Wanita Pengganti Idaman William - Bab 142 Pertukaran Syarat

Bab 142 Pertukaran Syarat

Jeanne melihat wajah marah nyonya Thea, dalam hati ia sudah bisa menebak tujuan kedatangannya.

Begitu nyonya Thea melihatnya, wajahnya bertambah marah.

“Jessy!”

Dia memanggilnya sambil menggertakkan giginya, kemarahan didalam matanya seolah ingin mencabik-cabik Jeanne.

“Ma.”

Melihat ekspresi marahnya, tanpa sadar Jeanne merasa resah.

“Jangan panggil aku mama, aku benar-benar tidak mengerti, sebenarnya dosa apa yang sudah diperbuat oleh keluarga Sunarya sehingga meminang wanita yang hanya merugikan seperti dirimu!”

Nyonya Thea menunjuknya sambil menyalahkannya secara membabi buta, “Wanita pembawa sial sepertimu, meskipun keluarga kami memiliki harta tujuh turunan pun tidak cukup untuk dibuat rugi olehmu.”

Setelah dia selesai mengatakan, mengingat kabar yang ia dengar dari luar, amarahnya kembali memuncak, ia kembali memaki Jeanne, “juga ayahmu yang tamak dan tidak pernah puas itu, kalian sekeluarga benar-benar lintah penghisap darah!”

Jeanne mendengar semua makiannya, wajahnya pusat pasi dan kesal, namun tidak bisa melawannya.

Hanya karena dia merupakan anggota keluarga Julian maka ia tidak punya hak untuk melawan, juga karena ia sekarang menggantikan posisi Jessy, tidak perduli seberapa buruk ucapan yang diucapkan nyonya Thea, semuanya harus ia tahan.

Dia menggigit bibirnya berdiri di tempat asal, membiarkan nyonya Thea marah hingga puas.

Sebaliknya nyonya Thea melihat Jeanne tidak bereaksi setelah dimarahi selama itu, rasanya seperti meninju kapas sehingga membuatnya semakin kesal.

“Kenapa, bisu, biasanya memarahimu satu kata kamu akan membalas sepuluh kata?”

Dia berkata dangan nada kesal.

Jeanne hanya bisa menggigit bibir menahannya.

“Masalah kali ini memang salah keluargaku, wajar saja jika mama memarahiku.”

Dia menjawab dengan nada pasrah, namun ia tidak sadar sikap dia membuat nyonya Thea yang marah dan tidak memandang orang merasa kecewa.

Awalnya ia ingin memanfaatkan masalah ini untuk mempersulit wanita ini, berharap ia bertengkar dengannya dan membuat keributan yang lebih besar.

Siapa yang menyangka wanita ini seperti salah minum obat, bukan hanya tidak bertengkar dengannya, sikapnya meminta maaf juga sangat baik, membuat semua perhitungannya menjadi berantakan.

“Huh, jangan kau kira dengan meminta maaf masalah kali ini bisa berakhir begitu saja, ku beritahu, jika Group Sunarya mengalami kerugian yang terlalu besar karena keluargamu, aku tidak akan membiarkanmu tetap berada dikeluarga kami.”

Di melempar ancaman dengan amarah yang meledak-ledak, berbalik lalu pergi.

Jeanne melihatnya pergi, alisnya mengkerut, ia tetap tidak tenang sehingga berangkat ke kantor.

Awalnya ia berencana langsung mencari General Manajer Zoey, menanyakan rencana atasannya mengatasi masalah ini.

Belum sempat mengetuk pintu, ia sudah mendengar percakapan di dalam.

“Manajer, atasan belum memberikan kabar, bagaimana jika kita membuat permintaan maaf, menenangkan para fans Inggar, jika tidak seluruh image perusahaan kita akan dirusak oleh fansnya.”

“Tunggu sebentar lagi, jika kita melakukannya sekarang, lalu bentrok dengan strategi atasan kita bagaimana?”

Zoey berusaha menekan gerakan orang yang bekerja dibawahnya.

Beberapa petinggi kantor dibawahnya tidak mengatakan apapun lagi, namun mereka masih terus membahas masalah ini.

“Haih, kalau tahu akan jadi begini, seharusnya waktu itu kita mendukung direktur Alexa, menolak bahan yang ditawarkan oleh supplier baru seperti ini, sedikitpun tidak ada jaminan.”

“Tidak akan berpengaruh, dengar-dengar seulier ini mendapatkan persetujuan dari presdir melalui pintu belakang.”

“Benar, aku juga dengar, saat pemeriksaan pertama kali, hasil pemeriksaan menemukan banyak bahan yang bermasalah.”

Zoey melihat mereka yang mengeluh bersahut-sahutan, ekspresi wajahnya menjadi sangat tidak enak dilihat.

“Sudah, ini semua sudah terjadi, yang terpenting adalah bagaimana mengatasi masa kritis kali ini.”

Dia menghentikan perbincangan mereka, tanpa mengetahui kalau Jeanne mendengar semuanya di depan pintu.

Melihat wajah mereka yang terlihat sangat khawatir, ia sadar masalahnya lebih parah dari pada sebelumnya.

Dia berbalik meninggalkan kantor, dia merasa ia tidak boleh diam saja tanpa melakukan apapun.

Bagaimanapun, masalah ini disebabkan olehnya.

Memikirkan hal ini, ia mendapatkan cara untuk menyelesaikan masalah ini.

Jika ingin menghentikan masalah di sosial media, Inggar adalah kuncinya.

Oleh karena itu, begitu keluar kantor, ia segera pergi membeli bunga segar lalu pergi ke rumah sakit.

Di kamar pasien, Inggar melihat Jeanne datang, ia tidak menolak kedatangannya, bahkan meminta asistennya membiarkan ia masuk.

“Aku dengar kamu mencariku, bagaimana, perusahaan kalian sudah memutuskan bagaimana mengganti semua kerugianku?”

Jeanne kebetulan ingin menyerahkan bunga segar ditangannya kepada asistennya, begitu mendengar perkataannya, gerakannya terhenti.

“Maaf, kedatanganku kali ini bukan mewakili perusahaan, saya datang ingin berdiskusi dengan anda secara pribadi.”

Dia berjalan ke depan Inggar, tersenyum tipis.

Inggar melihatnya dengan alis yang sedikit mengerut, “Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?”

“Saya ingin meminta nona Inggar untuk membantu perusahaan kami menjelaskan masalah bahan kali ini.”Jeanne tidak berputar-putar, langsung mengatakan tujuan ia datang.

Begitu Inggar mendengarnya, ekspresi wajahnya langsung berubah.

Namun dia belum bereaksi, asisten disampingnya sudah marah terlebih dahulu.

“Enak sekali, atas dasar apa nona Inggar kami harus membantu kalian menjelaskan!”

Bersamaan dengan ucapan asistennya, Inggar juga menimpali, “Perusahaan anda benar-benar semena-mena, jangan lupa, aku juga korban dalam masalah kali ini!”

Jeanne sudah mengira ucapannya akan membuat Inggar tidak senang.

Oleh karena itu ia tidak memperdulikan ucapan mereka, berkata sambil tersenyum, “Saya rasa nona Inggar salah memahami maksudku, aku bukan semena-mena, melainkan ingin bertukar persyaratan dengan anda, bagaimana jika nona Inggar mendengarkannya terlebih dahulu?”

Inggar menatapnya dengan wajah murung.

“Tidak perduli apapun persyaratan yang kalian berikan, jika bukan ingin membicarakan tentang ganti rugi, saya ingin istirahat, tidak sempat mendengarkan omong kosongmu, Tongki, antar tamu!”

Asistennya Tongki maju ke hadapan Jeanne, tangannya membuat gerakan mempersilahkan.

Melihat situasi ini, Jeanne tidak bergeming.

Tongki panik, langsung maju ingin menariknya.

Jeanne menghindar dengan gesit, melihat sosok yang sedang terbaring di ranjang pasien, berkata dengan nada tegas, “saya dengar kontrak kerja anda sudah hampir berakhir, entah kamu berniat untuk pindah ke perusahanan lain atau tidak?”

Inggar mendengar ucapannya, wajahnya berubah.

“Tongki hentikan.”

Dia mengangkat alisnya memanggil, lalu melihat kearah Jeanne, bertanya dengan nada dingin, “Apa maksudmu?”

Jeanne melihatnya bersedia mendengarkan apa yang ia katakan, seketika lega.

Dia segera menyelesaikan ucapan yang belum ia selesaikan.

“Maksudku sangat mudah, asalkan nona Inggar bersedia membantu kami menjelaskan kepada media, saat kontrak anda habis, anda dapat masuk perusahaan entertain dibawah naungan Sunarya Group, dan sponsor yang kami berikan, saya pastikan jauh lebih besar dari perusahaan anda sekarang.”

Berbarengan dengan perkataannya, Inggar dan asistennya tercengang.

Didalam mata mereka terlihat jelas ketertarikan.

Bagaimanapun untuk seorang artis, sponsor yang berkualitas sangat sulit untuk didapatkan!

namun mereka masih berlagak sangat tenang.

Terutama Inggar, menatap Jeanne tanpa ada rasa terkejut, bahkan terlihat sedikit curiga.

“Setahu saya, kamu hanya desainer kecil di perusahaan garment dibawah naungan Sunarya Group, bagaimana kamu bisa membuatku masuk perusahaan dibawah naungan Group Sunarya, dan juga atas dasar apa aku harus mempercayaimu?”

Mendengar pertanInggarnya, Jeanne tertawa penuh arti.

“Nona Inggar tenang saja, meskipun aku hanya seorang desainer, namun aku tidak mungkin gagal memberikan apa yang saya janjikan pada anda, yang sekarang harus anda pikirkan adalah apakah anda setuju dengan apa yang saya tawarkan.”

Mendengar ucapannya, Inggar menatapnya dengan terheran.

Tentu saja Jeanne tahu apa yang sedang ia khawatirkan, oleh karena itu ia kembali memberikan umpan.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu