Wanita Pengganti Idaman William - Bab 214 Miliknya Milikku

Bab 214 Miliknya Milikku

Ketika Nyonya Thea mendengar ini, dia segera melompat dari tempat tidur, bahkan tidak memakai mantelnya, dan bergegas ke rumah baru.

Bagaimanapun, itu adalah anak pertama mereka.

“Alexa, bagaimana keadaanmu? Dokter dimana? Sudah panggil dokter?”

Ketika Nyonya Thea memasuki ruangan, dia ditanya dengan prihatin.

“Jangan khawatir, Tante Thea, kami sudah panggil dokter.”

Alexa menatap tatapan Nyonya Thea yang prihatin, merasa tersentuh dan tenang.

Nyonya Thea yang mendengarnya menghela nafas legas, dan bertanya: “Kamu sehat-sehat saja, kenapa bisa jatuh?”

Alexa yang mendengar ini, menundukkan kepalanya dengan sedih.

Meskipun dia tidak berbicara, kesedihan yang terpancar dari tubuhnya bagaimana bisa Nyonya Thea tidak mengerti.

“Alexa, kamu jangan sedih, aku sekarang suruh William pulang.”

Dia menghibur Alexa, lalu mengeluarkan Hp menelepon William.

“Ada apa?”

Tak lama kemudian, telepon berdering terdengar suara serak William, seolah baru bangun tidur.

Dan faktanya itu benar.

Disaat ini dia sudah beristirahat dengan Jeanne.

Karena telepon ini, mereka berdua terbangun.

Nyonya Thea tidak tahu, tapi begitu dia mendengar pertanyaannya, dia menjelaskan niatnya secara langsung.

“Alexa baru saja terjatuh, badannya sakit, kamu segera datang kemari.”

William mengerutkan kening, dia menolak dan berkata: “Dia sakit apa hubungannya denganku? Aku tidak pergi.”

Setelah itu, dia langsung menutup telepon.

Saat dia akan meletakkan HP nya, dia merasa piyamanya ditarik.

Ternyata Jeanne mendengar disamping.

Kalau Alexa benar jatuh, dia tidak percaya.

Tapi dia juga tahu, ini pasti cara mereka memaksa William kembali.

Kalau mereka menolak, takutnya mereka akan memikirkan cara lain, lebih baik langsung saja mengikuti kemauan mereka.

Mengingat hal ini, dia membujuk William: “William, kita pulang lihat saja.”

William tidak tahu apa yang dia pikirkan, ketika mendengar ini, dia mengerutkan alis.

“Kenapa, kamu ingin aku pulang?”

Jeanne melihat ketidakpuasan di matanya dan tertawa, "Jangan khawatir, bukan kamu saja, bersamaku, dan kalau kali ini kita tidak kesana, lain kali mereka pasti memikirkan cara lain agar kamu pulang, lebih baik sekarang pulang lihat.”

Dia berkata demikian, sambil berdiri dan mulai bersiap-siap.

William merasa apa yang di katakannya ada benarnya, lagipula dia pulang bersamanya, juga dia sudah menolak seperti sebelumnya.

……

Pada saat yang sama, keluarga William.

Telepon Nyonya Thea dimatikan, ekspresi wajahnya sangat buruk.

Alexa terus memperhatikannya, dengan alami menyadari ekspresi wajahnya buruk.

Jelas kak William menolak permintaan Tante Thea.

Saat berpikir tentang ini, dokter juga sudah tiba.

Penampilan melankolis Alexa bekerja sama dalam pemeriksaan ini.

“Nona Alexa tidak ada masalah besar, mungkin tidak hati-hati jatuh, nanti saya berikan beberapa obat.”

Nyonya Thea merasa lega dari hasil diagnosa dokter.

Saat dia bersiap-siap menghibur Alexa menjaga kandungan baik-baik, Bibi Wang masuk dari luar.

“Nyonya, tuan muda kembali.”

Begitu mendengar ini, dalam sekejap Alexa menjadi bersemangat. Dia memandang pelayan, dengan tatapan penuh kagum.

Pada saat ini wajah suram NyonyaThea juga sudah kembali normal, dan bergumam “Anak ini masih ada hati nurani.”

Saat mengatakan ini, William membawa Jeanne masuk kedalam kamar.

“Kak William……Jessy, kenapa kamu ada disini?”

Sebelum Alexa selesai berbicara, suaranya berubah menjadi melengking.

Dia menatap Jeanne dengan marah, berharap wanita ini lenyap dari hadapannya.

Jeanne mengerutkan alis, hatinya tersenyum dingin.

Wanita ini cukup menarik, secara logika, Jeanne masih nyonya muda keluarga Sunarya, tapi wanita ini sudah menganggap dirinya sebagai nyonya rumah dari keluarga Sunarya.

Berpikir tentang ini, Jeanne melirik kearah William.

William melihat lirikannya, lalu melihat Alexa yang ada dikasur, dan berkata dengan dingin “Heh, bicaramu kenapa keras sekali, kelihatannya sudah tidak ada masalah ya.”

Alexa tertegun, baru sadar kembali, dan menatap Nyonya Thea dengan penuh sedih.

“Tante Thea……”

Nyonya Thea berkata dengan marah: “William, ada apa denganmu, jelas-jelas tahu Alexa sakit, tidak boleh dimarahi, untuk apa membawa dia kemari?”

Jeanne yang mendengar ini, ingin langsung tertawa atas ulah mereka.

Dia tidak menunggu William membelanya, langsung berkata: “Ma, perkataanmu ini, tidak benar, kalau aku tidak salah ingat, ini pada dasarnya memang rumahku dengan William, sekarang aku masih istrinya William, meskipun aku tinggal disini, juga tidak ada masalah ? Dan sekarang aku dan William hanya pulang kerumah bersama-sama, kenapa kamu bilang tidak boleh?”

Begitu kalimat terdengar, Nyonya Thea langsung di Skakmat dan wajahnya berubah merah, dia melirik Jeanne tanpa melawan.

Hingga akhirnya, dia hanya bisa menggunakan identitas untuk menegurnya.

“Jessy, apa ini cara berbicaramu dengan ku?”

Jeanne tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa, William tidak tahan melihatnya lagi.

Dia melihat Alexa dengan dingin, dan bergumam: “Karena kalian tidak berniat menyambut kami, aku hanya bisa membawa Jessy pergi, untuk rumah ini, mama suka siapa yang tinggal, silahkan, aku tidak keberatan.”

Selesai mengatakannya, dia menarik tangan Jeanne pergi.

Alexa tampak cemas dan bergegas turun dari tempat tidur dan meraih lengan William.

“Kak William, jangan pergi ok? Apa kamu tidak peduli dengan anak kita? Dia hampir saja tidak ada.”

Dia menatap William dengan sedih.

William acuh tak acuh dan menatapnya tanpa ekspresi. Dia tidak marah, tapi perlahan menarik kembali lengannya.

“Nona Alexa, sebelumnya aku sudah bilang dengan sangat jelas, kalau anak ini punyaku, aku pasti peduli, tapi, dia harus pasti anakku.”

Setelah mengatakannya, dia terhenti sejenak, lalu melanjutkannya: “Tentu saja, semua ini masih belum diketahui, setelah beberapa saat, kita akan tahu, sekarang kamu istirahat baik-baik, karena sudah tinggal disini, kalau mau apa-apa, cari pengurus rumah, jaga baik-baik dirimu.”

Setelah dia selesai berbicara, tidak peduli Alexa masih bicara atau tidak, langsung menarik Jeanne pergi.

Alexa menatap bayangan mereka pergi, dengan tatapan mata terpana.

Nyonya Thea sedikit mengkhawatirkannya, dan memanggil orang.

“Alexa, kamu baik-baik saja?”

Dia melihat tidak ada orang di koridor, dan tersenyum sambil berkata: “Tante Thea, aku baik-baik saja.”

Setelah mengatakan itu, dia balik badan dan kembali ke kasur.

Nyonya Thea mengira dia sedih, dan ingin menghiburnya, tapi tidak tahu harus mengatakan apa.

Di tempat yang tidak terlihat olehnya, tatapan mata Alexa penuh dengan ketegasan.

Tentu saja anak ini punya kak William……walaupun bukan, dia juga harus bilang ini anaknya!

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu