Innocent Kid - Bab 137 Menciumnya

Setelah mendengarnya, Theo Jin mengerutkan dahi, ia baru tahu, hidup Scarlett Jiang jauh lebih sulit dari yang ia ketahui dan bayangkan.

Ia tak dapat menahan rasa sedih, jika saja ia bertemu Scarlett Jiang lebih awal, ia tak akan membiarkannya menderita seperti ini.

Sambil berpikir, Theo Jin memeluk Scarlett Jiang erat-erat, ia berkata dengan suara rendah yang merdu, “Semuanya sudah berlalu, orang-orang itu tak layak kau pikirkan lagi, juga jangan terus membencinya, lupakan saja kejadian itu.”

Bibir Scarlett Jiang mengeluarkan senyuman tipis, ia menyisip wine di atas meja, wajah cantiknya tampak dingin.

“Ya, semua sudah berlalu, dan aku bisa hidup dengan baik, aku hanya benci kenapa mereka tak melepaskanku, terus-terusan seperti ini padaku, apakah aku terlihat mudah ditindas? Mereka tak bisa melihatku bahagia?”

Scarlett Jiang tak dapat mengingat, sejak ia meninggalkan rumah keluarga Jiang, berapa kali mereka mencari masalah dengannya.

Apakah mereka benar-benar ingin ia mati baru bisa puas?

Mendengarnya, Theo Jin memeluk Scarlett Jiang lebih erat.

“Ada aku disini, ke depannya tak akan ada orang yang bisa menindasmu.”

Saat ini, Scarlett Jiang telah minum terlalu banyak, ia tak tahu apa yang ia lakukan, hanya tahu dalam hatinya ada banyak hal yang ingin ia katakan, mendengar perkataan ini, Scarlett Jiang tersenyum dan berkata, “Benar, dengan adanya kamu, aku sudah sangat jarang ditindas, oh, dan terimakasih telah menyelamatkanku lagi hari ini, kalau kamu tidak datang tepat waktu, sekarang aku pasti sedang berbaring di rumah sakit.”

Scarlett Jiang terus berbicara, “Theo Jin, sungguh senang mengenalmu, sejak meninggalkan rumah keluarga Jiang, aku selalu sendirian, setelah bertahun-tahun, kamulah yang membuatku sekali lagi merasa, ada orang yang menemani di sampingku, melindungiku, kamu dan Ace lah yang membuatku menemukan lagi perasaan memiliki keluarga...”

Mengatakan hal ini setelah minum, semua yang dikatakan Scarlett Jiang adalah hal yang sebenarnya, tak tahu kenapa, saat ia bersama Ace dan Theo Jin, ia merasa seperti di rumah.

Setiap kali ia muncul, ia selalu merasa aman.

Setiap kali ia melihatnya bersama Clarissa Su, mendengar orang-orang berkata mereka akan menikah, Scarlett Jiang merasa tak bisa menerimanya, mungkin ia merasa cemburu.

Ia takut perasaannya akan semakin dalam, ia ingin menjauh darinya, namun ia juga selalu ingin dekat dengannya.

Ekspresi Theo Jin sangat lembut, ia tersenyum tipis.

Scarlett Jiang, kehadiranmu juga membuatku merasa seperti di rumah.

“Theo Jin, apakah kamu tahu? Aku...” sangat menyukaimu. Pertama kalinya begitu menyukai seseorang, aku begitu menyukaimu hingga ingin selalu berada di sisimu.

Kata-kata Scarlett Jiang belum selesai, perutnya bergejolak, dan ia muntah ke tong sampah sambil berpegangan pada meja.

Melihatnya, Theo Jin tak bisa berbuat apa-apa. Setelah ia selesai muntah, ia membantu Scarlett Jiang bangkit.

“Sudah larut malam, ayo pulang dulu.”

“Tidak, aku tidak mau, wine yang kau pesan belum habis, aku tidak mau pulang.”

Sambil berkata, Scarlett Jiang memegang wine di atas meja, akan meminumnya lagi, Theo Jin menggenggam botol di tangannya dan berkata dengan sabar, “Kau sudah minum terlalu banyak, tak bisa minum lagi.”

“Aku tidak ingin pulang.”

Scarlett Jiang masih terus melantur, namun akhirnya Theo Jin berhasil membujuknya keluar dari klub.

Di mobil, Scarlett Jiang masih berbicara melantur bahkan bernyanyi... ia memaki-maki keluarga Jiang, lalu berbicara dengan sopan untuk berterimakasih pada Theo Jin, ia berbicara tanpa henti, ingin menumpahkan semua emosi malam ini.

Dalam ekspresi Theo Jin tampak sedikit rasa tak berdaya, jika tahu sejak awal, ia tak akan membawanya untuk minum. Besok gsaat adis kecil ini bangun mungkin ia takkan bisa mengurus dirinya sendiri.

Awalnya ia berniat mengantar Scarlett Jiang pulang, namun melihat keadaan Scarlett Jiang seperti ini, bagaimana mungkin Theo Jin bisa tenang.

Akhirnya, Theo Jin membawanya ke mansionnya.

Tengah malam, para pelayan mansion itu sangat terkejut, melihat tuan muda mereka pulang begitu larut sambil membawa seorang gadis, semua terkejut dan saling berbisik.

“Siapakah wanita ini? Ada hubungan apa dengan tuan muda?”

“Sepertinya Nona Jiang yang dulu pernah datang? Sudah larut malam, dia dan tuan muda...”

“Lihat, lihat, tuan muda sungguh baik padanya, ia sendiri membantunya berganti sandal, ah, ah, sungguh iri.”

........

Scarlett Jiang dengan linglung mengikuti Theo Jin memasuki mansion, mungkin karena pengaruh wine, setelah berganti sandal dan memasuki ruang tamu, ia merasa kepanasan, dan ingin melepaskan pakaiannya.

Ia sedang mengenakan gaun pesta, begitu melepasnya ia tak mengenakan apa-apa lagi, melihat ini, Theo Jin cepat-cepat menghentikannya.

Scarlett Jiang merengut, dan dengan jengkel berkata, “Apa yang kau lakukan? Aku kepanasan, aku ingin melepas baju, aku ingin tidur...”

Para pelayan mansion terkejut melihat kekeraskepalaan gadis itu, tentu, gadis yang dibawa tuan muda ini berbeda, malam ini, antara tuan muda dan gadis ini tidak terjadi apa-apa bukan?

Para pelayan tak bisa menahan rasa ketertarikan, namun Scarlett Jiang telah dihentikan oleh Theo Jin dan dibawanya pergi.

Semua yang mengira akan terjadi hal yang menarik, dengan kecewa membubarkan diri.

Setelah tiba di kamar atas, Scarlett Jiang jatuh ke atas kasur dan masih melantur.

“Aku tak mau tidur, aku mau pergi minum, malam ini aku tak akan mabuk.”

Mendengarnya, Theo Jin tak bisa menahan senyum.

“Kau sudah mabuk.”

“Tidak, aku mau pergi.”

“Baik, dengar, hari ini tidak boleh pergi.”

Scarlett Jiang yang duduk di kasur bangkit, sepasang mata yang bersinar menatap Theo Jin, seperti anak kecil.

“Kalau tidak pergi minum, ayo kita bernyanyi! Theo Jin, nyanyianku sangat merdu.” Setelah mengatakannya, Scarlett Jiang berkata lagi, “Lupakan saja, tidak pergi, sudah begitu larut, aku akan tidur.”

Setelah berkata, Scarlett Jiang hendak melepaskan bajunya lagi.

Theo Jin tak ada pilihan, ia menghentikannya seperti sebelumnya.

Dengan mesra, Theo Jin mencium bibirnya, dan sejenak, Scarlett Jiang menjadi tenang, matanya yang kabur menatap wajah yang sangat dekat di hadapannya, ia menurut menerima ciumannya.

Bibir dan lidah beradu, dan tercium bau wine dari mulut, tak tahu berapa lama ciuman ini berlangsung, nafas keduanya menjadi semakin berat, terutama Scarlett Jiang, wajahnya yang putih menjadi sangat merah.

Melihatnya sudah tak melantur lagi, Theo Jin tak berani melangkah lebih jauh, ia akhirnya melepaskan Scarlett Jiang.

Scarlett Jiang menghirup nafas segar, dan mungkin karena terlalu banyak minum, ia menjadi lebih berani, ia merasa masih belum cukup...

Theo Jin sebenarnya berencana pergi dan menyuruh pelayannya mengurus Scarlett Jiang, memandikannya dan mengganti pakaiannya, namun saat ia baru saja bangkit, siapa sangka Scarlett Jiang dengan agresif mengalungkan tangannya di lehernya, dan menciumnya lagi.

Ciumannya agak canggung namun sangat berani.

Sesaat, Theo Jin merasa nafsu di sekujur tubuhnya telah dibangkitkan, dan suasana dalam ruangan itu menjadi samar...

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu