Wanita Pengganti Idaman William - Bab 525 Kenapa Bisa Mencurigaimu

William terus merasa kalau pemikirannya ini sangat tidak masuk akal, namun setelah begitu banyak hal yang terjadi, semua hal itu membuatnya mau tidak mau benar-benar memikirkan kemungkinan itu.

Terlebih dia tiba-tiba teringat kalau kemarin malam Willy datang dan mengatakan hal-hal yang membingungkan kepadanya.

"Tuan William, apakah kamu percaya kalau ada orang yang sama persis di dunia ini?"

Bisa dibilang kalau dirinya dan Willy bergaul di dalam lingkaran yang berbeda, jika tanpa sengaja bertemu, mereka hanya saling menganggukkan kepala saja, namun Willy tiba-tiba datang dan mengatakan hal-hal itu.....

"Hans, bantu aku membuat janji dengan Willy, aku ingin bertemu dengannya."

William menyipitkan matanya, instingnya mengatakan kalau Willy ini pasti tahu sesuatu.

Hans tidak mengerti kenapa William tiba-tiba ingin bertemu dengan Willy, dia sangat khawatir terhadap kesehatannya, lalu berkata dengan ragu-ragu : "Presdir, saat ini anda masih belum benar-benar pulih, dokter Nathan masih dalam perjalanan kemari, bagaimana jika istirahat sehari lagi."

"Tidak usah, beberapa waktu belakangan ini aku terus mengontrol kondisiku, keadaanku saat ini sudah tidak serius, aku harus segera bertemu dengan Willy untuk mengetahui beberapa hal."

William menolaknya dengan tegas, kemudian dia memerintahkan sekali lagi : "Kamu hubungi juga orang dari perusahaan, sebelum aku kembali, tidak boleh membiarkan Jessy ikut campur dalam urusan perusahaan, lalu kirim orang untuk mengawasi seluruh tindakannya dan laporkan padaku dia bertemu dengan siapa saja."

Hans merasa sangat terkejut, apakah Presdir sedang bersikap waspada terhadap nyonya muda.

Dia membuka mulutnya dan ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi, namun saat dia melihat wajah William yang sangat dingin, dia tidak jadi menanyakan pertanyaan yang sudah ada di ujung lidahnya, dia hanya dapat mengangguk dan pergi melakukan perintahnya.

"Baik, saya akan melaksanakannya sekarang juga."

Jessy kembali ke ibukota pada malam itu juga, dia tidak kembali ke rumah keluarga Sunarya, melainkan pergi ke rumah keluarga Gunarta.

Saat Julian mendengar kalau Jessy sudah kembali, dia segera bangun lalu keluar dari kamar, "Jessy, bukankah hari ini kamu pergi ke Kota Y dengan William?"

"Pa, sepertinya kita harus mempercepat rencana kita." saat ini Jessy sudah menenangkan dirinya, matanya memancarkan sinar jahat.

Julian merasa bingung, "Kenapa harus dimajukan, bukankah kamu bilang kalau waktunya belum tiba?"

"Meskipun waktunya belum tiba, tetap harus dimajukan, William pasti sudah mencurigaiku." Jessy menarik nafas dalam.

Julian tertegun kemudian bertanya dengan tegang : "Jessy, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa dia bisa mencurigaimu?"

"Ini semua salahku, aku terlalu terburu-buru, karena ingin segera membuat Yansen dan perusahaan Gunarta semakin berkembang, pada malam hari aku berbincang cukup lama dengan beberapa pemimpin perusahaan, aku tidak menyangka kalau William bisa cemburu karena hal ini, jadi aku bertengkar dengannya dan membuatnya marah, dia ingin menyentuhku, jadi aku memberontak kemudian mematikan lampu kamar, papa tahu bukan kalau William mempunyai penyakit takut gelap, penyakitnya sangat serius, bahkan bisa membuatnya kehilangan nyawanya, jadi aku pikir lebih baik melakukannya sampai selesai, membuat penyakitnya kambuh dan mati di dalam kamar, tetapi akhirnya dia dapat merangkak keluar dari sana."

Setelah Jessy mengatakan hal itu, telinganya seolah-olah masih dapat mendengar suara teriakan William yang keras itu, tubuhnya tanpa sadar sedikit gemetar.

Julian menarik nafas dalam, "Kalau begitu bagaimana keadaan William saat ini?"

Jessy menggeleng, "Aku tidak tahu, saat William merangkak keluar, aku benar-benar sangat terkejut, jadi aku berlari tanpa menoleh lagi, namun menurutku tidak terjadi apa-apa kepadanya, jika tidak, tidak akan mungkin sudah begitu lama namun keluarga Sunarya tetap diam saja."

Julian mengangguk, "Iya juga, kalau begitu sekarang kita harus mendiskusikan dengan baik apa yang harus kita lakukan selanjutnya, saat William sudah menyadarinya, dia pasti tidak akan melepaskan kita."

"Aku juga berpikir seperti itu, saat di dalam perjalanan aku sudah menelepon Brian dan melaporkan kepadanya kalau aku berencana untuk mempercepat rencana kita, lebih baik jika kita turun tangan terlebih dahulu."

"Boleh juga, selagi dia sakit, kita bunuh dia!"

............

Keesokan harinya, cuacanya terlihat cerah dan tenang, namun sesungguhnya sudah diam diam bergejolak.

William sudah meninggalkan rumah sakit pagi-pagi sekali, dia datang ke kafe tempat dia sudah janjian bertemu dengan Willy, dia masuk ke dalam ruangan VIP di bawah arahan pelayan.

Di dalam ruangan VIP, Willy bersandar dengan malas di sandaran sofa, kedua kakinya diluruskan di atas meja kopi, sama sekali tidak terlihat berniat untuk menariknya meskipun William sudah datang.

Dia menilai William dari atas ke bawah, lalu tatapannya berhenti di wajah William yang terlihat sedikit pucat, dia mengejeknya : "Tsk, kenapa hanya dalam satu malam saja, raut wajah Presdir Sunarya terlihat sangat pucat, jangan-jangan karena ada wanita cantik di dalam pelukan anda, sehingga menyebabkan Presdir Sunarya tidak tidur semalaman?"

William menyipitkan matanya dengan berbahaya lalu menatap Willy dengan sangat dingin.

Dia duduk di hadapan Willy dengan wajah yang tenang dan berkata dengan suara yang rendah : "Tuan muda Suntar, seorang pria yang jujur tidak akan mengatakan kebohongan, apa yang anda ketahui?"

Willy mengangkat alisnya dan tertawa : "Aku tidak mengerti perkataan Presdir Sunarya, apa yang aku ketahui?"

Dia sengaja berpura-pura tidak mengerti dan menatap William, padahal sebenarnya dia tahu segalanya.

Mata William menatapnya dalam dan muram, "Kelihatannya tuan muda Suntar tidak bersedia untuk mengatakannya."

Willy tertawa pelan lalu memperbaiki posisi duduknya, dia menempatkan kedua tangannya di belakang kepala sambil setengah bersandar di atas sofa dan tertawa : "Presdir Sunarya, perkataan anda ini benar-benar sangat lucu, aku bahkan tidak tahu apa yang anda tanyakan, bagaimana bisa dibilang tidak bersedia untuk mengatakannya."

William menyipitkan matanya hingga menjadi satu garis, matanya memancarkan cahaya redup, akhirnya dia bertanya kembali : "Baiklah kalau begitu, aku sangat ingin tahu bagaimana tuan muda Suntar dapat mengenal istriku, lalu anda mempunyai hubungan apa dengan istriku."

Willy tertawa, "Presdir Sunarya, perkataan anda ini sangat menarik, aku tidak mengenal istri anda, juga tidak mempunyai hubungan apapun dengan istri anda, hanya sebuah ketidaksengajaanlah yang membuatku menemukan sebuah hal yang menarik." William mengerutkan keningnya.

Pada saat dia ingin bertanya apa maksud perkataannya, dia langsung dipotong oleh Willy yang sudah tahu apa yang ingin ditanyakannya, "Anda tidak usah bertanya lagi, aku sudah berjanji kepada orang itu untuk tidak mengatakannya."

Wajah William menjadi muram.

Willy juga tidak peduli, dia meregangkan tubuhnya lalu bangkit berdiri, kemudian tertawa menjengkelkan, "Meskipun aku tidak mengatakannya, namun aku tahu berdasarkan kemampuan Presdir Sunarya, cepat atau lambat anda pasti dapat menemukan jawabannya, baiklah kalau begitu, sudah tidak ada yang bisa kita bicarakan lagi, aku pergi dulu."

Setelah mengatakan hal itu, dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya lalu berjalan keluar dari ruangan VIP.

William tidak menghalangi kepergiannya, dia duduk seorang diri di atas sofa sambil berpikir dengan serius, ekspresinya tidak bisa ditebak.

Sedangkan tidak lama setelah Willy pergi, Hans masuk ke dalam dengan terburu-buru.

"Presdir, terjadi masalah dengan perusahaan."

"Masalah apa?"

"Ada orang yang secara anonim melaporkan kita melakukan pembukuan palsu untuk menghindari pajak, orang-orang dari kementerian perdagangan dan industri sudah pergi ke kantor pusat untuk memindahkan pembukuan-pembukuan kita."

Hans mengatakan informasi yang didapatkannya, wajahnya terlihat panik.

Raut wajah William terlihat dingin, "Segera siapkan mobil, kita pergi ke sana sekarang juga."

Saat dia sedang berbicara, ponsel William tiba-tiba berdering, ternyata kakek yang meneleponnya.

"William, sekarang kamu ada di mana? Apakah kamu tahu kalau terjadi masalah pada perusahaan?"

"Hemm, aku sudah tahu, aku sedang dalam perjalanan pulang."

"Baiklah, aku akan membantumu untuk mencari informasi dulu, sambil menunggumu kembali untuk mengatasinya."

"Aku sudah menyusahkan kakek."

William mematikan teleponnya, lalu membawa Hans pergi meninggalkan kafe.

Pada saat dia ingin naik ke mobil, dia tiba-tiba kembali teringat satu hal, "Hans, kamu kirim orang kemari untuk mengawasi Willy ini, lihat dia biasanya berhubungan dengan siapa, terutama nyonya muda, lihat apakah mereka pernah berhubungan."

Meskipun Hans merasa bingung, namun dia tetap mengangguk dan melaksanakan perintahnya, "Baik!"

Pada saat yang sama, Willy yang sudah pergi juga mendapatkan informasi mengenai masalah yang menimpa keluarga Sunarya, internet juga mulai memberitakan kejahatan menghindari pajak yang dilakukan oleh perusahaan Sunarya.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu