Innocent Kid - Bab 883 Bunga Aconite

Dan Theo sendiri terlihat tidak memperdulikannya, lalu berjalan keluar.

Dengan tidak mudahnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung kepada Theo, Simon tentu tidak ingin melewatkan kesempatan ini lalu berjalan keluar.

Bibirnya terus saja berkata untuk membujuk Theo.

Perkataannya itu hanya mengatakan tentang proyek ini.

Jika semua ini berhasil, maka keuntungannya juga tidak kalah jauh.

Tetapi tetap saja Theo tidak sepenuhnya tergerak.

Bisa membawa Jin’s Corp hingga sejauh ini, karena penglihatannya tidak sependek itu.

Bisa tergerak oleh sebuah hal kecil seperti?

Walaupun ini juga tidak hanya ada sebuah hal yang kecil.

Kemudian Theo berjalan ke depan lift, Simon seperti kotoran yang mengikutinya cacing yang mengikutinya dari belakang.

“Tuang Simon.” Theo berhenti di depan lift lalu berkata kepada Simon.

Simon memberikan wajah yang tersenyum, “Direktur Jin, yang aku katakan ini benar bukan? Coba anda fikirkan lagi?”

“Jika ingin membicarakan sebuah bisnis yang terpenting adalah sebuah kejujuran tetapi sepertinya tuan Simon tidak menganggap penting hal ini, maka dari itu pembicaraan kita sampai disini saja.”

Theo dengan sopannya berkata, lalu mengembalikan wajah normalnya lalu berkata : “Dan satu lagi, jika ada urusan apalagi, kamu bisa mencari adikku.”

Setelah berkata, Theo tidak memberikan kesempatan Simon untuk berbicara lagi dan segera masuk kedalam lift.

Ketika Simon tersadar, pintu lift telah tertutup.

Melihat pintu lift itu dengan cukup lama, Simon dengan tidak bisa apa-apa pun meninggalkan Jin’s Corp.

Setelah kembali ke hotel, Simon terduduk disana sambil termenung melihat berkas ini.

Ketika Theo kembali ke ruangannya, dia melihat Oscar dengan leluasanya duduk di kursinya.

“Kak bagaimana, apakah kamu menyetujui proyek itu?”

Oscar sungguh khawatir jika hati kakaknya melembut lalu, melihat kearah Scarlett dan menandatangi berkas itu.

Proyek tersebut cukup beresiko.

Theo melihatnya sekilas lalu berjalan ke meja kantornya, “Tidak.”

Barulah Oscar menghelakan nafasnya, lalu memberikan sebuah tatapan dan dengan sengaja dia mengatakan kepada Theo jika dia telah memeriksa hal ini.

“Aku dengar jika SA’s Corp sedang diperiksa...”

“Aku tahu.”

Tanpa menunggu Oscar menyelesaikan perkataannya, Theo telah memotong perkataannya.

Karena hal inilah yang membuat dia berhati-hati.

Sebuah perusahaan, jika mengalami masalah bukankah dia harus terlebih dulu mengurusinya?

Tetapi SA’s Corp tidak melakukannya, malah melakukan proyek ini disaat seperti ini.

Seperti ada sesuatu disini.

“Loh kak, kamu tahu? Coba kamu katakan kepadaku.”

Oscar dengan penasaran bertanya.

Kemarin walaupun Theo telah sedikit menceritakan ini kepada dia, tetapi hanya sekedarnya saja dan tidak secara menyeluruh.

Dan ketika kali ini dia bertanya kembali, kemudian dia kembali menjelaskan sedikit.

Sebenarnya tidak apa-apa memberitahu hal ini kepada Oscar.

Oscar dengan sangat terkejut berkata, “Jadi dia ingin membuat masalah ini menjadi semakin besar.”

Theo dengan tidak menyangkal menaikkan alisnya.

Walaupun dia ingin membuat permasalahan ini menjadi besar, tetapi apakah dia bisa melewari dirinya.

Kembali ke Simon.

Setelah Simon tersadarkan dia meletakkan berkas ini lalu membuka laptopnya sambil menghubungi putranya, Darius.

Dengan segera wajah Darius muncul di layar tersebut.

“Pa? Apakah ada masalah?”

Darius memberikan wajah yang penuh pertanyaan.

Simon sedikit menghelakan nafasnya, “2 hari ini aku telah membicarakan proyek itu kepada Theo, dan hari ini aku bertemu dengan Theo tetapi dia tidak bermaksud ingin menandatangani berkas itu.”

Wajah Darius terlihat seperti bingung.

Bagi dirinya, pernyataan tersebus akan membuat orang lain merasa tergerak.

Tidak disangka, Theo malah tidak tergerak?

“Bagaimana dia mengatakannya?” Darius bertanya dengan penasaran.

Maka dari itu Simon menceritakan perkataan Theo kepada Darius.

Dia di sangkalnya, jika pernyataan putranya itu cukup mengiurkan.

Didalam dunia bisnis, Darius lebih paham dibanding dirinya.

Setelah mendengar ini, Darius terdiam sejenak.

“Darius, apakah kita perlu memberitahunya?”

Melihat wajah Darius yang terdiam, membuat Simon kembali bertanya.

Untuk hal ini, dirinya mengerti tentang ini.

Sebelumnya Darius memberikan ini, dia telah bertanya dengan sangat jelas.

Sebenarnya, dia tidak mendiskusikan ini kepada Darius, dia tidak bisa memastikan bisakah dia memberitahu ini kepada Theo.

“Baik, katakanlah kepada dia dan sebenarnya tidak apa-apa juga.”

Setelah terdiam sejenak, Darius pun memutuskan.

Permintaan SA’s Corp hanya mencari ingin mencari obat penawar untuk aconite.

“Baiklah.”

Simon menganggukkan kepalanya, ketika mengingat hal ini, dirinya dengan penasarang bertanya, “Menurut kamu, aconite itu bukankah sesuatu yang beracun? Untuk apa SA’s Corp membutuhkan ini?”

Darius mengelengkan kepalanya : “Aku tidak tahu dengan ini.”

“Baiklah, besok aku akan bertemu dengan Theo, kamu beristirahatlah jangan kelelahan.”

Setelah memberitahu Darius, Simon menutup teleponnya.

Dini hari, di pagi hari.

Theo bangun pagi-pagi sekali, setelah dia mandi dirinya melihat wanita kecilnya masih terlelap disana, sambil berjalan kesana dan menyelimutinya, kemudian pergi.

Setibanya di perusahaan, dia dapat melihat jika Simon berada di depan pintu, dirinya tahu jika dia akan menunggu dia dipagi ini, takut jika dia kembali untuk membicarakan proyek ini lagi.

Simon melihat bayangannya Theo, dengan segera tersenyum, “Direktur Theo, akhirnya anda tiba, dari pukul 7 pagi aku telah menunggumu.”

Theo menghentikan langkah kakinya, sambil berkata : “Ada urusan apa tuan Simon?”

“Direktur Theo, kedatanganku kali ini ingin membicarakan proyek ini kepada nada, kemarin setelah aku pergi, aku menanyakan kepada Darius mengapa SA’s Corp memberikan kita keuntungan sebanyak itu...” Simon dengan gigihnya menghadang dia.

“Berbincanglah diatas.”

Sebenarnya Theo tidak ingin membicarakan hal ini kepada dia, tetapi setelah mendengar perkataannya, seketika dia merubah pemikirannya.

Dia ingin tahu, apa yang sedang dijual SA’s Corp.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu