Wanita Pengganti Idaman William - Bab 256 Tidak Boleh Gagal (1)

Seiring pembicaraan selesai, seisi ruangan menjadi sunyi.

Selang tak lama kemudian dipotong oleh William

“Aku sudah selesai siap-siap, turun duluan.”

Setelah dia selesai mengatakannya, dia berbalik badan keluar kamar.

Menunggu langkah kakinya semakin lama semakin jauh, Jeanne baru menoleh, melihat pintu kamar yang kosong, tatapan matanya sangat rumit.

Dia tidak membuat William menunggu terlalu lama, sangat cepat dia juga sudah turun.

Kedua orang sarapan tanpa ada pembicaraan.

Setelah sarapan, William berencana ke kantor, dan menyadari Jeanne juga berdandan siap-siap untuk keluar rumah, dia mengerutkan kening bertanya: “Kamu mau keluar?”

Jeanne menganggukkan kepala: “Sudah beberapa hari tidak ke perusahaan, mau lihat-lihat.”

Sebenarnya dia yang tidak ingin tinggal di rumah William, jadi memutuskan pergi ke perusahaan.

Meskipun tangannya masih belum sembuh, tapi ini tidak mempengaruhi pekerjaannya.

Awal mulanya William ingin dia istirahat dirumah, tapi melihat tatapan matanya yang gigih, sampai dimulut berubah menjadi: “Kalau begitu ku antar kamu pergi.”

“Tidak perlu, aku pergi naik taksi sendiri sudah bisa, kamu pergi saja duluan.”

Jeanne juga menolak dengan berat hati.

Dia juga tidak peduli ekspresi di wajah William seperti apa, dan langsung pergi.

Kemarin malam dia berpikir terlalu banyak.

Hari ini kembali, juga tidak boleh hidup dalam imajinasi, harus menghadapi kenyataan.

Dan akhir-akhir ini, dia selalu merasa kehilangan, membuatnya merasa hidup tidak seperti diri sendiri.

Mulai hari ini, dia ingin mulai bebas, menaruh seluruh perhatian pada pekerjaan, dengan begini, dia mungkin baru tidak terluka begitu dalam.

William tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi bisa merasakan perubahan sikapnya, merasakan keterasingan dirinya.

Dia tidak mengerti jelas-jelas kemarin baik-baik saja, kenapa hari ini jadi begini.

Pada akhirnya dia yang tidak mengerti hanya bisa membiarkan itu berlalu.

Dua hari kemudian, mereka berdua kembali ke kehidupan damai mereka sebelumnya.

Jeanne setiap hari pergi kerja, meskipun masalah pemukulan orang sebelumnya sudah surut, tapi masih ada banyak orang yang sangat menolaknya dan memperlakukannya dengan tidak baik.

Jeanne tidak peduli, mereka yang semakin bersikap seperti ini, dia semakin ingin fokus membuktikan diri sendiri.

Untungnya, pengorbanan dan upaya nya sebanding.

Meskipun dia tidak di sambut di perusahaan, tapi desain bajunya laris terjual di perusahaan.

Tidak sedikit orang yang melihat hasil ini, iri dan benci padanya.

Tapi mereka tidak berani melakukan apapun, dan tidak usah membahas kemampuan Jeanne, bahkan jika dia dua kali membawa masalah pada perusahaan, perusahaan juga akan mempertahankannya, semua orang tahu ada orang dibelakang Jeanne, tentu saja tidak akan dengan mudah menyinggungnya.

Belum lagi Jeanne adalah salah satu pemegang saham di perusahaan ini.

Tentu saja, untuk yang ini mereka tidak tahu, kalau tahu, mereka juga tidak akan berani memperlakukan Jeanne seperti ini.

Hari ini, tiba meeting bulanan departemen Desain.

Celica mengorganisir semua anggota departemen desain untuk menghadiri meeting di ruang konferensi dan berbicara tentang tujuan utama pertemuan.

“Di sini perusahaan bermaksud untuk meminta departemen desain melakukan proyek, yaitu proyek pakaian pelindung medis, dan persyaratan bahan pakaian pelindung medis sangat ketat, kalau kita dapat melakukan pekerjaan ini dengan baik, maka pakaian pelindung medis ini akan dikeluarkan secara nasional, atau mungkin bisa dipasarkan ke luar negeri, perusahaan akan memberi departemen desain bonus sesuai dengan kinerja.”

Dia yang mengatakan kata-kata ini, semua orang di ruang meeting bergejolak.

Bonus kinerja, jangan dilihat dari persenan yang kecil, tiba waktunya, yang mereka terima di tangan sama dengan pemasukan tiga bulan mereka.

“Direktur tenang saja, proyek ini pasti kami selesaikan dengan sempurna!”