Wanita Pengganti Idaman William - Bab 361 Tarik Kembali Niat Kalian

Keesokan harinya, karena William mulai membuat perhitungan dengan Musa, sehingga beberapa bisnis dibawah naungan grup JK mulai terkena imbasnya.

Hanya dalam waktu setengah hari, seluruh surat kabar di seluruh dunia isinya adalah berita mengenai JK.

Sebelumnya pernah dibahas kalau bisnis utama JK adalah produksi dan pengembangan obat-obatan.

Beberapa waktu yang lalu saat berada dibawah tekanan William, mereka telah ketahuan melanggar hukum dengan memproduksi obat-obatan terlarang.

Dan kali ini William telah memberikan mereka sebuah gebrakan besar --- menjual obat palsu!

Ditambah lagi dia juga sengaja menyuruh media memanas-manasi berita ini di luar negeri.

Bisa dibilang dalam waktu setengah hari, JK telah menderita hingga ke titik terendahnya.

“Tuan Muda Kedua, para pemegang saham meminta supaya rapat umum pemegang saham segera dibuka!”

Di luar negeri, di gedung administrasi kantor pusat perusahaan JK, sang asisten dengan hormat mengetuk pintu dan masuk ke dalam kemudian menyampaikan informasi diatas.

Musa mendengarkan, ekspresi wajahnya menggelap hingga tak sedap dipandang.

Tak perlu dipikir pun dia tahu tujuan para partner ini menyelenggarakan rapat umum pemegang saham.

Dia hanya khawatir kalau mereka akan menggunakan hal ini untuk menyeretnya turun.

Dia sangat marah hingga melemparkan dokumen yang ada di hadapannya ke bawah meja, setelah melampiaskan emosinya, barulah dia perlahan mulai tenang.

“pergi dan utus orang untuk memeriksa, dari mana asalnya berita yang heboh kali ini, kemudian periksa juga siapa dalang dibalik ini semua. “

Sembari berbicara, dia juga sepertinya terpikirkan sesuatu, dan terlihat agak bimbang : “Benar juga, cepat atur orang untuk mengamati Group Sunarya, lihat apakah hal ini ada hubungannya dengan mereka atau tidak.”

Sang asisten mengangguk dan segera pergi menjalankan perintah.

Seiring dengan kepergian asistennya, Musa segera membereskan dokumen lalu pergi menuju ruang meeting.

Dia melihat ruang meeting yang ditata dengan mewah sekarang ini bukan diduduki oleh orang biasa.

Ketika Musa memasuki ruangan meeting itu, suara-suara diskusi yang tadinya terdengar langsung menjadi hening.

Semua orang memandang ke arah Musa.

Ada yang menatap dengan tatapan takut, ada yang tidak rela, ada juga yang menatap dengan benci.

Musa menyadari pandangan-pandangan benci yang ditujukan ke arahnya, dia membalasnya dengan tatapan mata dingin, dia adalah adik kandungnya, Rob Greenton.

Tampangnya tampan tapi ekspresi wajahnya penuh dengan kebencian.

Musa hanya menatapnya sekilas, lalu menarik kembali pandangannya.

“Yang hadir kali ini cukup lengkap.”

Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman dingin, lalu berjalan menuju kursi utama.

“Katakan saja, apa yang kalian inginkan dari meeting kali ini?”

Selesai bicara, dia duduk di kursi dengan gaya malas, tapi menatap seluruh peserta meeting dengan sorot mata angkuh.

Para pemegang saham duduk berhadapan, awalnya mereka berencana ingin menyerang habis-habisan namun begitu melihat Musa sendiri yang datang, mereka malah tidak berani bersuara.

Amarah Rob semakin memuncak karena Musa sama sekali tidak memandang dia.

Dia melihat sekeliling dan mendapati para pemagang saham tidak berani berbicara, kemudian dia menggertakkan gigi sambil menatap Musa lalu mulai komplain.

“Apakah CEO kita tidak tahu apa yang telah dilakukan hingga jadi begini? Perusahaan dibuat jadi seperti ini di depan mata kita, belum lagi reputasi perusahaan yang ikut hancur, hingga menyebabkan kerugian finansial, lalu apakah kamu masih tidak mau memberikan penjelasan pada kami?”

Selesai mendengar keluhan dari Rob, sorot mata Musa semakin mendalam.

Rob bertatap mata dengan mata Musa yang gelap, begitu teringat dengan caranya yang brutal tubuhnya seketika menjadi kaku, tapi begitu teringat kembali dendamnya, dia menggertakkan gigi dan berusaha melawan ketakutan itu, dan berani beradu tatap dengan Musa.

Musa melihat orang yang tadinya jelas-jelas sangat takut kepadanya, malah berusaha memaksakan diri beradu tatap dengan dirinya, sekilas ada tatapan tercengang di matanya.

Sepertinya banyak hal-hal baru yang tidak dia ketahui saat dia tidak berada disini.

Dia merenung sejenak, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman dingin, lalu pandangannya menyapu sekilas para pemegang saham.

“Jadi, pendapat kalian semua adalah sama dengannya?”

Para pemegang saham hanya mendengarkan dan saling bertatapan satu sama lain.

Bisa jadi karena sudah ada yang memulai duluan, maka satu persatu dari mereka mulai bersuara mengutarakan pendapatnya.

“Tuan Muda kedua, kami setuju dengan ucapan Tuan muda ketiga, setengah dari produksi perusahaan kita sekarang telah berhenti dan sedang diperbaiki, soal kerugian finansial itu sudah pasti, bahkan berefek hingga membuat kekacauan yang sangat besar di pasar saham, kalau tidak segera ditangani maka JK akan mengalami kesulitan operasional.”

“Tepat sekali, sekarang ini semua orang diluar meragukan kualitas kita.”

“Bahkan hari ini polisi datang dan menggeledah rumahku, kalau ini tidak cepat ditangani, yang ditakutkan adalah jejak-jejak lama yang belum dibereskan akan ketahuan.”

Para pemegang saham saling berbicara bersahut-sahutan, membuat raut wajah Musa yang mendengarnya seketika menjadi suram.

“Ditangani? Kalian ingin aku bagaimana menanganinya? Ketika aku menerima bisnis ini kondisi perusahaan juga sudah hampir bangkrut, justru karena kalian para tetua ini yang mempertaruhkan nyawa kalian sehingga perusahaan bisa bertahan sampai sekarang, dan kalau sekarang muncul masalah, maka apakah kalian satu persatu akan lari dari tanggung jawab kalian?”

Dia membalas perkataan mereka, membuat ekspresi para pemegang saham semakin cemberut.

Memang benar pada saat itu mereka mempertahankan perusahaan ini karena keuntungan yang dibawa oleh barang-barang tersebut, ditambah lagi saat itu kondisi internal perusahaan sedang dicuci bersih, dan mereka khawatir kalau Musa turun tangan menangani masalah ini lalu sekalian menghabisi para tetua ini, jadi mau tidak mau mereka bersatu dan melawan.

Saking kesalnya mereka sampai tidak bisa berkata apa-apa, ada orang yang tidak rela lalu berbisik tentang kakak tertuanya Musa.

“Saat Tuan Muda Pertama ada di perusahaan ini, bisnis-bisnis seperti ini tidak menjadi masalah.”

Maksud perkataan mereka adalah dengan jelas menyatakan kalau Musa tidak mampu menjalankan perusahaan ini.

Tanpa sengaja hal ini terdengar oleh Musa, raut wajahnya yang suram semakin gelap, tatapan matanya begitu ganas bagaikan angin topan yang menggelora.

Kalau saja mereka tahu, dia paling benci dengan orang yang membanding-bandingkan dia dengan pria berumur pendek tersebut.

Masih ada saja orang yang berpura-pura tidak melihat aura tidak suka yang terpancar dari wajahnya, lalu menambahkan : “Benar juga, saat Kakak tertua masih ada, justru dia membawa keuntungan yang sangat besar untuk kita semua, dan sekarang perusahaan telah mengganti orang, rugi saja sudah cukup, ini masih ditambah lagi dengan penggeledahan, Musa, kalau kamu memang tidak punya kemampuan memimpin perusahaan ini, cepatlah mundur dari jabatan itu, kalau tidak cepat atau lambat JK akan gagal di tanganmu. “

Rob menatap Musa dengan pandangan menantang, sekaligus menghasut para pemegang saham.

Ucapan Rob membuat para pemegang saham tergerak hatinya, dipikir-pikir lagi dengan kerepotan dan kerugian yang dialami belakangan ini, sebenarnya ketamakan mereka akan uang melebihi ketakutan mereka terhadap Musa, bisa dibilang seperti itu.

“Ucapan Tuan muda ketiga juga tidak salah, waktu itu kami mendukung Tuan muda kedua untuk menduduki posisi ini, dan anda berjanji akan membawa perusahaan ini kembali berjaya, dan memberikan keuntungan besar kepada kami semua, hanya saja sampai saat ini semua janji itu belum terealisasi, seharusnya anda mulai introspeksi diri apakah ini masalah anda sendiri dan serta anda tidak cocok mengelola perusahaan ini?”

“Kata-kata tadi ada benarnya juga, meskipun kalau hasil investigasi telah keluar dan masalahnya ada pada kami, namun saat dipegang oleh Tuan Muda Pertama tidak ada masalah, sekarang malah jadi seperti ini, kami hanya bisa bilang kalau Tuan Muda kedua tidak cocok mengemban posisi ini.”

Musa mendengarkan semua perkataan mereka yang intinya mengharapkan supaya dia mundur dan merelakan posisi ini, aura di wajahnya semakin dingin seperti es.

“Mendengar masukan-masukan dari kalian semua, membuatku tiba-tiba mengerti akan 1 hal.”

Para pemegang saham tidak mengerti dan memandangi dia dengan tatapan penuh tanya.

Musa hanya menekuk sudut bibirnya : “Aku tidak tahu perkataanku yang mana yang membuat kalian merasa aku bisa mengembalikan hal yang sudah di dalam genggamanku.”

Begitu dia selesai berkata dan semua orang belum sempat memberikan respon, dia langsung mengeluarkan pistol yang dia bawa, tatapannya tak tergoyahkan ketika menatap Rob dan melepaskan tembakan ke bahu kanannya.

‘Dorrrr’

“Aaarghhhh-----“

Suara tembakan yang dibarengi dengan suara erangan Rob yang kesakitan membuat raut wajah para pemegang saham seketika memucat.

“Tuan muda, apa maksudnya ini? Apakah anda ingin menjadi diktator?”

Seorang pemegang saham paling tua di JK mengajukan pertanyaan ke Musa.

Musa melirik dia sekilas, lalu bangun dari kursinya dan berdiri, dan dia memandang semua orang dengan pandangan merendahkan.

“Tidak, aku sama sekali bukan diktator, aku hanya ingin memberitahu kalian, aku, Musa akan menepati janji yang telah aku ucapkan, jadi tarik kembali niat kalian, terutama masalah pribadi kalian !”

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu