Wanita Pengganti Idaman William - Bab 496 Pakai Siasat licik Apa Dia?

William tidak mendapat jawaban dari Jeanne. Dia bertanya lagi dengan suara serak, "hmm?"

Jeanne bisa merasakan ketidaksenangannya dan menekan hatinya yang merasa pahit. Dia berkata sambil tersenyum, "bagaimana mungkin aku tidak bersedia? Aku malah sangat bahagia.”

Jeanne menatap mata hitam William dan hatinya tergerak.

Terlepas dari apakah Jeanne akan pergi atau tidak, dialah yang berdiri di samping William sekarang. William ingin memperkenalkan dia bukan Jessy. Itu hal yang paling penting sekarang dan patut dihargai.

Adapun masa depan, itu tidak lagi dalam pertimbangannya.

Setelah beberapa saat di dalam kantor, William membawa Jeanne ke restoran.

Selama makan bersama, sikap William sangat perhatian kepada Jeanne.

Suasana makan bersama dilalui dengan manis dan tak terlupakan.

Setelah selesai makan, keduanya berjalan keluar dan pulang bersama-sama.

Jeanne kembali ke kamar dan dengan hati-hati mengambil gaun yang diberikan oleh William dari kotak hadiah dan menggantungnya di lemari pakaian. Jeanne tidak bisa menahan diri untuk melihat gaun itu lagi. Ada konsep yang samar di benaknya.

Setelah William selesai mandi, dia melihat pemandangan seperti itu dan tersenyum, "jika kamu suka, aku akan minta orang untuk membuatkan lebih banyak lagi untukmu besok."

"Tidak, aku menyukainya karena kamu yang memberikannya kepadaku, tapi aku juga sangat tertarik dengan perancang ini. Desainnya membuatku merasa nyaman. Sebelumnya, Direktur Celica pernah mengatakan bahwa desain inovatifku yang tidak memiliki aura. Tapi hari ini, ketika aku melihat desain ini, aku akhirnya tahu kekurangan aku. Jika aku punya kesempatan, aku ingin bertemu desainer ini dan berkomunikasi dengannya, aku yakin akan ada banyak kemajuan besar setelah bertemu dengannya. "

Jeanne menggelengkan kepalanya dengan kagum, di wajahnya terlihat dia sangat mengagumi perancang ini dan memandang William dengan penuh harapan.

Kening William sedikit berkerut. Bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang dipikirkan wanita ini?

"Apakah kamu ingin aku memperkenalkannya padamu?"

Jeanne mengangguk.

William menyipitkan matanya dan melirik mata Jeanne dengan penuh selidik.

"Perkenalan bukannya tidak mungkin, tapi apa keuntungan untukku?"

“Keuntungan... aku dapat merancang pakaian yang lebih baik untuk perusahaan di masa depan.”

Jawaban polos Jeanne.

William mengulurkan jari dan menggelengkan kepalanya. "Kamu salah. Tugasmu memang merancang pakaian yang lebih baik untuk perusahaan."

"........."

Itu memang benar.

"Keuntungan apa yang kamu inginkan?"

Jeanne menatap William dari atas ke bawah dan terus menebak apa yang dipikirkan pria ini.

William juga terlihat cuek, Dia hanya tersenyum dan berkata, "Aku belum terpikir sekarang. Aku akan memberi tahu kamu nanti kalau aku sudah terpikir."

Jeanne memandangnya, tidak peduli dengan William lagi, berbalik dan pergi ke meja kerja.

Jeanne berencana untuk membuat catatan tentang inspirasi yang dia dapat tadi, supaya tidak lupa.

William juga tidak mengganggunya lagi. Dia bersandar di tempat tidur, membaca dan menunggunya.

Ruangan itu menjadi sangat sunyi, tetapi terasa sangat hangat.

................

Hari berikutnya, Jeanne dan William bangun pagi dan sarapan bersama. Ketika William sudah pergi ke perusahaan, Jeanne pergi ke rumah utama untuk mencari kakek David.

Tadi malam ketika Jeanne mencatat inspirasinya, dia tiba-tiba punya ide tentang hadiah untuk kakek.

Jeanne berencana untuk membuat setelan baju untuk kakek David.

Dalam hal ini, kakek David tidak menolak untuk bekerja sama dan membiarkan Jeanne mengukur ukuran badannya.

Setelah itu, Jeanne tidak langsung pergi.

Jeanne bermain catur dengan kakek sebentar, lalu kembali ke rumah baru untuk makan siang.

Ketika Jeanne akan memotong kain, ponselnya berdering.

Jeanne melirik, pria yang di rumah sewaan itu yang menelepon.

"Kapan kamu kesini?"

Segera setelah telepon terhubung, suara sedih Willy terdengar.

Jeanne mengerutkan kening. "Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku tidak punya waktu untuk kesana. Jika luka kamu sudah sembuh, kamu bisa pergi tanpa memberitahu aku."

Jeanne menutup telepon.

Willy menatap telepon di tangannya. Ini adalah pertama kalinya teleponnya ditutup oleh seorang wanita, dan menggertakan gigi karena marah.

Pada saat ini, seorang anak buahnya masuk dan berkata dengan hormat,

"Tuan muda, mobil sudah siap."

Willy meletakkan ponselnya dan melihat kamar tempat dia tinggal selama beberapa waktu. Dia tidak tahu apa yang dia pikirkan. Matanya berkedip dan hatinya merasa tidak nyaman.

"Wanita bodoh! Mau mengusirku, aku tidak akan membiarkanmu begitu mudah melepaskan diri dariku!"

Dia sambil bergumam dan berjalan ke kamar Jeanne. Dia mengambil bros dari laci samping tempat tidurnya dan pergi.

Dalam beberapa hari berikutnya, Jeanne sangat sibuk, belum lagi harus menghadapi Nyonya Thea yang selalu mempersulit dirinya, Jeanne merasa kecapean dan terasa menjadi lebih kurus.

William merasa sangat tertekan melihat keadaan Jeanne. William minta Zoey untuk sementara menghentikan tambahan kerjaan untuk Jeanne, biar Jeanne bisa menghabiskan waktu lebih banyak di rumah membantu mempersiapkan ulang tahun Kakek David.

Pada hari ini, Jeanne akhirnya selesai membuat stelan baju untuk kakek. Setelah membersihkan dan mengeringkan, Jeanne segera mengantar hadiah yang khusus ini ke kakek.

Kakek David menerima hadiah itu dan sangat menyukainya. Dia berjanji untuk memakainya pada hari ulang tahunnya.

Segera, pesta ulang tahun sudah tiba.

Pada awal pesta, seluruh anggota keluarga sangat sibuk, dan para tamu undangan datang tanpa henti.

Ada garis panjang antrian mobil di luar gerbang rumah keluarga Sunarya. Kabarnya semua pejabat ibukota akan datang.

Jeanne, dengan tersenyum, menyapa para tamu di samping William.

Hari ini, dia mengenakan gaun strapless putih yang diberi oleh William, dengan riasan halus dan elegan. Seluruh pribadi Jeanne hari itu terlihat sangat cantik dan lembut, memancarkan pesona yang tak terlukiskan.

William memakai jas hitam mewah, yang pas dengan kemeja putihnya dan semuanya sangat cocok dengan fitur wajah William yang sempurna.

Mereka berdiri berdampingan dan mengenakan pakaian pasangan,

kerumunan tamu yang melihat menjadi iri dan cemburu sekaligus kagum.

Terutama ketika mereka mengetahui bahwa Jeanne adalah istri William, kecemburuan menyebar seperti api yang mengamuk di dalam lingkaran mereka.

"Kenapa wanita seperti Jessy layak berdampingan dengan William? Pasti wanita itu pakai siasat licik agar bisa mendapatkan William."

"Kurasa juga begitu. Kalau tidak, kenapa keluarga Sunarya tidak mengungkapkan informasi tentang pernikahan William sampai sekarang?"

"Jadi kita tidak perlu iri. Pokoknya, wanita ini pasti akan diusir dari keluarga Sunarya cepat atau lambat. Ketika saatnya tiba, kita semua harus mengeluarkan kemampuan kita untuk mendapatkan William."

Ketika Jeanne selesai dari toilet dan mau keluar, ketika dia akan mendorong pintu untuk keluar, Jeanne mendengar beberapa pembicaraan di luar mengenai dirinya.

Awalnya, mereka masih bisa tertawa lepas, ketika melihat Jeanne lewat, wajah mereka langsung berubah tidak wajar, menatap Jeanne dengan waspada.

Jeanne melirik mereka dengan dingin, langsung ke wastafel untuk mencuci tangannya, mengambil selembar kertas tisu dan perlahan-lahan menyeka tangannya. "Bahkan jika aku diusir, kalian juga tidak akan dapat giliran untuk masuk ke rumah keluarga Sunarya, kalian pikir gampang menjadi nyonya muda keluarga Sunarya."

Sesudah itu, Jeanne mengangkat bibirnya dengan jijik dan melangkah pergi setelah membuang kertas penyeka yang sudah basah ke tong sampah.

Setelah itu, Jeanne merasa sedikit tertekan, tapi dia dengan cepat menyesuaikan tekanan dalam hatinya dan berjalan masuk ke ruang perjamuan.

"Pesta akan segera dimulai. Kakek minta kita kesana. Kamu ikut saja, berjalan kesana bersamaku."

William memegang tangan Jeanne dan menjelaskan, dan mulai berjalan ke arah tempat kakek David berada.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu