Innocent Kid - Bab 419: Tolong Jangan Sampai Melepaskan Tangan

Wanita itu melihat bahwa mereka berdua masih saling bergenggaman erat, matanya tiba tiba berkilat, menggerakkan pisau kearah mereka.

Dan perhatian Devina Song dan Scarlett Jiang hampir sepenuhnya terfokus tentang apakah akan terjatuh, sama sekali tidak memperhatikan ada bahaya di sisi lain yang mendekat.

Oscar Jin melihatnya, matanya membelalak kaget, tidak memperdulikan kakinya yang lumpuh, dia langsung lompat beberapa langkah, membuang kruk dengan tiba-tiba.

Perhatian wanita itu tertuju pada Scarlett Jiang, sama sekali tidak merasakan gerakan Oscar Jin.

Kruk Oscar Jin terjatuh ke lantai, dengan keras memukul kaki belakang wanita itu, sedikitpun dia tidak siap, langsung terjatuh ke lantai.

Karena gerakan ini, memberikan mereka Scarlett Jiang berkesempatan mengatur nafas, memberi mereka waktu untuk bertahan sebentar.

Pada saat ini, terdengar suara teriakan, staf rumah sakit dan beberapa anggota keluarga pasien, memeluk selimut dan kantong gas bergerak keluar.

Secara spontan membentangkan benda benda itu di tanah, karena takut jatuh ke bawah.

Melihat dua orang yang tergantung dengan susah payah di atas atap, membuat hati semua orang was was.

Theo Jin yang sangat khawatir akhirnya sampai ke rumah sakit.

Tetapi dia tidak pernah mengira bahwa ketika dia keluar dari mobil, dia melihat Scarlett Jiang tergantung di udara, seolah-olah dia akan jatuh di detik berikutnya.

Dia merasa bahwa semua darahnya berhenti, dan alasan yang tersisa mengingatkannya untuk bergegas ke atap untuk menyelamatkan Scarlett Jiang.

Dia bergegas ke atas dengan bersusah payah, pintu darurat rumah sakit juga terbuka, staf rumah sakit melihat dia menerobos seolah olah dia tidak sayang nyawa, memberi isyarat padanya untuk mengambil pintu darurat.

Theo Jin tidak memperdulikan banyak hal lagi, dia hanya berharap secepat mungkin bisa sampai ke atas atap dan berhasil menyelamatkan Scarlett Jiang.

Dia terus berdoa dalam hatinya, tolong jangan sampai dia kenapa napa.

Di atas atap, sekelompok dokter dan penjaga keamanan bergegas ke atap, semakin banyak orang mengikuti, dalam hati wanita itu mulai panik.

Dia segera berdiri, mencengkeram pisaunya erat-erat, mengancam, "Kalian Jangan mendekat."

Dia tidak memiliki sandera, ancaman itu tidak terlalu diperdulikan mereka, tetap melangkah maju.

Melihat cara ini tidak berguna, wanita itu hanya mengayunkan pisaunya dengan sembarangan, berteriak keras berkata, “Kalian jangan mendekat, cepat pergi, siapa yang mendekat akan aku matikan.”

Dia dengan marah mengayunkan pisau sembarangan, semua orang merasa khawatir. Saat ini, mendengar perkataannya membuatnya ragu.

Bagaimanapun, lebih penting nyawa sendiri daripada keberanian.

Sekelompok orang itu tidak berani meremehkannya, hanya bisa diam ditempat, selanjutnya perlahan lahan ada orang yang mundur.

Setelah beberapa saat, ada jalan keluar.

Melihat ini semua, wanita itu merasa lega, selama dia bisa melarikan diri, maka tidak akan ada masalah yang serius.

Dia tidak berani rileks sepenuhnya, dia berjalan keluar, tangannya terus-menerus mengayunkan pisaunya, takut ada orang yang ikut campur datang untuk menghentikannya.

Dia sudah menggila, tidak ada yang berani mendekatinya, hanya bisa menyaksikannya berjalan ke arah pintu lift, dan menekan tombol lift ke bawah.

Siapa yang mengira begitu pintu lift terbuka, ada Theo Jin yang sangat cemas di dalam.

Sebelum wanita itu bisa melihat Theo Jin dengan jelas, dia ditendang beberapa meter jauhnya, dan pisau di tangannya juga terhempas ke lantai.

Semua orang menghela nafas lega, hanya beberapa orang yang merespon dengan cepat, menyadari apa yang baru saja terjadi, memandang kagum Theo Jin.

Jelas dia baru saja datang, dalam waktu yang singkat, ternyata dia bisa bereaksi terhadap apa yang terjadi, dan dengan cepat menaklukkan wanita gila itu, membuat orang lain kagum.

Dan waktu sebelum dan sesudah ini hanya satu detik.

Wanita itu jatuh ke lantai dengan keras, dengan sediki bingung dia menggosok gosok dahinya, hampir berteriak, dan tiba-tiba menyadari bahwa dia tadi memegang pisau dengan erat, sekarang tidak tahu kemana perginya, sesaat dia linglung.

Tanpa pisau itu, tidak ada untungnya dia berteriak.

Dia panik dan kehilangan akal, Alex Gu bergegas mendekat dengan pengawal, dan tidak menunggu perintah Theo Jin, langsung membawa dan menahan wanita itu.

Tadi wanita itu cukup lama marah marah, dan sekarang dia tiba-tiba tertangkap. Dengan tidak rela, masih berteriak: “ Kalian cepat lepaskan aku, percayalah, aku akan membunuh kalian.”

Alex Gu menatapnya dan mengeluarkan kalimat dingin: "Jika kamu tidak jujur, aku bisa membunuhmu sekarang."

Di sisi lain Oscar Jin, tanpa kruk, hanya bisa berjalan dengan satu kaki, belum lagi setiap kali dia melompat akan mempengaruhi luka dikaki lainnya, dia meringgis kesakitan.

Tapi dia tidak punya pilihan selain maju selangkah demi selangkah, jika tidak Scarlett Jiang dan Devina Song bisa jatuh kapan pun.

Tiba-tiba, dia sepertinya telah mendengar suara Alex Gu dan teriakan sekelompok orang.

Apakah abangnya ada di sini?

Oscar Jin baru saja ingin menoleh ke belakang, terdengar seruan Devina Song di depan.

"Kak Lett, tahan ..."

Kekuatan Devina Song hampir habis, dan wajahnya berubah dari merah menjadi pucat, tetapi dia masih tidak melepaskan tangannnya.

Scarlett Jiang menatapnya, berkata dengan susah payah, “ Devina Song, cepat lepaskan aku, kalua tidak kita berdua akan jatuh.”

Devina Song tetap menggelengkan kepalanya, "Kak Lett, apapun yang kamu katakana, aku tidak akan melepaskan tanganmu, lebih baik aku menggantikanmu jatuh kebawah.”

Kata-katanya menggerakkan hati Scarlett Jiang seketika, tetapi sekarang bukan saatnya terharu, dia hanya bisa memaksakan dirinya untuk tenang, tidak bergerak sembarangan, mencoba untuk tidak membawa lebih banyak tekanan pada Devina Song.

Akhirnya, Oscar Jin tertatih-tatih mendekat kemari, dia dengan cepat mengulurkan tangannya dan menarik Devina Song.

Berat kedua wanita itu ada di tubuhnya dalam sekejap, dan cedera di kakinya masih belum pulih, saat ini sangat merasakan sakit yang tidak tertahankan.

Dia dengan sangat sabar menanggung rasa sakitnya sendiri dan berteriak, "Kakak ipar, Devina Qing, tolong kalian jangan lepaskan, aku disini, abangku juga akan segera sampai, tolong pastikan untuk tetap bertahan.”

Punggungnya berkeringat, dan pakaiannya benar-benar basah.

Bahkan seorang pria yang sehat, dengan situasi ini sudah sangat melelahkan, belum lagi Oscar Jin saat ini, karena rasa sakit, tenaganya mulai melemah.

Masing-masing dari mereka mencoba yang terbaik, tetapi jelas, kekuatan ini tidak cukup ...

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu