His Soft Side - Bab 541 Dipermalukan di Depan Umum

Melihat orang yang berkerumun makin banyak, Monica semakin mencemaskan Chloe Jian. Alasannya, orang-orang keluarga Fan yang datang hari ini adalah orang-orang awam yang tidak dikenal. Oleh sebabnya, mereka bisa dikatakan tidak beretika. Monica pun segera menyuruh Chloe Jian pergi.

“Chloe Jian, pulanglah dulu!” Menyadari si wanita hanya dikawal Andrew Chen seorang, kekhawatiran Monica makin bertambah. Ia lalu bertutur lagi pada orang-orang keluarga Fan: “Ini sekolahan. Tolong kalian keluar, jangan rusak kondusifitas kegiatan belajar-mengajar!”

“Sekolah? Kalian masih memedulikan urusan belajar-mengajar? Kalau kamu tidak memperoleh penjelasan hari ini, jangan harap kalian bisa mengajar lagi!” ancam seorang pria yang mengenakan rantai emas.

Bibir Monica pegal menanggapi kaum pembuat onar ini. Ia sudah bicara panjang lebar soal etika dan kesopanan, namun mereka tidak bersedia mendengarkan apa pun. Keinginan mereka hanya satu, yakni mempermalukan Chloe Jian. Sebelum keinginan itu terwujud, mereka hampir pasti tidak bakal angkat kaki……

Ketika melangkah masuk tadi, Chloe Jian juga langsung mendengar cemoohan-cemoohan tentang dirinya. Ia sontak menatap orang-orang itu.

“Masih berani datang ya wanita jalang ini! Ternyata dia tidak takut disemprot air liur sampai mati!” cibir seseorang dari keluarga Fan.

“Dia saja bisa melakukan hal yang lebih menjijikan dari itu, mana mungkin dia takut buat datang?”

“Wanita tidak tahu malu, bisanya mengandalkan kekuasaan buat menindas orang! Kami adalah keluarga Fan, jadi kami tidak takut mati sama sekali. Kalau pun harus mati, kami akan menyeretmu untuk ikut mati dengan kami!”

Bukan hanya mencibir, beeberapa orang bahkan menghampiri Chloe Jian untuk mengelilinginya. Strategi mereka adalah berusaha mempengaruh semua yang ada di sini untuk berpikir bahwa Chloe Jian salah. Setelah kondisi itu tercapai, posisi mereka bakal aman. Bahkan, keluarga Huo yang sangat berkuasa pun diyakini tidak akan sanggup menghadapi mereka!

Andrew Chen tidak pandai berkata-kata. Melihat sekumpulan orang ini memaki Chloe Jian, ia mengernyitkan alis dan mengepalkan tangan. Jika saja Chloe Jian tidak menahan tangannya, ia pasti sekarang sudah bergerak memukuli mereka sampai terbujur di lantai.

“Jane, kamu pergi ke ruang kerjaku dulu sana! Jangan habiskan waktu dengan para bajingan ini!” Monica takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Chloe Jian. Untuk itu, ia melindunginya dengan menutupi badannya dan mendesaknya pergi lagi.

“Monica, aku baik-baik saja kok.” Yang dilindungi mendorong Monica pelan, lalu melangkah maju dan bertanya tenang, “Apa yang sebenarnya kalian inginkan?”

Daritadi dihina-hina, sebaik apa pun temperamen Chloe Jian, ia pasti bakal marah juga.

“Apa yang kami inginkan?” Pria yang sepertinya merupakan pimpinan mereka tertawa kecut, “Awalnya, berhubung kamu sangat cantik, kami hanya ingin kamu minta maaf dengan tulus pada nona kami. Tetapi, sekarang--”

“Sekarang bagaimana?” tanya si wanita dingin. Ia paham apa yang sedang dikhawatirkan Monica. Seperti kata pepatah, ketika orang berpendidikan bertemu preman, pembicaraan mereka tidak akan ketemu. Dengan kata lain, si kepala sekolah khawatir mereka akan mengajukan permintaan-permintaan yang absurd dan mustahil untuk dipenuhi.

Chloe Jian merasa semuanya konyol. Jelas-jelas Vicky Fan yang duluan berniat buruk pada dirinya, kok berani-beraninya keluarga Fan datang ke sekolah untuk bikin kekacauan? Bukan hanya itu, kok bisa-bisanya mereka memaki-maki dia dengan sangat kasar begini?

Seharusnya yang awalnya marah-marah tuh dirinya, bukan Vicky Fan dan keluarga Fan!

Pria itu tersenyum dan melirik rekan-rekannya. Mereka melihat sekeliling, kemudian merasa sangat lega ketika yakin betul Chloe Jian hanya bawa satu pengawal. Jumlah mereka di sini nyaris dua puluh orang, jadi mereka hari ini pasti bakal pulang dengan membawa kesuksesan!

Memikirkan ini, seperti melihat puluhan lembar uang kertas terbang di depannya, si pria menatap Chloe Jian dari atas ke bawah sambil mengelus jenggot. Ia mengangkat bahu dan bertutur: “Sekarang tidak ada gunanya minta maaf, namun aku memberimu kesempatan untuk mengompensasikan kesalahanmu. Asalkan kamu mau menari telanjang di hadapan kami, aku akan berusaha membujuk keluarga Fan untuk mengampunimu.”

Belum kelar ia berkata-kata, para pembuat onar sudah tertawa terbahak-bahak. Sementara itu, kemarahan orang-orang dari Sekolah Musik Tianle makin membara.

Brak! Andrew Chen merasa “saraf kesabaran”-nya putus. Tidak sanggup menahan diri lagi, ia mengangkat tangan dan menarik pria yang barusan bicara. Dengan satu gerakan, ia langsung mengunci lengannya dan meninjunya ke lantai.

Si pengawal belum kelar dengan aksinya. Ia menghujamkan satu tinju lagi. Darah yang menetes dari wajah si pria jadi makin banyak. Sembari memegangi wajah, preman itu berbaring dan berguling-guling di lantai.

Semua orang terhenyak. Tawa mereka seketika berhenti, lalu keributan besar pecah. Semuar orang keluarga Fan bergegas mendekatinya untuk memberi balasan yang setimpal, bahkan lebih parah.

Nyali dan firasat akan menang mereka sangat kuat. Alasannya, Andrew Chen hanya sendirian dan mereka berjumlah banyak. Sungguh sebuah lelucon kalau yang sendirian yang menang!

“Lindungi nyonya!” Andrew Chen hanya keburu berteriak singkat begini sebelum dikelilingi oleh para preman. Orang-orang dari Sekolah Musik Tianle berkeringat dingin membayangkan nasibnya, kemudian dikejutkan oleh kemunculan pengawal-pengawal pribadi berpakaian hitam yang siap melindungi Chloe Jian. Dari mana datangnya coba mereka?

Semua yang terjadi berikutnya makin mengagetkan semuanya. Mereka mendengar suara bogem-bogem mentah selama tiga menit, lalu Andrew Chen akhir-akhirnya berdiri sendirian sambil menatap semua lawan yang tergeletak.

“Kamu, kamu orangnya siapa!” Para anggota keluarga Fan tidak bisa menyembunyikan kepanikan. Sebelum datang kemari, mereka sudah menyelidiki dengan jelas bahwa Chloe Jian selalu Cuma bawa satu pengawal. Atasan mereka juga pernah bilang, meski wanita ini adalah istri Colten Huo, namun latar belakang awam. Ayahnya bahkan seorang penjudi! Selain itu, Colten Huo juga sangat jarang mengajaknya keluar. Entahlah cara licik apa yang dia pakai untuk memaksa si pria menikahinya……

Terus, Colten Huo kaya-raya begitu, Chloe Jian masih harus mengajar di Sekolah Musik Tianle. Atas fakta ini, mereka menyimpuilkan bahwa si wanita tidak dimanjai, bahkan harus menghidupi diri dengan gajinya sendiri. Kasarnya, Colten Huo dan para anggota keluarga Huo sudah dari awal menelantarkannya. Kalau mereka berhasil membunuhnya, si pria bisa jadi malah mengucapkan beribu terima kasih!

Sungguh tidak disangka, satu-satunya pengawal Chloe Jian kuat dan lihai begini. Jelas sekali pria ini bukan pria biasa-biasa, pantas saja dapat kepercayaan dari Colten Huo untuk kerja sendirian.

“Polisi datang!” Seseorang berteriak begitu mendengar sirene mobil polisi.

Pada momen ini, semua bajingan yang barusan dihabisi Andrew Chen tiba-tiba merasa lega. Dengan posisi mereka yang terbujur di lantai, mereka terlihat sebagai korban kekerasan, bukan pembuat onar. Salah satu dari mereka sengaja berteriak, “Polisi, tolong selamatkan kami!”

“Siapa yang menelepon polisi?” Ketika melihat pria-pria yang tergeletak di lantai dengan wajah berlumuran darah, para polisi mengira merekalah memanggil polisi. Waktu mereka mau bergegas ke Andrew Chen untuk mengklarifikasi ulahnya, Monica yang mengenakakan setelan kantor melangkah keluar dari kerumunan.

“Polisi, aku yang menelepon kalian. Orang-orang ini datang ke sekolah untuk cari masalah dan mempermalukan seorang guru. Kondusifitas sekolah kami sangat terganggu!” Monica keluar dari keterkejutan dan berusaha menjelaskan fakta yang benar.

“Mereka membuat masalah?” Para polisi menatap para bajingan dengan alis terangkat dan raut tidak percaya, “Terus siapa yang memukuli mereka sampai begini rupa?”

“Semua yang ada di sini bisa bersaksi bahwa mereka duluan yang memulai keributan. Pihak kami hanya membela diri!” tutur Monica lantang.

Semua orang mengangguk.

Salah satu polisi mengibaskan tangan, “Bawa pergi semuanya!”

Ia kemudian berujar lagi pada Monica: “Kalian juga ikut untuk buat laporan!”

“Siap, kami sepenuhnya siap bekerja sama.”

Beginilah kekacauan barusan berakhir. Para polisi sudah memborgol semau pembuat onar, sementara Monica juga sudah meminta semua orang yang berkerumun untuk bubar. Ketika kegiatan belajar-mengajar dilanjutkan kembali, sebuah mobil bergegas masuk kompleks sekolah dengan tenang.

Itu sebuah Maybach hitam. Mobil itu terlihat sederhana dan simpel, namun mewahnya bukan main.

“Mobil yang keren!” Seseorang berseru.

“Bukan hanya keren, namun juga sangat mahal!”

Suasana hati Chloe Jian, yang habis dipermalukan sekelompok bajingan di depan umum, sama sekali tidak baik. Mendengar dua seruan barusan, ia mengangkat kepala perlahan. Ketika matanya menemui mobil tersebut, si wanita mengangkat alis dengan mata berbinar.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu