Wanita Pengganti Idaman William - Bab 288 Kecemburuan Yang Sangat Besar (1)

Mereka semalaman melewati malam yang panas, Jeanne disiksa sampai langit hampir terang, setelah itu barulah dia tidur dengan lelahnya.

Saat dia bangun keesokan harinya, hari sudah siang, William tentu saja sudah tidak berada di sisinya.

Dia meringis dan berusaha duduk di atas ranjang, dia merasa seluruh tubuhnya bagaikan digilas truk.

Menghadapi dia yang seperti biasanya saja sudah cukup melelahkan, siapa yang bisa menduga kalau dirinya yang sedang mabuk bagaikan binatang buas yang tidak pernah kenyang, menyiksanya terus menerus, seolah-olah menginginkan nyawanya.

Jika dia tahu akan seperti ini, kemarin malam dia akan menyuruh Moli saja yang mengurusnya, jadi dia tidak akan disiksa sampai setengah mati seperti ini olehnya!

Dia berpikir di dalam hatinya dengan perasaan jengkel, di saat yang bersamaan, dia bangkit dan turun dari ranjang dengan hati-hati.

Pada saat dirinya berdiri, dia merasa kalau kedua kakinya bergetar.

Setelah berlalu beberapa saat, barulah dia dapat beradaptasi kembali, setelah itu dia pergi mandi.

10 menit kemudian, dia keluar dari kamar dan memerintahkan pengurus rumah untuk menyiapkan makanannya sambil turun ke bawah.

Moli duduk di ruang tamu dan melihat Jeanne yang baru saja bangun tidur, raut wajahnya benar-benar tidak enak dilihat.

Terlebih lagi saat dia melihat jejak yang ditinggalkan William di leher Jeanne yang tidak tertutup, sorot matanya bagaikan ingin memakan Jeanne hidup-hidup.

Dapat dibayangkan seberapa panasnya mereka kemarin malam.

Seketika itu juga, hatinya dipenuhi dengan rasa cemburu yang sangat besar!

Jeanne tentu saja dapat merasakan tatapan matanya yang penuh permusuhan, tetapi dia hanya melihatnya sekilas saja, setelah itu dia berpura-pura tidak melihatnya dan masuk ke dalam ruang makan.

Sikap acuh tak acuhnya ini juga yang membuat Moli semakin marah, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menyimpan dendam ini di dalam hatinya, nanti dia akan mencari kesempatan untuk membalasnya.

Tentu saja Jeanne tidak tahu niat jahat Moli terhadapnya.

Setelah dia selesai makan, dia tetap merasa sangat lelah, setelah dipikir-pikir lagi, hari ini dia tidak ada pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya, jadi dia memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur sebentar.

Tetapi tanpa sadar dia tertidur sampai sore, sampai ponsel yang berada di nakas tempat tidur berbunyi, barulah dia terbangun.

"Halo?"

Suaranya masih bagaikan orang yang baru bangun tidur, membuat Celica yang mendengarnya merasa sangat tidak senang.

"Jessy, perusahaan memberikan kekebasan kepada kalian para desainer bukan untuk membiarkan kalian tidur di saat jam kerja."

Dia memakinya dengan dingin, membuat Jeanne kembali sadar.

Jeanne tahu kalau Celica selalu berusaha mencari kesalahan dirinya, setiap kali dia menemukan sedikit masalah saja, dia akan menegurnya dengan keras, jadi Jeanne juga jarang membantahnya, dia hanya diam dan mendengarkannya.

Celica mengatakan banyak hal, tetapi Jeanne tidak menjawabnya, jadi dia seketika merasa jengkel karena seperti sedang berbicara sendiri.

Dia memperingatkannya dengan kesal : "Jessy, kamu lebih baik jangan sampai kedapatan olehku sedang bermalas-malasan lagi, jika tidak, jangan salahkan aku jika aku memotong nilai kinerjamu selama ini!"

Jeanne merasa sangat tidak berdaya, tetapi dia menjawabnya : "Baik, aku mengerti, jadi mengapa direktur Celica meneleponku?"

Saat Celica mendengar dia mengungkit alasannya meneleponnya, barulah dia teringat alasan dia meneleponnya, Celica menyipitkan matanya dan berkata dengan suara rendah : "Kamu datang sekarang juga ke perusahaan."

Setelah dia mengatakannya, dia langsung menutup teleponnya tanpa memberikan Jeanne kesempatan untuk bertanya lebih banyak lagi.

Saat Jeanne mendengar nada bicaranya yang ketus, dia tidak bisa menebak apakah terjadi sesuatu di perusahaan atau dia masih merasa kesal kepadanya karena hal yang tadi.

Tetapi dia tidak menundanya lagi, dia segera bangkit berdiri dan merapikan dirinya.

Tidak lama kemudian, dia segera berangkat ke kantor.

Setelah dia sampai di kantor, dia tidak segera pergi mencari Celica, tetapi dia memanggil Sesil untuk menanyakan keadaan saat ini.

"Apakah hari ini terjadi sesuatu di perusahaan?"

Sesil tertegun sebentar lalu menjawab : "Tidak terjadi apapun, kenapa guru Jessy bisa bertanya seperti itu?"

Saat Jeanne mendengarnya, dia diam-diam menghela napas lega.

Dia mengira kalau terjadi sesuatu terhadap proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

Tentu saja dia tidak mungkin memberitahu hal ini kepada Sesil.

"Tidak apa-apa, hanya sembarangan bertanya saja, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu, aku mau pergi ke kantor direktur."

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu