Wanita Pengganti Idaman William - Bab 380 Mereka Masuk Dalam Jebakan

Saat Pamela melihat penampilan beberapa bawahannya, dia mengerutkan keningnya.

Sangat jelas, selain dirinya, hanya dalam sekali lihat saja semua orang dapat langsung menyadari kalau ada yang aneh dengan "dandanan" mereka.

"Aku memberi kalian waktu 10 menit untuk pergi ke ruangan dokter, carilah baju yang sesuai dengan kalian."

Zola dan yang lainnya dari awal memang keberatan dengan memakai baju perawat ini, saat ini, ketika mereka mendengar perkataannya, tentu saja bagaikan mendapatkan pembebasan, mereka segera berjalan ke ruangan dokter.

Saat Pamela melihat mereka pergi dari sana, dia menundukkan kepalanya dan berjalan sendirian menuju pos perawat.

Mereka tidak tahu kalau setiap gerakan mereka sudah diawasi oleh seseorang.

"Presdir, mereka sudah datang."

Hans melapor kepada William dari ruang pemantauan.

"Emm, lakukan semuanya sesuai rencana."

10 menit kemudian, Pamela melihat para bawahannya yang akhirnya sudah terlihat lebih baik, setelah itu barulah dia membereskan peralatan medisnya dan melangkah ke kamar tempat William berada.

"Kenapa sudah begitu malam tapi masih ada pemeriksaan?"

Karena identitas William, maka kamar tempat dia berada adalah di lantai paling atas, di depan lift ada orang yang menjaganya secara khusus.

"Pemeriksaan mendadak, maafkan kami."

Zola yang berpura-pura sebagai dokter memakai masker dan menjawabnya sambil tersenyum.

Saat pengawal itu melihat hal ini, terlihat kilatan cahaya di matanya, lalu setelah memeriksa mereka seperti biasanya, dia membiarkan mereka masuk ke dalam.

Ketika Zola dan yang lainnya sudah masuk ke dalam koridor, barulah mereka menghela napas lega.

"Aku mengira kalau dia sudah tidak memperketat penjagaan lagi, aku tidak menyangka kalau ada orang yang menjaga di setiap tempat."

Salah satu bawahannya bergumam.

Pamela meliriknya, bawahannya itu langsung segera menutup mulutnya dan berjalan mengikuti di belakang mereka ke kamar pasien.

"Direktur Sunarya, rumah sakit tiba-tiba mengadakan pemeriksaan, kami masuk ke dalam."

Pamela merubah suaranya yang sebelumnya terdengar manis, dan berkata di depan pintu.

Meskipun demikian, dari dalam kamar malah tidak ada respon apapun.

Mereka saling memandang, mereka mengira kalau William sudah tidur, jadi mereka membuka pintu dan masuk ke dalam tanpa berpikir lagi.

Di dalam kamar pasien sangat terang bagaikan di siang hari, tetapi tirai tempat tidur menghalangi pandangan mereka, membuat mereka tidak dapat melihat keadaan di atas ranjang pasien secara jelas.

Pamela menggunakan matanya untuk mengisyaratkan sesuatu kepada Zola.

Zola mengerti dan melangkah maju.

Di saat tangannya memegang tirai tempat tidur, pintu di belakang mereka tiba-tiba menutup.

Mereka semua secara refleks menoleh ke belakang, di saat inilah, tiba-tiba terjadi sebuah peristiwa yang tak terduga.

Tirai tempat tidur yang belum sempat dibuka oleh Zola dibuka dari dalam, selanjutnya diikuti dengan angin kencang dan juga cahaya menyilaukan yang menyerangnya.

Jika bukan karena pengalaman Zola yang segudang dan juga nalurinya untuk bertahan hidup sudah terpatri di dalam tulangnya, serangan kali ini cukup untuk membuatnya kehilangan setengah kepalanya.

Karena serangannya tidak berhasil, orang yang ada di atas ranjang langsung melompat turun dan mulai menyerangnya secara agresif.

Di saat yang bersamaan, muncul lagi beberapa orang, tujuan mereka sama, yaitu adalah Pamela dan orang-orang yang bersamanya.

Dalam seketika, seluruh kamar pasien menjadi kacau balau.

Bawahan Pamela melindunginya di tengah, mereka ingin mundur, tetapi sebelum sempat mendekati pintu, pintu kamar pasien terbuka sekali lagi, di luar semua adalah orang-orang William.

Jelaa sekali kalau mereka sudah masuk ke dalam jebakan.

"Tutup pintunya!"

Pamela saat itu juga memberi perintah dengan tegas.

Hanya dengan menutup pintunya, maka orang yang diluar tidak akan bisa masuk, dengan begitu barulah mereka dapat mengurangi krisis yang mereka hadapi.

"Brengsek!"

Dia menyumpah sambil menghadapi orang-orang yang bisa menerobos bawahannya dan ingin menyerangnya.

Di luar pintu, pengawal melihat orang-orang Pamela sudah mengunci pintunya, dia menyuruh orang untuk melaporkan hal ini kepada William, sekaligus juga sedang bersiap-siap untuk membuka pintunya secara paksa dan masuk untuk menangkap mereka.

Saat ini William sudah dipindahkan ke kamar pasien yang lain, saat dia mendengar Hans melaporkan kalau orang-orang itu sudah masuk ke dalam jebakan, matanya terlihat dingin.

"Beritahu mereka, tidak ada satupun yang boleh lolos!"

Hans menuruti perintahnya dan mengeluarkan perintah ini kepada bawahannya.

Oleh karena itu, Pamela awalnya mengira dengan kemampuan mereka, mereka pasti dapat keluar dari kamar pasien, namun sepertinya mereka sudah meremehkan William.

Meskipun mereka mempunyai pengalaman pertempuran yang sangat banyak, tetapi mereka tetap tidak bisa melawan "taktik perang" William.

Tidak tahu mereka sudah bertarung berapa lama, orang-orang William bagaikan tidak berkurang sedikitpun, sebaliknya Pamela dan yang lainnya sudah mengalami luka-luka.

"Nona, tidak bisa jika terus seperti ini, mereka sedang berusaha untuk menghabiskan tenaga kita!"

Zola sudah menyadari rencana William, dia mengingatkan Pamela dengan raut wajah yang benar-benar tidak enak dilihat.

Pamela tentu saja juga sudah menyadarinya, tetapi saat ini mereka tidak mempunyai cara yang lain kecuali membunuh orang-orang yang berada di hadapan mereka.

"Tidak bisa juga tetap harus dipaksakan agar bisa, jika tidak malam ini kita semua akan kalah disini!"

Dia berkata dengan tegas, dan di saat inilah, saat dia lengah, dia tiba-tiba diserang oleh seseorang, tubuhnya terkena tendangan dan jatuh ke sudut ruangan.

"Nona!"

Saat Zola dan beberapa bawahan yang lain melihatnya, raut wajah mereka berubah drastis dan mereka berteriak kencang.

Pamela malah bagaikan tidak mendengarnya, karena tendangan yang kuat itu, membuat pandangannya tiba-tiba menghitam.

Rasa sakit yang teramat sangat menyerang dari perut bawahnya, rasanya seperti pisau yang menusuk ke dalam perutnya.

Dia berjuang cukup lama, tetapi tetap tidak dapat bangkit berdiri, dia melihat para pengawal itu sudah mau mendekati dan menangkapnya.

Zola dan yang lainnya juga sudah tidak mempedulikan peringatan Pamela sebelumnya, dia menarik keluar senjata yang belum mereka gunakan dari tadi.

"Jangan ada yang berani bergerak!"

Zola berteriak kencang, di saat yang bersamaan, dia menembakkan pistolnya.

Terdengar suara keras yang bagaikan guntur di dalam kamar pasien, hal itu akhirnya membuat gerakan para pengawal itu menjadi ragu-ragu.

Zola dan yang lainnya juga mendapatkan kesempatan untuk mendekati Pamela.

"Nona, anda baik-baik saja kan!"

Pamela dipapah oleh mereka, rasa sakitnya sudah berkurang banyak, saat dia melihat pistol di tangan Zola, matanya dipenuhi dengan amarah.

"Dasar brengsek, siapa yang menyuruhmu untuk menembak!"

Di saat dia berteriak, para pengawal juga kembali bereaksi, mereka menyerang mereka sekali lagi.

Saat Zola melihat mereka, dia memerintahkan : "Ino, kalian bawa Nona pergi lewat jendela, yang lainnya halangi orang-orang itu."

Pamela mengerti maksud Zola, tidak boleh terjadi sesuatu kepadanya saat ini.

Karena itu dia tidak membantah perkataan Zola, dia berbalik dan menyelinap keluar lewat jendela dengan tangkas.

Saat para pengawal melihat hal ini, mereka ingin menangkapnya, tetapi dihalangi oleh Zola dan yang lainnya dengan menggunakan senjata dan juga bertarung dengan tangan kosong, sehingga mereka melewatkan waktu yang paling baik untuk menghalangi Pamela dan juga memberitahu orang-orang yang berada di luar.

Akhirnya, mereka dapat menangkap Zola dan yang lainnya, tetapi malah membiarkan orang yang paling penting kabur, pemimpin para pengawal itu melaporkan hal ini kepada Hans dengan gelisah.

"Sudah kabur? aku akan bicara kepada Presdir, kamu bawa orang-orang ini dan awasi mereka dengan baik."

Hans mengerutkan keningnya, meskipun dia merasa tidak puas, tetapi begitu dia berpikir kalau pihak lawan tanpa ragu-ragu menggunakan pistol, dia dapat mengerti.

Saat pemimpin para pengawal melihat kalau dia tidak dihukum, barulah dia menghela napas lega, dia menyuruh bawahannya untuk membawa pergi orang-orang itu, sekalian membereskan kekacauan yang sudah mereka buat.

Hans melihat sekilas, lalu berbalik dan pergi ke kamar pasien William.

"Wanita itu sudah kabur?"

William tidak begitu puas akan hasilnya.

"Mereka menembakkan pistolnya tanpa ragu-ragu, orang-orang kita takut melibatkan polisi, jadi tidak hati-hati membiarkannya kabur."

Hans merapatkan bibirnya dan menjelaskan.

Jangan mengira kalau dia tadi tidak begitu menyalahkan bawahannya, maka dia puas akan hasilnya, sebenarnya dia juga tidak begitu puas akan hasil yang mereka dapatkan ini.

Hanya saja hal ini bisa terjadi karena ada alasannya, jadi kesalahan bukan ada pada orang-orang mereka.

William juga memikirkan tentang hal ini, jadi meskipun dia tidak senang, namun dia tetap menerima hasilnya.

"Ingat untuk menyuruh orang menginterogasi orang-orang itu dengan mendetail, sekalian suruh orang untuk mengejar wanita itu."

Hans mengangguk, William lanjut berkata : "Selain itu, beri bonus setiap orang 200 juta kepada saudara-saudara yang terluka."

"Baik!"

Setelah William pikir-pikir lagi, sudah tidak ada yang harus dilakukan lagi, jadi dia melambaikan tangannya menyuruhnya untuk pergi, "Kamu juga sudah sibuk semalaman, setelah melakukan hal itu kamu langsung istirahat saja."

Hans mengangguk, kemudian berbalik dan pergi dari sana.

Tetapi disaat mereka mengira kalau semuanya sudah selesai, bahaya yang lain sedang perlahan-lahan mendekati mereka dari tengah kegelapan malam.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu