His Soft Side - Bab 591 Apakah Kau Terluka?

"Berhentilah menangis, oke? Jika kau menangis lagi, hatiku akan hancur." Colten Hui memeluk Chloe Jian dan menyeka air mata di wajahnya dengan tangannya, ia lalu berbisik untuk membujuknya.

Chloe Jian berangsur-angsur berhenti menangis, tetapi ia justru masih terbaring di dada Colten Huo. Saat ini, ia tiba-tiba tidak berani membuka matanya karena takut jika dirinya hanya bermimpi.

Dalam mimpi, ia melihatnya muncul lagi dan lagi, tetapi ia justru tidak bisa menyentuhnya. Colten Huo hanya memandangnya dan tersenyum. Chloe Jian kemudian berbicara dengannya, tetapi dia sepertinya tidak dapat mendengarnya, seolah ada penghalang di antara mereka. Ia lalu hanya bisa melihatnya menghilang.

"Cloudy, lihat aku!" Ketika Colten Huo melihat bahwa Chloe Jian telah berhenti menangis, dia mengangkat wajahnya, tetapi dia melihat bahwa matanya justru tertutup. Dia bahkan merasa bingung untuk tidak menangis maupun tertawa: "Apakah kau tidak tidur dalam beberapa hari ini? Mengapa kau tertidur begitu melihatku? "

Chloe Jian menggelengkan kepalanya: "Aku khawatir kau akan menghilang lagi begitu aku membuka mataku."

Jari-jari tangan Colten Huo sedikit gemetar, dan jantungnya seperti ditarik oleh sesuatu. Tiba-tiba dia mengangkat Chloe Jian dan berjalan keluar menuju rumah bunga.

Di sana terdapat kursi malas yang disukai Chloe Jian. Terkadang ketika ia lelah berlatih piano, ia akan beristirahat di sana. Ia juga akan meletakkan beberapa kue kering buah-buahan di samping kursi. Saat itu, angin sejuk bertiup di dalamnya, sinar matahari menyinari melalui atap kaca, dan segala jenis tanaman hijau mengeluarkan aroma yang segar.

Chloe Jian terus memejamkan mata, sehingga ia tidak menyadari bahwa Colten Huo yang biasanya menggendongnya dengan santai, kali ini kepalanya justru berkeringat meskipun hanya berjarak beberapa langkah.

Ia hanya tanpa sadar memeluknya erat-erat, tangannya melingkari lehernya, dan bibirnya membelai janggut dagunya, hingga Colten benar-benar tenggelam dalam tubuhnya, dan ia baru perlahan membuka matanya.

Pandangan yang masuk kedalam matanya adalah sosok wajah familiar yang telah terpatri di dalam hatinya. Saat itu, ketika matahari menyinari dirinya, dia memastikan untuk terus menatapnya. Matanya yang hitam sedalam laut, dan perasaannya yang begitu dalam, dia tidak bergerak, hanya sorot matanya yang membuat Chloe Jian tak tertahankan.

Chloe Jian menangis lagi, dan air matanya tidak bisa berhenti mengalir.

"Jangan menangis, sayangku!" Colten Huo hanya bisa mencium pipi Chloe Jian lagi dan lagi, mencium air matanya, mencium kekhawatiran dan ketakutannya, dan berbisik di telinganya: "Aku sudah kembali! Aku sungguh telah kembali! Aku tidak akan membiarkan siapa pun menggertakmu lagi! "

Chloe Jian menatap ke dalam mata Colten Huo, ia sudah berhenti menangis, dan hanya bisa menanggapinya dengan ciuman dan mengatakan kepadanya betapa takutnya dirinya selama ini.

Gerakan Colten Huo berangsur-angsur menjadi intens. Chloe Jian tiba-tiba teringat bahwa dirinya sedang hamil sekarang. Dia begitu intens sehingga membuatnya takut bahwa itu akan menyakiti bayinya. Jadi ia dengan cepat mengulurkan tangannya untuk menopang dada Colten Huo, tatapan matanya berkabut dan suaranya terdengar halus: "Pelanlah, pelanlah sedikit!"

"Kenapa? Apakah itu menyakitimu?" Colten Huo lalu menghentikan pergerakannya, membelai wajah Chloe Jian dengan kedua tangannya, dan bertanya dengan suara lembut.

"Tidak." Chloe Jian menggelengkan kepalanya dan jari-jarinya membelai puncak alis Colten Huo yang dingin. Ia tidak pernah menyadari bahwa dia telah kehilangan banyak berat badan kali ini, dan ada jejak perubahan di antara alis dan matanya.

"Jika kau tidak nyaman, kau bisa memberi tahuku!" Colten Huo mencium Chloe Jian dan melanjutkan gerakannya.

Ketika tangan besarnya berenang di tubuhnya, Chloe Jian mengerang dengan pelan, tetapi Colten Huo justru diam-diam memutar alisnya. Dia baru tidak melihatnya selama beberapa minggu, tetapi mengapa berat badannya turun begitu banyak?

Dia lalu teringat hal-hal yang dikatakan oleh Yohan Zhang kepadanya, dan matanya tiba-tiba berubah dingin.

Chloe Jian belum siap memberi tahu Colten Huo bahwa dirinya sedang hamil saat ini, karena ia tidak yakin dengan sikapnya. Sebelumnya, dia mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak ingin memiliki anak, dan hal itu membuat Chloe Jian merasa sedikit panik ketika memikirkannya.

Perpisahan dalam beberapa hari berubah menjadi kerinduan yang amat dalam, dan setiap ciuman seperti pertemuan kembali setelah perpisahan yang lama, begitu dalam, dan keduanya saling jatuh ke dalam perasaan satu sama lain ...

Namun Chloe Jian khawatir tentang anak di dalam perutnya dan ia tidak berani begitu ceroboh. Untungnya, Colten Huo tidak menuntut banyak seperti sebelumnya. Setelah membebaskannya sepenuhnya, dia membalikkan badan dan berbaring di tubuh Chloe Jian, memeluknya dengan erat dari belakang dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Kenapa kau kehilangan begitu banyak berat badan?" Colten Huo mengambil selimut tipis dan meletakkannya di tubuh Chloe Jian. Tangannya berada di bawah selimut dan menyentuh pinggangnya, dia bertanya dengan suara yang dalam.

Meskipun Chloe Jian awalnya tidak gemuk, tetapi tubuhnya cukup ramping, begitu anggun, terutama pinggangnya yang ramping sangat menarik dengan sekali cengkeraman penuh. Tetapi sekarang ia justru begitu kurus dengan tulang rusuk dan pinggangnya yang terlihat lebih menakutkan.

"Apakah aku begitu kurus?" Tangan Chloe Jian juga menyentuh tangan besar Colten Huo, tatapan matanya kabur, dan hingga sekarang masih ada perasaan yang tidak nyata.

"Untuk apa kau mencubitku?" Colten Huo sambil tertawa melihat jari Chloe Jian yang mencubit punggung tangannya hingga berbekas merah.

"Aku khawatir ini adalah mimpi." Chloe Jian menghela nafasnya. Ia berbalik dan menghadap ke Colten Huo. Kursi malas itu cukup besar untuk dirinya bisa berbaring berdampingan dengannya. Saat itu, dia sedang berbaring di sisi kanan, dan Chloe Jian berbaring di pelukannya sambil memastikan untuk menatapnya dengan matanya yang hitam berkabut: "Kau akan pergi lagi, kan?"

Mendengar ini, Colten Huo tiba-tiba merasakan sakit yang tumpul di hatinya. Dia lalu membelai wajah kecil Chloe Jian dengan tangannya yang besar, mencium keningnya, dan berkata dengan lembut: "Masalah di sana belum terselesaikan. Cloud, tunggu aku, tunggu aku menyelesaikan masalah di sana sepenuhnya, setelah itu kita tidak akan pernah berpisah lagi, oke? "

Chloe Jian mengerutkan sudut mulutnya dan bulu matanya yang panjang jatuh terkulai. Setelah beberapa saat ia baru bertanya: "Kau dan Nona keluarga Mu * -"

"Apakah Robin Cheng memberitahumu?" Tanpa menunggu Chloe Jian menyelesaikan kata-katanya, Colten Huo lalu menyela dengan tergesa-gesa: "Itu bohong, aku tidak punya perasaan dengannya, dan aku tidak akan menikahinya. Aku hanya mencintaimu, dan hanya kaulah istri dalam seumur hidupku! "

Setelah mendengar hal ini, Chloe Jian melihat bahwa Colten Huo sangat terburu-buru ingin mengklarifikasi segalanya. Ia telah sedikit menahan hatinya, tetapi ia masih ingin memahami apa yang sebenarnya ingin dilakukan keluarga Liao dan apa yang ingin dilakukan oleh Colten Huo.

Seolah ingin melihat apa yang dipikirkan Chloe Jian, Colten Huo meletakkan tangannya di bahu Chloe Jian, matanya tenggelam begitu dalam, dan ekspresinya menjadi serius: "Cloud, ada beberapa hal yang tidak bisa ku katakan untuk sekarang ini. Aku hanya bisa memberitahumu bahwa situasi saat ini adalah bukan hanya pertikaian mudah dalam keluarga Huo. Jika tidak ditangani dengan baik, tidak hanya keluarga Huo yang akan habis, tetapi keluarga Liao juga akan terlibat, dan bahkan keluarga lain di Beijing lainnya akan terlibat. Apakah kau mengerti apa yang ku maksud?

Chloe Jian sedikit bingung: "Ini, Colten Huo bahkan mempunyai masalah sebesar ini?"

"Kau tidak mengerti masalah ekonomi, jadi wajar jika kau tidak memahaminya." Colten Huo tidak tahan untuk mengalihkan pandangan dari wajahnya sesaat ketika dia melihat Chloe Jian lagi. Saat itu, dia menatap tampangnya yang bodoh semanis yang ada di ingatannya, dan aroma manis dari tubuhnya terus mengalir, yang membuatnya hati dan jiwanya bergejolak lagi.

Melihat perkataan Colten Huo, Chloe Jian tiba-tiba berhenti di tengah-tengah. Ia kemudian menatapnya dengan ketertarikan, tangannya juga bergerak ke bawah dengan cara yang tidak teratur. Chloe Jian mana mungkin berani membiarkannya untuk melakukannya lagi. Ia begitu takut hingga ia meraih tangannya dan juga mendorongnya dengan tangan lainnya: "Hei!"

Tangan Chloe Jian kebetulan berada di dada Colten Huo. Karena gugup, ia sedikit menggunakan tenaganya, dan kemudian mendengar suara dengusan teredam Colten Huo yang tiba-tiba, tangannya di dadanya tiba-tiba ditangkap olehnya.

"Ada apa?" Tanya Chloe Jian terburu-buru. Kali itu, ia juga menyadari bahwa wajah Colten Huo menjadi pucat, dan keringat mengucur dari atas kepalanya, hal ini membuat Chloe Jian menjadi cemas: "Apakah aku melukaimu? Apakah kau terluka?"

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu