Wanita Pengganti Idaman William - Bab 202 Kamu Punya Bukti Apa?

Jeanne tidak sadar sikapnya membuat Julian marah, bahkan ingin memberinya pelajaran.

Ketika mengetahui kalau diri Julian membantu menangkap pelaku, beban dalam hatinya seketika hilang.

Dia menekan line telepon, meminta Sesil masuk.

“Desainer Jessy, anda mencariku?”

Jeanne mengangguk ringan, berpesan dengan suara tegas, “Tolong kamu informasikan kepada semua orang di divisi desain untuk berkumpul di ruang rapat jam 2 siang, termasuk pihak Sumi, beritahu mereka, aku akan mengungkap siapa pelakunya di saat rapat berlangsung.”

Sesil mendengar ucapannya, senyum merekah di wajahnya.

“Desainer Jessy, anda sudah menemukan siapa orangnya?”

Dia tidak dapat menahan rasa ingin tahunya.

Jeanne hanya mengangguk, dia tidak banyak bicara, langsung memintanya keluar.

Ketika jam 2 siang, seluruh anggota divisi desain tiba di ruang rapat.

Mereka semua sudah tiba namun tidak melihat bayangan Jeanne, membuat semua orang mulai membicarakannya.

“Kenapa Direktur masih belum datang juga? Bukankah ingin mengungkap pelakunya?”

“Tidak mungkin mempermainkan kita ya kan?”

“Siapa yang tahu.”

“Haih, sebelumnya sudah pernah mendengar kasus desain perusahaan hilang, kali ini terjadi sekali lagi, entah kenapa merasa kalau perusahaan ini sial sekali.”

Albert dan Douglas mendengar pembicaraan rekan lainnya, lalu melihat lagi wajah Sumi, menegur dengan tegas.

“Sudah cukup. Diam semuanya.”

Meskipun mereka tidak suka satu sama lain, namun mereka juga tidak ingin memperlihatkan ini semua pada orang luar.

Kejadian desain hilang yang terjadi dulu, tidak ada yang lebih jelas dibandingkan mereka.

Sumi menatap dingin, sama sekali tidak menghiraukan, hanya menatap kearah pintu.

Dia ingin melihat bagaimana Jessy berakting didepannya.

Benar, dia memang tidak percaya Jessy sudah menemukan pelakunya.

Ditengah penantian semua orang, akhirnya Jeanne dan Sesil datang.

Tanpa sadar Sumi merasa kecewa melihat keadirannya.

“Nona Jessy sungguh hebat, meminta kami datang dengan begitu tergesa-gesa, namun sendirinya malah terlambat.”

Jeanne tidak memperdulikan ucapannya yang penuh sindiran, memerintah dengan dingin kearah pintu, “Bawa masuk orangnya.”

Seiringan dengan ucapannya, dua orang bodyguard membawa masuk seorang bibi tukang bersih-bersih masuk.

Bibi tukang bersih-bersih itu melihat ruang rapat yang dipenuhi oleh orang, panik dan tidak berdaya.

Dia ingin kabur, tapi kedua bodyguard dibelakangnya menjaganya begitu ketat, ia sama sekali tidak memiliki kesempatan.

Sumi melihat bibi tukang bersih-bersih ini, seketika mengangkat alis.

“Hah, kamu benar sudah membawa pelakunya, bagaimana, ingin memberitahuku kalau orang yang membocorkan dokumen kita adalah orang ini?”

Dia melirik Jeanne dengan wajah sinis.

Jeanne melihatnya sesaat, berkata dengan dingin, “Iya atau bukan, begitu tanya pasti akan tahu.”

Setelah mengucapkannya, ia berpaling bertanya pada bibi itu, “Katakan, bagaimana caramu menyebar desain dengan menggunakan komputerku.”

Bibi ini mendengar ucapannya, seketika panik.

Dia tidak berani menatap Jeanne, terlihat sangat malu, “Direktur, aku sama sekali tidak tahu apa yang anda katakan, kalian membawaku dengan paksa seperti ini sama saja melanggar hukum, aku ingin melaporkan kalian!”

Jeanne melihatnya yang marah karena malu, tertawa kecil dan berkata, “Begitu, kalau begitu kita kesana sama-sama, kebetulan aku juga ingin menuntutmu membocorkan rahasia perusahaan, bibi tentunya tahu kasus ini melanggar pasal keberapa dalam hukum bisnis.”

Bibi itu tidak menyangka Jeanne akan menjawabnya seperti itu, dia terkejut dan membatu disana.

Jeanne melihat reaksinya, melanjutkan, “Bibi, saya juga tidak mempersulitmu, asalkan anda mengakui andalah yang melakukannya, aku akan memberi sangsi seringan mungkin.”

Bibi itu tersentak, meskipun hatinya panik, namun ia tetap bersikukuh tidak ingin mengakuinya.

“Saya sudah bilang bukan saya yang melakukannya, atas dasar apa saya harus mengakuinya, dan juga anda punya bukti apa menuduh saya pelakunya, jangan memfitnah orang!”

Sumi mendengar ucapannya, melihat dengan kearah Jeanne dengan wajah senang, “Benar sekali, saya juga penasaran apakah Direktur Jessy punya bukti kuat sehingga begitu yakin dialah pelakunya.”

Jeanne melirik Sumi lalu mengalihkan pandangan ke bibi tukang bersih-bersih sambil tersenyum.

“Bagaimana kamu tahu saya tidak ada bukti?”

Mendengar ucapan ini, tangan bibi itu gemetar karena panik.

“Mana buktinya?”

Dia bertanya dengan nekad.

Jeanne menjawab sambil tersenyum, “Hah, buktinya adalah uang yang muncul di rekening anakmu secara tiba-tiba, bagaimana kamu menjelaskan seorang pengangguran yang menjadi orang kaya dalam semalam?”

Membicarakan hal ini, dia terhenti sejenak, tatapannya pada bibi ini menjadi tajam.

“Ada lagi, saya sudah memeriksa data pekerjaanmu, kamu sudah bekerja di Sunarya Group selama hampir 10 tahun dan baru saja dipindahkan ke kantor pusat, untuk anda ini adalah pekerjaan yang tidak mungkin anda lepas begitu saja, namun sebelum kejadian anda malah mengundurkan diri, bagaimana anda menjelaskan hal ini?”

Kali ini bibi tukang bersih-bersih benar-benar panik, sekujur tubuhnya gemetar, sama sekali tidak berani menatap Jeanne.

Jeanne melihat keyakinannya mulai runtuh, asalkan ia lanjut mengintrogasinya, maka ia akan mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

“Katakanlah, siapa yang menyuruhmu melakukan ini semua, asalkan kamu mengatakannya, aku tidak akan mempermasalahkan masalah kali ini.”

Berbicara sampai disini, ia berhenti lalu mengancamnya, “Atau anda ingin pihak kepolisian yang memeriksa kasus ini, jika benar begitu, saya akan melapor sekarang.”

Mendengar ucapan ini, bibi tukang bersih-bersih langsung panik.

“Jika aku mengatakannya anda tidak akan menuntutku?”

Dia menggigit bibir bertanya sekali lagi dengan nada ragu.

“Tentu!”

Jeanne mengangguk menjanjikan, “Semua yang ada disini bisa menjadi saksi.”

Melihat situasi ini, bibi tukang bersih-bersih melihat ke salah satu sudut ruangan dengan ragu.

Jeanne melihat kearah pandangannya, melihatnya melihat kearah Sumi, alisnya seketika mengangkat.

Dan Sumi yang menyadari tatapannya, seketika terkejut, iapun merespon dengan kemarahan.

“Nenek tua, apa maksudmu, maksudmu aku yang memerintahkanmu?”

Dia membentak sambil menunjuk bibi tukang bersih-bersih, membuat bibi itu ketakutan sambil menggeleng.

“Aku.. Bukan itu maksudku.”

Jeanne melihatnya, lalu melihat kearah Sumi yang penuh emosi, lalu pandangannya mendarat di asisten yang berekspresi cukup aneh.

“Yang dia maksud mungkin asistenmu.”

Sumi terkejut, namun emosinya semakin meluap.

“Sembarang bicara, bagaimana mungkin Awen melakukan hal seperti ini!”

Awen mendengar ucapannya, segera menyangkal dengan yakin.

“Apa yang guru Sumi katakan benar, bagaimana mungkin aku melakukan hal yang merugikan orang lain seperti itu, jika Direktur tetap bersikukuh ingin menunjuk saya sebagai pelakunya, mohon untuk menunjukkan buktinya, jangan hanya bisa menduga dan memfitnah!”

Jeanne melihat mereka, lalu menoleh dan bertanya pada bibi tukang bersih-bersih, “Kamu punya bukti apa menunjuk dia yang menyuruhmu melakukannya?”

Bibi berpikir sejenak lalu mengangguk, “Ada, hari itu ketika dia datang mencariku, kami berada diruang stok cleaning service, meskipun itu bukan tempat penting, namun disana juga ada CCTV, jika diperiksa, mungkin bisa melihat kejadiannya.”

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu