Wanita Pengganti Idaman William - Bab 49 Hati-Hati

Bab 49   Lebih baik hati-hati


"Mana ada perubahan."


"Aku khawatir kamu tidak tahu, karena semenjak William kembali, tingkat akting wanita ini sebanding dengan ratu Oscar. Orang-orang tidak dapat menemukan celahnya karena dia berpura-pura patuh."


Mendengarkan perkataannya, wajah Tante ke empat penuh kebingungan dan bertanya, "Bagaimana mungkin ada hal seperti itu?"


Dia juga tahu sedikit tentang temperamennya Jessy.


Bagaimana mungkin orang seperti itu bisa bertahan?


"Aku mana bisa menipu kamu. Sekarang William adalah satu-satunya yang bisa dikendalikan olehnya."


Tante Marina sambil menggigit bibirnya karena geram dan menambahkan.


Tante ke empat mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata itu. "William ini selalu memiliki pendapatnya sendiri, tidak mungkin bisa dikendalikan."


"Oh, kakak ke empat harus percaya deh."


Tante Marina dengan marah melihat ke arah Jeanne. "Betapa cerdiknya William biasanya, setelah dia ketemu wanita ini, seluruh kepalanya kosong. Sekarang aku benar-benar ingin membuka kepalanya dan melihat apakah ada sesuatu yang buruk di dalamnya yang ditanamkan wanita itu!”


Semakin dia berkata, semakin marah dia, "Terakhir kali  William memfitnah saya gara-gara wanita itu."


"Masa sih ada kejadian seperti itu?"


Tante ke empat berkata dan menoleh ke arah Ny. Thea yang berada disamping, "kakak ipar harus lebih berhati-hati untuk tidak membiarkan dia terlalu bebas dan membuat kacau keluarga kita.


Ny. Thea mendengarkan mereka dan merasa sangat tidak bahagia. Melihat ke arah Jeanne, dia berkata dengan dingin, "Sebaiknya dia berhati-hati!"


Tiga wanita tadi saling sahut menyahut, tidak ada yang memperhatikan bahwa Alexa yang disana tertegun.


Alexa melihat langsung ke arah William yang sedang menelepon, William kelihatannya sedang mencari orang.


Melihat William beranjak, hatinya bahagia.


Alexa berjalan beberapa langkah dengan cepat, ingin berbicara dengan William.


William yang sudah menutup telepon dan melihat Jeanne melamun di bawah pohon, dia melangkah maju ke arah Jeanne.


Langkah Alexa terhenti di tempat, dan dia melihat orang-orang di bawah pohon seperti sepasang kekasih yang sangat mesra.


Mereka berdua mengenakan setelan dan gaun hitam putih. Mereka tinggi dan berpenampilan istimewa.


Jeanne sedikit condong ke depan. tidak tahu apa yang mereka bicarakan, dan wajah mereka masih tersenyum.


Rambut berhamburan ke wajah William. Dia mengangkat tangannya dan menjepitnya di belakang telinganya. Suasananya sangat harmonis.


Alexa melihatnya langsung merasa gelap dan mukanya langsung murung.


Tampaknya akan meledak sewaktu-waktu.


Tiba-tiba sebuah tangan menepuknya, Alexa melihat Ny. Thea menatapnya dengan khawatir.


"Bibi." Alexa tersenyum.


"Apakah kamu merasa kurang sehat?" Wajah khawatir Ny.Thea terlihat, secara tidak sengaja melirik ke arah Jeanne, dan wajahnya juga tidak terlalu senang.


Alexa menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja dengan Bibi."


Selama percakapan berlangsung , mereka melihat William mengangkat tangannya dan menggosok kepala Jeanne.


"Srigala berbulu domba!" Hati Nyonya Thea penuh dengan kebencian.


"Pikirkan dulu. Aku akan masuk dan melihat Kakek mereka."


William mengangkat tangannya dan melihat arlojinya. "Jangan terlalu lama diluar."


Jeanne mengangguk dan melambai padanya, "Baiklah, silakan."


William mengangguk dan memasuki ruangan dalam beberapa langkah kaki.

Sepintas, melihat Kakek dan ayahnya duduk di dekat jendela bermain catur.


"Salah, bagaimana bidak catur ini bisa bermain seperti ini? Apakah kamu ingin membohongiku?”


"Tidak berani, Ayah, atau biar William yang menemanimu main saja. Keahlian caturnya jauh lebih baik daripada saya."


Sang ayah berkeringat dingin, dan matanya melihat William, seolah-olah dia telah melihat penyelamat. "William, datang ke sini cepat dan temani kakekmu main catur."


Minat main orang tua itu masih sangat tinggi. Ketika dia melihat cucunya, dia tidak bisa tidak mengeluh, "Ayahmu tidak pandai catur."


William tertawa terbahak-bahak. "Aku akan menemanimu!"


"Cepat, cepat." Kakek mendesak, "Pegang hitam atau putih?"


"Hitam!"


Tangan ramping William masuk ke keranjang catur di sampingnya. Setelah sedikit melirik, dia menaruh bidak catur di papan catur.


Kakek mengangguk dan mulai fokus berpikir.

    

Pria bermain catur di dalam rumah dan para wanita berbicara di halaman, sangat harmonis.


Jeanne memegang dagunya di satu tangan dan berpikir dengan hati-hati tentang apa yang baru saja dikatakan William padanya.


Sekarang tim di perusahaan yang baru telah dibentuk, dia dapat secara resmi mengambil jabatannya pada hari Senin depan dan menjadi anggota  Grup perusahaan.


Jeanne memang punya minat sedikit untuk mencoba.


Ini adalah pertama kalinya dia pergi bekerja, dan William memberinya banyak nasihat.


Terutama, lebih baik membawa gambar desain baru bersamanya.


Jeanne tidak memiliki bantahan tentang hal ini. Jika dia ingin tinggal lama dalam kelompok besar seperti Group Sunarya ini. Dia harus mempunyai kemampuan yang nyata dan memadai.


Selain itu, ini juga merupakan momen kunci untuk meletakkan fondasi untuk pengembangan karir di masa depan, tidak boleh asal-asalan.


Jeanne juga pertama kali memasuki pekerjaan di perusahaan formal seperti itu, hatinya bergejolak.


Baru saja dia asik memikirkannya, tiba-tiba dia mendengar suara "Thong" di telinganya, seolah-olah ada sesuatu yang jatuh ke air.


Jeanne menatap arah suara dan melihat Sabila berdiri di samping danau buatan, tampak sangat cemas.


Anjingnya semula dua ekor,tinggal satu, tampaknya telah jatuh ke dalam air dan mengerang tanpa henti.


Jeanne mengerutkan kening.


Danau ini adalah bagian dari villa, area yang luas, yang juga memiliki banyak varietas ikan mas.


Kakek suka datang ke sini untuk memberi makan ikan di waktu luangnya.


Meskipun danau buatan tidak terlalu dalam, tapi berbahaya untuk anak berusia lima tahun.


Jeanne memutar alisnya dan melihat ke samping. Tante ke empat sedang berbicara dengan Ny. Thea dan yang lainnya. Dia juga sambil melempar makanan ikan ke kolam sambil mengobrol.


Jelas, tidak ada yang mendengar apa pun.


Sabila berusaha menjangkau ke danau, seolah ingin menangkap anak anjing itu.


Anak anjing yang tenggelam adalah kesayangan Tante Marina. Sabila takut pada bibinya akan marah pada dirinya kalau terjadi sesuatu dengan anjing itu.


Tetapi sekeras apa pun dia berusaha, dia hanya bisa mengawasi anak anjing itu, semakin menjauh dari dirinya sendiri.


Jeanne memutar alisnya dan harus menghampirinya.


Melihat seseorang datang Sabila dengan mata merah dan berkata, "Anjing itu jatuh ke air."


Jeanne mengikuti arah tangannya dan melihat anjing yang putih sedang berjuang di air.


Tante Marina memelihara anjingnya yang putih, bertubuh montok dan bulunya lebih halus dari yang lain. Dia bahkan tidak bisa berenang sama sekali. Dia kelihatan berjuang dan meraung.


"Jangan panik, aku akan pergi dan mengambilkannya untukmu." Jeanne mengangkat tangannya dan menyentuh kepala kecil anak itu.


Lalu dia membungkuk untuk mendapatkan anjing putih kecil itu, dan Sabila terus memandang didekatnya.


Anak anjing itu berjuang dan meronta dan bergerak makin jauh.


Jeanne merentangkan tangannya mencoba menggapainya, tetapi dia tidak bisa mencapainya sama sekali.


Jeanne merasa sedikit cemas.


Gadis kecil itu terus membungkuk ke depan dan mengulurkan tangannya.


Tampaknya agak tidak pantas untuk dua orang ini di mata orang lain ketika melihat mereka bersama-sama.


Tante ke empat pas melihat pemandangan itu ,dengan cepat dan ketakutan sambil berteriak, "Apa yang kalian lakukan?"


Suaranya mengejutkan Sabila.


Anak itu sendiri memang tidak cukup stabil. Suara itu membuatnya jatuh ke danau buatan.


Jeanne melihat situasi dan bergegas untuk menarik Sabila.


Siapa yang tahu betapa licinnya tangannya yang baru saja dicelupkan ke dalam air dan tidak bisa memegangnya?

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu