Wanita Pengganti Idaman William - Bab 241 Dunia Mereka Berbeda

Mendengar ini, Jeanne hanya bisa mengikutinya naik mobil.

Sepanjang jalan Jeanne melihat kearah William beberapa kali.

Karena ada banyak rasa bingung dihatinya.

Dia tidak mengerti kenapa setelah semua yang terjadi, pria ini masih tetap bisa memperlakukannya seperti biasa.

Karena terlalu tidak peduli atau karena sudah menjadi suami istri sehingga terpaksa.

Ketika ia sedang berpikir kemana-mana, mobil sudah tiba dikantor pusat.

Jeanne dikejutkan oleh William, ia naik lift pribadi naik ke kantor presdir.

Seiring kemunculannya, grup karyawan kembali heboh, mereka mulai menerka-nerka hubungannya dengan William.

Namun ada orang misterius yang membuat berita tentang statusnya menghilang, sehingga mereka satu per satu kehilangan minat untuk lanjut membicarakannya.

Bagaimanapun kejadian dia memukul orang dulu sangat heboh, meskipun akhirnya ditekan oleh William, namun banyak orang yang pernah melihat Jeanne.

Tentu saja, meskipun mereka tidak membahas, mereka menanti pertunjukkan seru.

Siapa yang membiarkan salah satu orang memukul rekan masih bekerja di perusahaan.

Bahkan ada orang yang kurang kerjaan malah bertaruh, bertaruh Jessy dan Sierra akan bertarung atau tidak.

Dan perbuatan mereka ini Jeanne tidak tahu.

Dia mengikuti William dengan menurut, tanpa melirik kanan atau kiri hingga tiba dikantor Presdir.

Namun ia tercengang ketika masuk kantor.

Karena ia tidak menyangka akan melihat Sierra di ruangan William.

Berbeda dengan dirinya yang kaget, Sierra malah terlihat tenang, karen dia sudah mengetahui informasinya dari grup kantor.

Meskipun ia dan Jessy sempat bertengkar, namun ia tidak mungkin memojokkannya, terlebih dihadapan William, sehingga ia menganggunk ringan pada Jeanne, lalu tidak memperdulikannya, langsung berpaling menghadap William.

“Will, kebetulan kamu kembali, ini angka produksi dari supplier bahan untuk kita, coba kamu lihat.”

Dia mengalihkan perhatian William dengan masalah perusahaan, meninggalkan Jeanne yang berdiri canggung disamping.

Jeanne juga bisa merasakan ketidak sukaannya.

Sehingga ia tidak ingin memaksakan kehendak.

Dia mengangkat bahu, berjalan kearah sofa lalu duduk disana, ia meminta Hans menyiapkan kertas gambar untuknya, lalu mulai menggambar sketsa.

Seketika ruangan ini berubah menjadi area yang berbeda.

Satu sisi tenang, satu sisi lagi tidak hentinya membicarakan masalah progres produksi.

William merasakan suasana yang tidak nyaman ini, alisnya mengkerut.

Dia melirik kearah Jeanne sambil mendengarkan Sierra, melihatnya tenang duduk di sofa, sama sekali tidak terlihat niatan untuk mencari masalah, bahkan ekspresinya juga tetap sama, sangat berbeda dengan yang semalam, membuatnya sangat kebingungan.

Benar, William sengaja membawanya ke kantor pusat,

Karena perpisahan oleh jarak dan waktu yang lama, dia ingin menemukan masalahnya lebih awal, ingin tahu penyebab, juga kapan waktu perilaku Jessy kambuh, kalau tidak ia hanya bisa menerka-nerka saja.

Dan perubahan Jessy saat memukul orang semalam, dia melihatnya dengan jelas, sehingga William ingin tahu apakah perubahan Sikap Jessy akan terjadi lagi atau tidak ketika melihat Sierra.

Namun seiring berjalannya waktu, William merasa Jessy sangat normal.

Ini membuatnya kehabisan akal dan tidak tahu harus melakukan apa selanjutnya.

Namun Jeanne tidak tahu apa yang sedang dipikirkan William.

Jangan melihatnya sedang fokus menggambar sketsa, sebenarnya telingga dia memperhatikan pembicaraan mereka, membuatnya tidak bisa menggambar dengan konsen, membuatnya terus memperhatikan mereka.

“Angka dari HIP membuatku merasa kurang nyata, angkanya terlalu berlebihan, kita seharusnya mengirim orang untuk memeriksa pasaran.”

“Em, dan juga disini, perlu juga mengirim orang untuk memeriksanya, atau modal kita akan meningkat hingga 3-4 kali lipat.”

“Aku mengerti.”

“Oh iya, kalau kamu sempat perhatikanlah harga pasaran pabrik yang naik turun, jika ada kesempatan, kita bisa mengambil kesempatan, bukan hanya keuntungan, kerjasama di masa depan juga lebih terjamin.”

William seperti mengingat sesuatu lalu mengingatkan Sierra.

“Benar juga, kenapa aku tidak terpikirkan cara ini, asalkan kita ikut dalam saham, kita sama sekali tidak perlu khawatir mereka menekan kita, William, kamu memang luar biasa bagai rubah tua.”

*********(artinya William sudah seperti orang yang sangat berpengalaman lama sekali walalupun di usia muda)***********

Setelah ia mengatakannya, ia melirik William dengan penuh maksud.

Mendengar perumpamaannya, William terlihat speechless.

Namun ia tidak sadar seluruh pergerakan mereka sedang diperhatikan oleh Jeanne, perasaannya sekarang sungguh kacau.

Karena istilah yang mereka pakai adalah istilah dalam bidang mereka, membuatnya kebingungan, dia merasakan kegagalan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya…….

Terutama ketika melihat William berbicara dengannya sambil tersenyum, membuatnya semakin jelas merasakan perbedaan diantara mereka, sama sekali berbeda dunia!

Mengingat ini, ia tertegun sejenak.

Apa yang sedang ia pikirkan?

Dia dan William memang berada didunia yang berbeda, entah masa lalu ataupun masa depan, selamanya tidak mungkin.

Bagaimanapun dia bukanlah Jessy yang asli!

Dia berpikir sejenak lalu tersenyum mencibir dirinya sendiri yang berpikiran seperti itu, memaksa dirinya untuk tidak memikirkannya.

Detik berikutnya, suasana kantor cukup damai.

Jeanne fokus menggambar sketsanya.

Mengenai kejadian aneh yang dibayangkan William sama sekali tidak pernah terjadi.

Mau tidak mau William mengurungkan semua rencananya.

Tepat ketika ia akan mengajak Jeanne pulang kerja, Sierra berkata, “Oh iya,Will, malam ini direktur Politran group mengundangku makan malam, kamu ikutlah, kebetulan kita bisa membicarakan tentang kerjasama.”

Ia berkata sambil menatap Jeanne.

“Nona Jessy apakah anda setuju?”

Tidak bisa dipungkiri, ia sengaja.

Dia yakin setelah kejadian sebelumnya, meskipun wanita ini bisa mendengar sindiran dalam perkataanya, ia tidak mungkin memukulnya lagi.

Dan dia melakukan ini semua, ia berencana melancarkan rencananya untuk mengincar William.

Benar, sejak awal ia mendekati William karena sejak awal ia berencana merebutnya tanpa disadari oleh Jeanne.

Mendengar pertanyaannya, William reflek melirik kearah Jeanne, ingin melihat reaksinya.

Siapa sangka Jeanne hanya termenung sesaat lalu menundukkan kepala, “Jika masih ada urusan pekerjaan kalian pergilah, aku bisa pulang sendiri.”

Setelah mengatakannya ia langsung pergi tanpa melihat kearah William.

William melihat bayangannya yang menjauh, entah kenapa terasa sangat cuek, dan ini membuatnya sangat tidak senang.

Alisnya mengkerut, ia merasa sangat kesal.

Meskipun untuk urusan pekerjaan, wanita ini langsung melemparkannya pada wanita lain begitu saja, apakah hatinya begitu lapang?

Berbeda dengan perasaannya yang mengeluh, Sierra malah merasa aneh melihat sikap Jeanne

Apakah ini sama dengan Jessy yang waktu itu?

Dia mengkerutkan alis dengan bingung, atau jurus berpura-pura Jessy yang terlalu hebat?

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu