Innocent Kid - Bab 627 Tidak Perlu Kamu Khawatir

Hati Leon Fu tertegun, namun ekspresinya tetap mengeluarkan senyum yang lembut.

Dia menepuk bahu Scarlett Jiang, sengaja berpura-pura santai berkata : "Kita adalah keluarga, kenapa masih terlalu sopan denganku? Aku juga kangen pada Nesya, tentu saja harus pergi bersama denganmu, lagipula, harus berterima kasih pada Direktur Jin."

Walaupun dia berusaha keras menahan diri, dia tetap tidak bisa menahan diri mengeluarkan penekanan saat mengucapkan terima kasih kedua kata ini.

Scarlett Jiang menghela napas tidak berdaya, dia menyahut lembut : "Baiklah."

Keduanya berjalan berdampingan ke tempat parkir mobil, Scarlett Jiang baru mengambil kunci akan menyetir, namun Leon Fu mengambilnya.

"Beberapa hari ini kamu juga lelah, kamu istirahat dulu saja."

Scarlett Jiang menganggukkan kepala, dia tidak menolak.

Dengan menurut duduk di kursi samping pengemudi, menutup mata sebentar.

Cahaya matahari di sepanjang perjalanan tidak terlalu menyilaukan mata, tapi suasana hatinya sebaliknya seperti es batu di dalam gelas coca cola, selalu naik turun, tidak begitu tenang.

Keduanya tidak berbicara sepanjang jalan, membiarkan suara musik di mobil mengalun di dalam mobil yang sempit.

Setengah jam kemudian, keduanya sampai di tempat tujuan.

Saat Scarlett Jiang turun dari mobil, dia merasa sedikit pening, tidak bisa berdiri dengan seimbang.

Leon Fu melihatnya dengan khawatir, dia hanya tersenyum melambaikan tangan berkata: "Tidak apa-apa, ayo kita pergi menjemput Nesya."

Setelah keduanya mengetuk pintu, pengurus rumah mempersilahkan mereka masuk.

Tapi pengurus rumah juga orang yang pintar, melihat pria di samping Scarlett Jiang, dia sengaja memimpin mereka berjalan memutar.

Kening Leon Fu sedikit berkerut, saat ini langkah kaki pengurus rumah berhenti di depan sebuah pintu.

Begitu dibuka, ternyata sebuah kolam renang dalam ruangan, atau lebih cocok dibilang pemandian air panas.

Kolam itu berbentuk segi empat, dibangun dengan mewah, namun tidak dalam.

Nesya mengenakan sebuah rok balet berwarna ungu, kelihatannya anti air, dia sedang bermain di air sambil terkikik.

Ace karena luka di kakinya tidak bisa masuk ke air, hanya fokus bermain dengan bebek kuning di sisi lain kolam.

Tidak ada sosok Theo Jin di sana, tapi ada dua orang pembantu.

Bebek kuning mengambang ke dekatnya, Nesya menangkap dan melemparkannya pada Ace, lalu kembali menepuk balon di atas air.

Scarlett Jiang melihat anaknya, tanpa sadar menunjukkan senyum lelah namun manis, dia setengah berjongkok menepuk-nepuk tangan pada Nesya.

Saat akan berbicara, terdengar suara pintu didorong.

Terlihat Theo Jin mengenakan pakaian rumah berjalan menghampiri, kemeja katun di lipat sampai lengan, di pergelangan tangannya ada jam tangan kristal, dan membawa nampan.

Scarlett Jiang melihat sekilas, tidak lain adalah kue coklat dan puree buah dan semacamnya.

Nesya melihatnya, dengan bersemangat berteriak, "Daddy, Mommy datang bermain dengan kita! "

Mendengarnya Theo Jin tersenyum sambil melemparkan mainan ke pinggir kolam pada Nesya.

Panggilan Nesya pada Theo Jin seperti jarum yang menusuk di telinga Leon Fu.

Dia berdeham, dengan paksa menginterupsi suasana hangat yang seperti satu keluarga ini, dengan sopan berkata : "Terima kasih kamu sudah menjaga Nesya."

Tangan Theo Jin yang membawa nampan berhenti, seperti baru saja melihat dia, ujung bibirnya membentuk senyum yang memprovokasi.

“Bagaimana bisa berkata terima kasih? Nesya adalah putriku, yang benar seharusnya ‘tidak perlu kamu khawatirkan’.”

Perkataannya membawa jarum, Leon Fu mengernyitkan keningnya.

Kalau bukan memegang prinsip seorang pria hanya berbicara tidak memukul, dia benar-benar ingin meninju wajah jahatnya ke dalam air.

Mungkin karena sedikit jengkel, Leon Fu merasa di sini sedikit panas, dia tidak tahan membuka satu kancingnya.

Selanjutnya berkata dengan dingin : “Anak yang aku dan Scarlett besarkan, tidak tahu sejak kapan menjadi putrimu, aku harap Tuan Jin tidak gila, sudah mencapai titik sembarangan bicara mengenali orang.”

Theo Jin tidak marah melainkan tertawa, dia memberikan nampan pada pembantu.

Dia memainkan alisnya, dengan santai berkata : "Kamu harus tahu, ini adalah rumahku, masalah Nesya anak siapa, orang tertentu pasti sudah mengetahuinya, bila memang menyukai perkataan yang menipu diri sendiri, aku tidak keberatan menjadi orang yang membuatmu tersadar.”

Di samping Ace melihat ada salad puree buah yang dia sukai, mengambil sesendok besar.

Kembali menoleh bertanya apakah adik mau makan, Nesya langsung mengangguk.

Walaupun orang dewasa di sini bersikap tegang, tapi mana mungkin anak-anak menyadari, mereka hanya bermain dengan senang sendiri.

Theo Jin berhenti sebentar, dengan provokatif menundukkan kepalanya.

Nesya mengira dia juga ingin makan puree apel, menyendokkan menyuapi nya.

Leon Fu tersedak sesaat, sedikit malu dan marah, tapi dia masih berusaha menahan diri, tidak menunjukkannya.

Ujung mata Theo Jin mengandung senyuman, meneruskan memanas-manasi berkata : "Nesya, adalah anakku dan Scarlett, kamu sebagai seorang dokter, apa harus melihat sendiri laporan tes DNA baru bersedia percaya? "

Emosi Leon Fu benar-benar meledak oleh perkataan Theo Jin ini, dia mengepalkan erat tinjunya.

Melihat akan terjadi sebuah perang besar di depan matanya, peringatan di hati Scarlett Jiang berbunyi, dia bergegas menariknya dan membujuk : “Sudahlah, hari ini kita datang menjemput Nesya pulang.”

Scarlett Jiang mengucapkan kalimat ini, Leon Fu baru bisa tenang.

Memaksakan menahan rasa marahnya, dia mengeluarkan senyum, mengulurkan tangan pada Nesya.

"Nesya, ayo pulang dengan Daddy."

Nesya memegang mangkuk, sedikit bingung, dia melihat ke arah Theo Jin berkata : “Daddu, apakah aku akan pergi dari sini?”

Terhadap putrinya, sikap Theo Jin sangat lembut.

Dia membungkukkan badan mencium pipi kanannya, dengan lembut berkata : "Karena sekarang Mommy sangat kangen padamu, sementara waktu menjemput mu kembali, kamu harus menurut, bila Daddy ada waktu akan pergi menjengukmu ya? "

Mendengarnya, bola mata Nesya berputar, saat ini hatinya yang masih kanak-kanak masih tidak mengerti, kenapa Daddy dan Mommy yang dia sukai tidak bisa tinggal bersama.

Tapi melihat Leon Fu di sebelah masih terus mengulurkan tangan, tatapan matanya sedikit terluka.

Berpikir Leon Fu juga Daddy nya, Nesya ragu-ragu sejenak, akhirnya mengulurkan tangan nya yang kecil.

Melihatnya, Leon Fu menggendongnya keluar dari kolam, Scarlett Jiang mengambil handuk mengelap butiran air dari tubuhnya.

Nesya melihat sebentar ke arah Ace, dengan suara keras berkata : "Kakak, aku pergi dulu, bila ada waktu datang bermain denganku."

Ace lebih tua sedikit darinya, jadi dia lebih mengerti lebih banyak.

Dia juga mengerti sedikit masalah orang dewasa yang berantakan itu.

Tapi melihat adik yang dicintai akan pergi, hatinya tetap sedikit sedih.

Dia berjalan ke depan Nesya dan mengeluarkan liontin angsa dari saku celananya yang basah.

Dengan sedih berkata : "Adik, kamu suka barang ini, aku berikan padamu, nanti datang bermain denganku lagi."

Nesya mengangguk keras, langsung keluar dari pelukan Leon Fu.

Kedua anak itu berpelukan sebentar, baru berpisah dengan tidak rela.

Melihat mereka yang tidak ingin berpisah, suasana hati Leon Fu sedikit berat.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu