His Soft Side - Bab 586 Merinding Ngeri

“Memang mau bagaimana lagi? Kita bertahan dulu, coba lihat beberapa hari ini apakah kita bisa bersama-sama pergi ke Beijing untuk menemui Colten Huo dan minta maaf. Bagaimana pun juga dia punya kontrak kerjasama satu tahun dengan kita, jadi logikanya ia akan bersikap sedikit lebih lembut.” Caesar Ming mencubit alis. Kepalanya terasa sangat pusing.

“Bersikap sedikit lebih lembut?” Rudy Ming mencibir, “Kakak Besar, jangan naif. Melihat identitas Colten Huo, perlukah dia bersikap lembut pada kita? Dia tidak bersikap makin kejam saja sudah sangat bagus! Waktu itu, ketika ia menerima tawaran Ming’s Corp, ia sebenarnya sudah merendahkan dirinya sendiri. Kepala tuan besar sepertinya bermasalah deh, berani-beraninya dia macam-macam dengan orang setengah dewa!”

Sekalinya mengungkit ini, Rudy Ming jadi sangat marah. Karena kesalahan tuan besar itu, perusahaan mengalami gejolak yang sangat besar dan ditinggalkan perusahaan-perusahaan rekanan. Kalau solusi tidak juga ditemukan, perusahaan sangat mungkin bakal bangkrut. Bila perusahaan bangkrut, antar anggota keluarga pasti juga akan saling berselisih.

“Berbicara soal Tuan Besar Ming, aku sungguh ingin memakinya. Gila, sudah tua begitu dia masih main wanita saja. Kalau di perusahaan ada orang luar yang jadi simpanan oke lah, tapi ini anggota keluarganya sendiri juga jadi korban!” Rudy Ming menggebrak meja hingga cangkir teh yang ada di atasnya jatuh.

Sementara itu, kening Caesar Ming terkerut tajam. Ia juga sangat geram.

“Zara Cheng sekarang marah sampai tidak mau berinteraksi denganku. Kalau Sherin Xia, walau dia bukan merupakan anak kandungku, namun aku telah merawatnya selama belasan tahun dan menagnggapnya sebagai anak sendiri. Si tuan besar bisa-bisanya mengusik orang dekatku, wanita baik-baik seperti mereka malah dihancurkan!”

Rudy Ming tiba-tiba bangkit berdiri dan melepas mantel ke lantai. Ia lalu berjalan bolak-balik sambil berkacak pinggang. Jelas sekali kemarahannya sudah sampai titik puncak!

“Tuan besar bilang Sherin Xia yang duluan mencarinya.” Caesar Ming masih mencubiti alis sampai muncul tanda merah. Sambil menatap ke kejauhan, ia bertutur lagi, “Otak Sherin Xia bermasalah. Kamu tahu kan, waktu Colten Huo dulu datang, ia bersikeras mengejarnya dan bilang ke setiap orang bahwa dia pacar resminya……”

“Bahkan jika otaknya bermasalah, itu tidak bisa dijadikan alasan bagi seorang pria cabul untuk mengotori cucu perempuannya!” Si lawan bicara bertutur lagi dengan makin sangar, “Bercinta di ranjang dengan cucu perempuan, gila! Kalau dia bukan ayahku, aku sudah menusuknya dengan pisau dari jauh-jauh hari!”

“Sudahlah, jangan pikirkan itu lagi. Kita harus fokus memikirkan solsui dari krisis ini.” Caesar Ming merasa kepalanya berdengung seolah mau meledak.

Rudy Ming menjambak rambut dengan kasar. Ia berusaha keras menenangkan dirinya sendiri, namun mana bisa tenang coba?

“Keluarga Huo sekarang juga tidak dalam keadaan damai. Dengar-dengar Zafron Huo telah mengambil alih kekuasaan, terus entah mengapa Brodi Huo dan istrinya malah ikut mendukung dia.” Asisten Rudy Ming menyela.

“Atau, bagaimana kalau kita manfaatkan Zafron Huo? Ia dulu pernah datang mencari tuan besar kan, pasti hubungan mereka sangat akrab.” Caesar Ming meletakkan tangannya dengan alis yang masih mengernyit. Wajahnya kini terlihat pilu.

“Kakak, aku sarankan kamu jangan meneladani tuan besar. Otaknya sudah rusak, nanti kamu malah kena masalah!” Rudy Ming mencibir dengan blak-blakan, “Memanfatkan Zafron Huo? Huh, kamu pikir deh, di belakang Colten Huo masih ada keluarga Liao. Kita di hadapan keluarga Huo hitungannya masih bisa diperbandingkan, tetapi di hadapan keluarga Liao kita pasti dianggap orang kaya baru yang norak! Berita yang tersebar ini sebuah kode bahwa keluarga Liao sangat mendukung Colten Huo, lagipula Zafron Huo bisa apalagi sih selain merebut kekuasaan?”

“Kamu ingin bilang pernikahan Colten Huo dan Nona Mu diinsiasi oleh keluarga Liao?” tanya Caesar Ming dengan ragu.

“Masih perlu dipertanyakan kah ini?” Rudy Ming menatap Caesar Ming dengan tidak habis pikir. Ia dulu berpikir, kalau saja kakaknya ini tidak suka main-main, Tuan Besar Ming pasti sudah menyerahkan Ming’s Corp padanya. Tetapi, ia sekarang sadar Caesar Ming sama sekali tidak berbakat jadi pebisnis. Lihat, pemikiran yang sangat sederhana saja tidak bisa dia pahami!

“Terus, kita sekarang harus bagaimana?” Si kakak meremas tangan dengan kencang.

“Mau bagaimana lagi memang? Kita hanya bisa menunggu!” Si adik menarik kursi dan duduk lagi. Baru duduk sebentar, dengan mata menyipit, pria itu menggoyangkan tangan tanda menyuruh asistennya mendekat.

“Dalam waktu-waktu ini, perhatikan setiap pergerakan Chloe Jian! Kalau ada kesempatan, tunjukkan tingkah baik di hadapannya!” instruksi Rudy Ming dengan suara yang dalam.

“Baik!”

“Chloe Jian? Istri yang disembunyikan Colten Huo?” Caesar Ming mengerutkan kening lagi. Ia tidak paham dengan maksud Rudy Ming, “Mengapa kita mau menunjukkan kebaikan padanya? Colten Huo saja sudah mau menikahi Nona Mu. Kalau keluarga Liao turun tangan, Chleo Jian bakal langsung disingkirkan!”

“Kakak Besar, pandanganmu sangat dangkal!” Rudy Ming melirik Caesar Ming tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Pada momen ini, Harrison Jian tengah marah besar. Lantai rumahnya dipenuhi pecahan-pecahan botol anggur yang dilempar. Pria itu terus menelepon Chloe Jian, namun tidak juga bisa tersambung. Di sela-sela usaha telepon, Rosy Lin tiba-tiba menghubunginya.

“Ayah, apa kamu sudah menonton berita? Colten Huo mau menikahi Nona Mu, jadi Chloe Jian bagaimana tuh?” Di permukaan, Rosy Lin nampak sangat peduli pada Chloe Jian. Padahal, di dalam hati, ia sangat bersukacita ketika pertama kali dikabari ini.

Rosy Lin adalah asisten Tuan Besar Ming. Berhubung pria tua itu terbaring sakit di ranjang, asisten-asistennya dipindahtugaskan ke departemen-departemen lain. Meski begitu, berhubung Ming’s Corp lagi berada dalam kekacauan, ia tidak ada kerjaan beberapa hari ini.

Awalnya, Rosy Lin masih memiliki harapan bahwa Colten Huo akan datang mencarinya. Di depan Peach House waktu itu, dalam sekali tatap, ia langsung mengetahui si pria sebenarnya punya ketertarikan dengannya. Ia juga menyadari Colten Huo menatapnya berkali-kali dan tidak pernah memotong omongannya tiap ia menyela.

Bagaimana pun juga, si pria sangat dingin ke wanita lain. Ada harapan, begitu katanya dalam hati!

Namun, setelah dua minggu berlalu, Colten Huo belum juga menunjukkan batang hidung. Lebih-lebih, Rosy Lin juga mendengar kabar soal kepulangan si pria ke Beijing dan pertengkaran internal keluarga Huo. Sekarang, situasi sepenuhnya dikendalikan oleh Zafron Huo.

Mendengar kabar kedua ini, Rosy Lin gemetar. Ia jadi meragukan harapannya.

Ia sudah bersama Zafron Huo selama bertahun-tahun. Meski hanya merupakan satu dari sekian banyak wanitanya, juga hanya diperalat sebagai “teman ranjang”, setidaknya ia paham dengan kepribadian Zafron Huo. Pria ini sedikit kerasa kepala, bahkan dalam banyak aspek layak dikategorikan tidak normal.

Kalau Zafron Huo tahu dirinya tertarik pada musuh bebuyutannya, sekali pun Rosy Lin adalah wanita yang tidak dianakemaskan oleh si pria, ia pasti tidak bakal dilepaskan begitu saja.

Apalagi, ketika dulu Rosy Lin direkrut masuk Ming’s Corp, Zafron Huo berencana memasangnya sebagai “mata-mata” Colten Huo. Sayang, pria itu tidak tertarik padanya. Dengan situasi ini, Zafron Huo merasa dirinya tidak berguna dan memilih menganaktirikannya.

Sejak saat itu, Rosy Lin tidak pernah berani mencari kabar soal Colten Huo lagi, lebih-lebih berpikir untuk bisa menggantikan Chloe Jian sebagai pasangannya. Di samping itu, si wanita juga merasa beruntung karena tidak menuruti saran Harrison Jian untuk berinsiatif menggoda Colten Huo. Kalau ia dulu menurutinya, ia sekarang mungkin sudah tidak bernyawa……

Sekalinya mendengar perkataan Rosy Lin, amarah Harrison Jian sedikit padam, “Rosy Lin, kamu memang anak yang sangat peduli. Kalau Chloe Jian mendengarkan saranku, mana mungkin nasibnya jadi begini? Sekarang Colten Huo ingin menikahi wanitanya yang status sosialnya setara dengannya, si Chloe Jian yang latar belakangnya jelata pasti bakal disingkirkan. Analoginya, seekor ayam liar mana mungkin bisa menang lawan burung merah? Aku sangat kesal! Kalau dia dulu patuh padaku, setidaknya dia masih sempat menyimpankan uang. Sekarang semuanya sudah telat!”

“Ayah, jangan mengkritik Chloe Jian seperti ini. Ia dari dulu sangat mengagumkan, juga punya kepribadian yang baik. Lagipula, isu pernikahan Colten Huo dengan Nona Mu belum ada pernyataan finalnya kan? Siapa tahu hanya gosip murahan saja.” Walau berucap begini, pada kenyataannya, Rosy Lin adalah orang yang paling berharap si pria mencampakkan si wanita.

Atas dasar apa Chloe Jian bisa beruntung sampai memperoleh Colten Huo, sementara dirinya harus menyerahkan tubuh pada pria tua yang kulitnya sudah berbintik-bintik? Rosy Lin merasa dirinya tidak lebih jelek dari Chloe Jian, bahkan juga merupakan lulusan luar negeri. Atas dasar apa pria-pria kaya tidak tertarik padanya? Atas dasar apa Ocean Xu bilang dia adalah ayam liar yang selamanya tidak bakal bisa jadi burung phoenix?

Rosy Lin sebal memikirkan ini. Ia sekarang sangat menantikan nasib tragis Chloe Jian!

“Sangat mengagumkan? Itu dia dapat dari uang yang aku keluarkan, namun dia malah tidak hormat padaku. Dia sama saja seperti mamanya, dia pantas dicampakkan!” Harrison Jian paling tidak bisa mengendalikan diri ketika mengungkit ini. Sekalinya teringat anak yang ia besarkan sepenuh hati selama bertahun-tahun bukan darah dagingnya sendiri, kemarahan langsung menyeruak dari kepala si pria. Ia sungguh ingin mencekik Beth Ou, si peselingkuh itu!

“Ayah, terus sekarang bagaimana?” Rosy Lin mengalihkan topik karena tahu Harrison Jian tidak akan bisa berhenti berbicara tiap mengungkit itu. Ia sendiri pun bosan mendengarkannya.

“Chloe Jian tidak mengangkat teleponku! Rosy Lin, menurutmu sendiri bagaimana?” tanya Harrison Jian. Ia sekarang sangat emosi. Kalau kabar pernikahan Colten Huo dengan Nona Mu sungguhan, berarti semua uang yang ia pinjam dengan trik membawa-bawa nama Colten Huo bakal harus dibayar. Gila, uangnya sudah dipakai berjudi, mau ganti pakai daun memangnya?

“Aku tidak tahu. Oh iya, Ayah, urusan itu sebaiknya jangan diungkit lagi!” Rosy Lin buru-buru mengingatkan sesuatu ke Harrison Jian. Ia menyukai Colten Huo, namun situasi sekarang tidak jelas. Sekalinya si pria tahu soal ini, nyawa kecilnya bakal ada dalam bahaya.

Colten Huo itu orang itu yang sangat sadis, semua hal sanggup dia lakukan!

“Aku paham, aku paham!” respon Harrison Jian gusar. Ia sebelumnya terpikir mengenalkan Rosy Lin ke Colten Huo cuma demi minta uang, namun sekarang semua rencananya hancur! Ia tidak peduli lagi Rosy Lin suka siapa……

“Sudah dulu ya, aku mau kerja.” Telepon Rosy Lin pada Harrison Jian ini ditujukan untuk mengingatkannya bahwa rencana yang mereka dulu bahas tidak boleh diungkit. Untuk saat ini, memprovokasi orang lain berarti menjerumuskan diri sendiri ke jurang yang tidak berujung!

“Omong-omong, Rosy Lin, kamu pernah bilang kamu kenal Zafron Huo kan? Kalau begitu, kamu tunjukkan saja yang baik-baik padanya!” Si ayah duduk di kasur sambil menggaruk titik gatal di kaki. Matanya berkedip dengan penuh perhitungan.

Si anak seketika menggigil. Jika Harrison Jian sekarang lagi berhadap-hadapan dengannya, pria itu pasti bakal menyadari wajahnya yang didandani tipis itu kini penuh dengan ekspresi dengki dan tidak sabar.

Sekalinya terbayang cara-cara yang digunakan Zafron Huo untuk menyiksa orang, Rosy Lin langsung merinding ngeri.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu