Wanita Pengganti Idaman William - Bab 328 Mematahkan Kakimu

Jeanne sama sekali tidak tahu kalau disekitar dipenuhi jebakan.

Dia menungggu Moli sebentar, berpikir kalau dia seharusnya akan keluar sebentar lagi, lalu berjalan ke persimpangan jalan berencana memanggil taksi, nanti begitu Moli keluar bisa langsung berangkat.

Siapa tahu tepat disaat itu, beberapa mobil hitam mewah tiba-tiba muncul dari persimpangan jalan, lalu mengerem mendadak didepan Jeanne.

“Sraakk!!” pintu mobil terbuka, beberapa pria berotot keluar dari dalam mobil.

Jeanne terkejut, ekspresinya langsung berubah drastis.

Karena ia melihat pria-pria ini mirip seperti pria asing yang pernah mengejarnya ketika berada diluar negri, terutama orang ini datang dengan garang, terlihat jelas tidak ada niatan baik.

Dia berbalik ingin kembali masuk ke NK, namun siapa yang tahu kalau dibelakangnya tiba-tiba muncul beberapa orang berbaju hitam lagi dan menghadangnya.

Mereka mengepung Jeanne.

“Apa yang ingin kalian lakukan?”

Langkah Jeanne terhenti, menatap mereka dengan waspada.

“Nona Jessy tidak perlu takut, bos kami hanya ingin mengundang nona untuk mengobrol, mohon nona Jessy bisa bekerja sama.”

Ketua mereka berniat menangkap Jeanne setelah mengatakannya.

Bagaimana mungkin Jeanne membiarkan mereka menangkapnya.

Dia mengambil tas tangannya, memukul tangan orang hitam yang menarik tangannya, disaat yang bersamaan berlari kearah lain.

“Tolong…..”

Dia berlari sambil berteriak, berharap security kantor NK bisa memperhatikan kondisi disini, atau ada orang lewat yang bersedia menolongnya.

Namun ia tidak tahu kalau security di kantor NK sudah dialihkan oleh Sierra dengan gerakan dari orang Musa.

Kalau orang disekitar sana memang karena kondisi malam yang sudah larut sehingga tidak banyak orang yang berkeliaran, lalu melihat orang asing yang begitu garang, tidak ada orang yang berani membantu.

Dan karena ini membuat Jeanne berlari sendiri tanpa ada sedikitpun bantuan.

Jeanne melihat orang-orang asing itu sudah hampir menangkapnya, tidak lagi berharap ada yang menolongnya, dia mulai berpikir bagaimana caranya untuk kabur.

Untuknya hari ini dia tidak memakai sepatu heels yang tinggi, ketika berlari tidak susah, ditambah lagi badannya yang kecil, sehingga bisa menyelip kesana kemari diantara orang-orang asing ini.

Dan terjadilah adegan saling kejar.

“Minggir.”

Jeanne berlari dengan sekuat tenaga, karena ingin menghindar dari orang asing ini, ia berlari kedalam kerumunan orang banyak.

Dia sekarang hanya sibuk berlari, sama sekali melupakan keberadaan Moli.

Dan ia tidak tahu Moli yang terlupakan sedang memantau kondisinya yang sedang dikejar-kejar itu dari kejauhan.

Setiap kali Jeanne sudah hampir lepas dari orang asing itu, ia selalu punya cara cara untuk menggagalkan Jeanne.

Akhirnya setelah berlari sepanjang dua km, Jeanne sudah tidak sanggup berlari lagi.

Dia bersandar ditembok terengah-engah, namun belum sempat bernafas, orang asing itu sudah berhasil mengejarnya.

Mereka meringkus Jeanne tanpa belas kasihan.

“Diamlah, atau aku patahkan kakimu!”

Ketua mereka mengancam dengan sadis.

“Lepaskan……..”

Jeanne tetap tidak menyerah dan memberontak, apa daya tenaganya sudah tidak kuat untuk terus memberontak.

Karena ia terlalu berisik sehingga orang asing ini merasa kerepotan dan memukulnya sampai pingsan.

“Bawa dia pergi!”

Ketua mereka memukul Jeanne sampai pingsan lalu menyerahkannya pada bawahannya sambil berpesan.

Setelah menunggu mereka keluar, Moli baru keluar dari sudutan.

Dia melihat orang asing itu membawa pergi Jeanne, lalu ia sendiri naik mobil dan kembali ke kantor NK, berpura-pura baru keluar dari kamar mandi, berkeliling mencari orang.

“Jessy!”

Dia berkeliling didepan pintu beberapa putaran, tentu saja gerakan ini menarik perhatian Sierra.

Sierra memperhatikan Moli, senyum tersungging dibibirnya, lalu ia berbalik dan pergi.

Dan ketika itu ia sudah mendapat kabar dari pihak Musa kalau orangnya sudah mendapatkan Jessy.

Asalkan semua berjalan dengan lancar, maka didunia ini tidak akan ada lagi manusia bernama Jessy.

Dia merasa sangat senang sampai-sampai tidak memperhatikan gerakan Moli sebelumnya.

Moli tidak sadar dia sudah terlihat orang lain, setelah dia mencari berkeliling, ia juga tidak memberitahu William, langsung naik taksi kembali ke hotel.

Ketika sudah agak larut, setelah William selesai bertemu klien, menyadari kalau Jeanne tidak ada didalam kamar, alisnya langsung mengkerut.

Dia refleks mengambil ponsel menghubunginya, teleponnya menyambung tetapi tidak ada yang mengangkat.

Apa daya, ia menelepon Moli, ketika tahu Moli berada di hotel, ia segera memanggilnya.

“Dimana nyonya muda?”

Ketika ia melihat Moli, ia langsung menanyakan keberadaan Jeanne.

Meskipun Moli tahu tujuan William memanggilnya kemari, tapi ketika mendengarnya langsung terasa tidak mengenakkan.

“Nyonya belum pulang?”

Moli bertanya sambil berpura-pura kaget, membuat alis William mengkerut semakin dalam.

“Bukankah aku menyuruhmu untuk mengikutinya? Kenapa kamu bisa sampai tidak tahu dimana keberadaannya?”

Moli mendengar ini, merasa sangat iri, namun ia berpura-pura sedih dan berkata : “Aku juga ingin mengikuti nyonya, namun nyonya tidak memberiku kesempatan.”

William mengkerutkan alis sambil bertanya : “Ada kejadian seperti ini?”

Moli juga tidak menutup-nutupi, ia menceritakan kejadian ia ke toilet dan tidak menemukan Jeanne ketika keluar.

“Jika kamu menyuruhnya jangan sembarangan pergi, maka ia tidak mungkin sembarangan pergi, pasti terjadi sesuatu padanya, aku akan mencarinya.”

William tidak percaya Jeanne akan berkeliaran padahal sudah diperingatkan, ia bangkit berencana untuk mencarinya sendiri.

Moli melihat keadaan ini, bagaimana mungkin membiarkannya.

“Tuan, nyonya sudah sebesar itu, jika terjadi sesuatu pasti akan menghubungi kita, namun sampai sekarang malah tidak ada kabar sama sekali, mungkin saja nyonya sedang pergi bermain kemana dan tidak ingin diganggu oleh kita.”

William mendengar ia berkata seperti itu dan menghadang didepannya, tatapannya langsung menjadi sangat dingin.

Jika orang lain mungkin ia tidak paham, namun Jeanne dia tahu tidak mungkin tidak mengangkat teleponnya.

Justru karena itu, ia makin curiga telah terjadi sesuatu pada Jeanne.

Moli dibuat kaget oleh tatapannya yang dingin.

Dia memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu, namun dihentikan oleh suara tegas William.

“Keluar!”

Moli ragu sesaat, namun ia tetap pergi meninggalkan ruangan.

William melihat Moli yang pergi, tatapannya dipenuhi rasa marah, ia mengangkat ponsel dan langsung menelepon Hans : “segera utus orang untuk memeriksa semua CCTV di sekitar kantor NK, temukan dimana nyonya muda.”

Hans tidak tahu apa yang terjadi, namun mendengar nada bicara William yang begitu dingin, ia tidak berani menunda-nunda, setelah menutup telepon langsung melakukan apa yang ditugaskan.

Tidak sampai setengah jam Hans sudah mendapatkan informasi.

Ia membawa data yang ia dapatkan kekamar dengan wajah tegang.

“Presdir, nyonya dalam masalah!”

William mendengar ucapan ini, meskipun ia sudah menerkanya, namun hatinya tetap saja tersentak mendengarnya.

“Apa yang terjadi?”

Dia bertanya dengan serius.

Hans memberikan laptop kerjanya pada William.

Melihat didalamnya sedang memutarkan sebuah rekaman, terlihat bagaimana Jeanne dikejar dan tertangkap lalu dibawa keatas mobil.

Setelah William melihatnya, ia sangat murka.

Tentu saja dia mengenali orang yang menangkap Jeanne dan orang yang menangkap Sierra adalah satu komplotan.

Dia tidak menyangka, orang-orang ini masih berani berulah padahal sudah diperhatikan oleh pihak kepolisian!

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu