Wanita Pengganti Idaman William - Bab 277 Kamu Darimana Punya Kualifikasi Mengatur Aku (2)

Jeanne mengetahui bahwa ini adalah jasa Danil, dia duduk di sampingnya dan berterima kasih padanya: “Aku telah merepotkanmu, kalau tahu aku tidak akan datang malam ini.”

Danil tahu bahwa dia segan dan menasehatinya: “Hal seperti ini normal, tidak apa-apa, kamu jangan terlalu banyak berpikir, dan mereka tahu bahwa kamu bukan orang di lingkaran sosial itu, untuk yang akan datang, mereka tidak akan berbicara tentang kerja sama dengan cara ini lagi. Orang-orang ini semuanya adalah ahli, bertemu dengan manusia maka mereka akan berbahasa manusia, kalau menemui hantu mereka akan berbahasa hantu.”

Dan kenyataannya benar.

Setelah masalah Direktur Tayo, orang-orang lainnya ketika berbicara dengan Jeanne semuanya mengembalikan keseriusan mereka di meja makan tadi.

Oleh karena itu, adegan selanjutnya masih harmonis, dan semuanya minum lumayan banyak alkohol.

Ketika bubar, hampir semua orang mabuk, dan Jeanne juga sedikit mabuk.

Beruntung Danil membantunya minum, kalau tidak dia sudah mabuk di dalam ruangan VIP tadi.

Danil mengantar semua orang ke kamar hotel yang satu bangunan dengan klub, barulah kembali ke ruangan VIP dan akan mengantar Jeanne kembali.

“Kamu juga minum banyak alkohol, cepatlah kembali, aku naik taksi saja.”

Jeanne tidak lupa pada saat genting dengan Direktur Tayo, membuat Danil mengantarnya kembali, sulit untuk tidak mengatakan bantuan Danil terlalu besar.

Dan malam ini dia membantu dirinya menahan banyak alkohol, dan kemudian membuatnya mengantarkan dirinya, dia merasa segan dan bersalah.

Danil tidak tahu pikiran di dalam hatinya, tetapi terpikir William, dia mengira bahwa Jeanne khawatir dia salah paham, jadi sama sekali tidak bersikeras.

“Baiklah, kalau begitu aku akan pergi dulu. Kamu kirim pesan padaku ketika kamu tiba di rumah, jadi aku tidak khawatir.”

Jeanne mengangguk.

Dalam waktu kurang dari satu jam, Jeanne tiba di rumah Sunarya.

Dia baru saja turun dari taksi, ada mobil yang datang dari belakangnya.

Terlihat William turun dari mobil.

“William.”

Jeanne tersenyum memanggilnya.

Pada saat ini, seiring berjalannya waktu, alkohol yang diminumnya mulai bereaksi, membuat seluruh tubuhnya pusing.

William mencium seluruh tubuh Jeanne berbau alkohol, seluruh alisnya berkerut.

Pada saat yang sama, mengulurkan tangan memeluknya.

“Apakah kamu minum alkohol?”

“Minum sedikit, tidak terlalu banyak.”

Kemudian baru saja turun, langkah kakinya langsung melayang, dan seluruh tubuhnya jatuh ke arah William.

Dia berpura-pura patuh bersandar pada William, melakukan gerakan kekanak-kanakan.

Untungnya, tangan William dengan cepat merangkul pinggangnya dan membuatnya bersandar di dalam pelukannya.

Jeanne saat ini sudah dalam kondisi bingung, dia mencium aroma tubuh William dan menarik napas dalam-dalam.

“Baunya enak, parfum apa yang kamu gunakan, bagaimana bisa lebih wangi dariku?”

William memandangi tatapan polosnya, dia tidak tahu harus menangis atau tertawa.

“Ayo sudahlah, kembali ke kamar bersamaku.”

Selesai berkata, dia memeluk Jeanne dan bersiap-siap akan pergi, siapa tahu Jeanne menolak untuk pergi.

“Pusing, tidak ingin berjalan, bolehkah kamu menggendongku?”

Dia mengelus di bagian dada William dengan manja dan berkata.

William belum pernah melihat Jeanne seperti ini, dalam matanya agak terkejut, tetapi dengan cepat digantikan oleh perlakuan memanjakan.

“Ya, aku akan menggendongmu.”

Setelah dia selesai berkata, dia menggendong Jeanne seperti pangeran menggendong putri raja.

Jeanne mendapat kepuasan, sangat senang, dan berbuat tindakan yang tidak berani dia lakukan biasanya.

Terlihat dia mengecup ke wajah William.

William merasakan sentuhan di wajah, perasaan memanjakan di dalam mata semakin kuat.

Moli berdiri di belakang keduanya, mengamati interaksi mereka, wajahnya sangat buruk, matanya penuh dengan perasaan iri yang kuat!