencana untuk memukul Theo? Bagaimana aku selalu mengajarkan mu?”

Leon tahu jika dirinya terlalu terburu-buru, dengan perkataan tadi terlihat sangat mudah untuk ditertawakan.

Dia berkata dengan serius : “Memang aku yang tidak bisa berpikir dengan baik, pa aku tahu salah.”

Ayah Fu hanya bisa menghelakan nafas dari hidungnya, tidak ingin melukai Leon lagi.

Dirinya sendiri tahu bagaimana sikap anaknya itu, jika melakukan sesuatu pasti akan berpikir dulu, memang perkataan Theo tadi terlalu menyakitkan dan membuat dia kehilangan akal sehatnya.

“Sudah lah, yang penting tahu salah lain kali ingat untuk berpikir dulu sebelum berkata.”

“Baik.”

Leon menuruti.

Scarlett yang kembali ke kamarnya itu perasaannya terlihat bingung, ketika sedang memandikan Nesya terlihat tidak berkonsentrasi.

“Ah mommny sangat panas.”

Mendengar suara Nesya, Scarlett baru kembali sadar, segera merasakan air hangat ini dan memang benar air ini cukup panas.

Dengan merasa bersalah melihat ke arah Nesya : “Nesya maaf mommy tidak sengaja, apakah sakit?”

Lengan Nesya terlihat jelas jika sudah memerah, hal ini membuat Scarlett merasa sangat sakit.

Melihat suasan hati Scarlett yang kembali memburuk membuat Nesya yang pengertian itu berkata : “Mommy tidak apa-apa, cukup tiup Nesya saja maka akan membaik.”

Scarlett yang mendengar ini segera mengikutinya.

“Baik mommy akan meniupkannya untuk Nesya.”

Ketika menidurkan bocah ini jam sudah menunjukkan pukul 10.

Scarlett melangkah keluar dari kamarnya, lalu berdiri didepan pintunya Leon.

Dia mengigit bibirnya lalu berpikir, dia sedang berpikir apakah ini kesempatan yang baik untuk menjelaskan semua ini.

Belum sempat dia mengetuk pintu kamarnya, dari san Leon telah berjalan keluar.

Kemudian melihat Scarlett disana kemudian Leon merasa aneh.

“Scarlett kenapa?”

Mendengar ini, seperti terjadi sesuatu yang aneh, Scarlett mengikutinya masuk kedalam kamar.

Tatapn matanya melihat ke arah Leon.

“Permasalahan kita... sebaiknya carilah waktu untuk menjelaskan semua ini kepada papa dan mama, jika seperti ini terus bukanlah yang baik.”

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu