Innocent Kid - Bab 854 Baiklah, Diberikan

“Baiklah!”

Kakek Fang mengangkat tangannya sambil berdehem, lalu menaruh kedua tangannya di belakang dan memperlihatkan sikap yang dewasa.

Sambil melihat kearah Theo dan berdehem, “Aku menghargai Scarlett disini, pilihlah sesukamu!”

Theo seperti menahan tawanya sambil melihat ke arah kakek yang sengaja terlihat serius.

Dirinya tahu jika tidak ada yang bisa melawan sikap manja istrinya ini.

Seperti kakeknya yang tegas itu pun pasti merelakannya.

Ketika melihat Theo yang tersenyum, kakek pun membelalakan matanya, dan bersikap marah seperti seorang anak kecil.

Setelah itu memutarkan kepalanya, lalu dengan damai sambil tersenyum kepada Scarlett, karena takut dia merasa takut.

“Bocahku, lihatlah dan pilihlah! Barang-barang disini bisa kakek berikan kepadamu.”

“Kakek, aku lihat sepertinya blood jadenya anda itu...”

Theo berkata dengan tepat waktu dan dengan sengaja memanjangkan katanya, sambil melihat ke arah kakek.

Seketika wajah kakek menengang, lalu memutarkan kepalanya ke arah Theo, “Dasar bocah ini, beraninya kamu melihat blood jadeku itu! Aku kasih tahu kepadamu, tidak! Boleh!”

Scarlett pun melihat kakek dan cucunya yang sedang beradu mulut ini, tidak dapat menahan tawanya sendiri.

Padahal kakek adalah orang yang begitu tegas, kenapa bisa begitu mengemaskan ketika berada di depan Theo.

“Hehe.”

Merasakan perubahannya yang berubah jauh, wajah kakek pun menjadi memerah, dengan segera melihat ke arah Theo dan berkata dengan serius kepada Scarlett, “Bocahku, masuklah kedalam!”

Kemudian menambahkan satu kalimat lagi : “Jika memang kamu menyukai blodd jadeku, maka diambil saja.”

Scarlett tersenyum : “Baik terimakasih kakek.”

Hatinya bahgia dengan tidak bisa berkata-kata.

Blodd jade kesayangan kakek akhirnya diberikan kepadanya tanpa berkata apapun.

Melihat ini, dia sungguh menyayangi dirinya.

“Bocak kecil, ayo temani aku bermain catur.”

Kakek mambawa Theo, sambil mengambil papan caturnya dan berjalan kedalam lalu duduk.

Ketika kedua orang ini pergi, Scarlett berjalan-jalan di dalam toko ini.

Toko kuno ini memiliki gaya antik tersendiri, dengan barang yang di pajang dengan rapi.

Didalam toko ini ada beberapa alat musik, lukisan, juga beberapa barang yang tidak dapat ditemukan di pasaran.

Karena barang yang terlalu banyak ini, membuat Scarlett tidak bisa memutuskan apa yang bagus untuk diberikan kepada kakek Fang.

Dirinya sungguh menyesal, mengapa dirinya tidak bertanya-tanya apa barang kesukaan kakek Fang.

Setelah Scarlett berpikir dia mengambil telepon genggamnya dan menelepon George.

Setelah telepon ini tersambung.

“Scarlett, ada apa?”

“Hm kakak, aku ingin bertanya, apakah kakek menyukai sesuatu?”

Scarlett segera bertanya.

Walaupun dia dan George kemarin telah membeli kado untuk kakek Fang, tetapi tetap saja dirinya belum mengetahui apa kesukaannya kakek Fang.

karena waktu yang terburu-buru kemarin, setelah mendengar ide dari George, hanya membeli sebuah kalung dan tidak sempat bertanya dengan banyak.

Dari balik sana George berpikir sejenak, “Kakek sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan obat.”

“Obat?”

Scarlett sedikit terlihat bingung, George pun mengatakan “Iya”.

Dia sedikit tercengang, kemudian mengatakan terimakasih dan menutup teleponnya.

Sesuatu yang berhubungan dengan obat...

Scarlett seketika tidak bisa berpikir apa yang berhubungan dengan obat-obatan.

Dia hanya memperlihatkan wajah yang sedih sambil berkeliling disini.

Tanpa kehilangan satu tempatpun.

Scarlett seketika terkejut dia menemukan di toko kuno ini ada sebuah rak buku.

Buku disana tidaklah banyak, ketika dia melihat kebanyakan adalah harta karun dari beberapa ratus tahun.

Scarlett dengan bersemangat, sambil melihat rak buku ini.

Tetap tidak berkecil hati.

Setelah dia melihat beberapa lama, ternyata dia menemukan buku tentang obat-obatan.

Dengan sampul buku dari kulit kambing, tetapi buku ini di simpan dengan rapi tetapi tetap terlihat sangat tua.

Disampul buku tidak ada gambar apapun, hanya ada sebuah kata disana.

Karena telah disimpan terlalu lama, membuat tulisannya tidak terlihat dengan jelas.

Sesuatu yang berhubungan denga obat, bukankah ini barang yang dia cari?

Scarlett dengan bersemangat membuka buku ini.

Dihalaman depan dia masih bisa mengerti penjelasan tentang rempah-rempahan.

Semakin dia melihatnya, dia semakin tidak mengerti.

Scarlett memilih untuk tidak melihatnya lagi, sambil menutup bukunya dan berlari keluar.

Dia memeluk bukunya dan berlari keluar, “Kakek, aku telah mendapatkannya.”

Kemudian Scarlett duduk di sisi lain, sambil mengeluarkan buku itu.

Kakek melihat dan dengan terkejut dia berkata, “Bagus ya bocah ini, kamu memilih sebuah barang yang bagus.”

Theo menaikan alisnya.

Dirinya bukan menganggap remeh buku ini, tetapi dengan tenang menunggu kakek menjelaskan ini.

Semakin barang itu di remehkan semakin berhargalah dia.

“Ini adalah Ten Thousand Drugs.”

Kakek mengambil buku ini, lalu dengan pelan menunjuk tulisan di dari sampul buku yang terlihat tidak jelas itu.

“Ini adalah sebuah barang berharga dari seorang teman, katanya buku ini telah ratusan tahun lamanya.”

Bagi orang biasa, mungkin Ten Thousand Drugs ini mungkin tidak ada gunanya.

Tetapi bagi orang yang mengerti tentang ini, ini adalah barang yang sangat berharga!

Scarlett hanya bisa mengedipkan matanya sambil melihat kearah kakek dan tersenyum : “Ternyata ini adalah buku berhaga, jika seperti itu aku akan memberikan ini kepada kakek Fang!”

Kakek yang tidak bisa apa-apa sambil tersenyum lalu mengelengkan kepalanya : “Sudah-sudah, kuberikan saja kepadamu.”

“Kalian ini memberikan barang kesayanganku pergi, setelah ini kalian harus sering menemani aku.”

Dengan serius dia berkata.

Scarlett tersenyum, lalu meletakkan buku ini kepada Theo, “Kakek, aku akan membuatkan teh untukmu, kalian bermainlah.”

“Baik.”

Kakek dengan setuju dan tersenyum.

Scarlett dengan tidak asingnya masuk lagi ke dalam, dan mengeluarkan peralatan teh sambil membuatnya.

Dia terlebih dulu mencuci peralatan tehnya, lalu air kedalam ketel.

Kemudian, menyeduh tehnya dan terakhir membawa ketel itu keluar.

Sambil menuangkan ke gelas untuk Theo dan kakek.

Terakhir, diam duduk dengan diam sambil melihat kedua orang ini bermain catur.

Kakek dan Theo termasuk orang yang hebat dalam permainan catur.

Kali ini permainan telah berjalan dengan lama, tetapi masih tidak terlihat siapa pemenangnya.

Wajah kakek memperlihatkan ketertarikan dengan ini, dengan serius ingin memenangkan pertandingan ini.

Waktu pun berjalan dengan cepat dan telah mendekati siang hari.

Scarlett dan Theo pun makan siang di rumah kake.

“Haha, Theo permainan caturmu ada kemajuannya! Memang bermain dengan kamu yang menyenangkan!”

Kakek bermain dengan senang, dan berencana ingin sedikit meminum.

Awalnya dirinya ingin menarik Theo untuk sedikit meneguk alkohol, tetapi Theo malah menolaknya.

Theo melihat kearah Scarlett yang telah memilih buku itu, dan dengan sengaja dia berkata : “Terimakasih kepada kakek, terlebih lagi karena kebaikan anda kepada Scarlett.”

Kakek mulai melihat matanya, kemudian kembali berkata : “Kamu memang sungguh tidak tahu, beberapa para orangtua itu ingin membodohi aku, kemudian bermain catur dan membuat aku merasa lelah.”

Theo dan Scarlett tersenyum secara bersamaan.

“Setelah ini, jika tidak memiliki kesibukan maka kalian bawalah Nesya mereka untuk menemani aku.”

Sebelum pergi, kakek tetap terlihat tidak rela dan tetap mengomel.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu