Wanita Pengganti Idaman William - Bab 221 Hanya Untukmu

Mendengar keluhan Celica, William tersenyum lebar.

“Nasib di kehidupan, siapa yang bisa menduga.”

Celica mendengar ini, matanya terlintas cahaya gelap, berkata dengan tersenyum: “Iya juga, segala sesuatu di dunia ini selalu berubah.”

Sambil berbicara, dia menoleh pada Jeanne yang diam, berkata: “sudah, nona Jessy sudah kembali, aku pun tidak mengganggu kalian lagi, masalah yang kamu bilang tadi, akan aku pertimbangkan dengan baik.”

Selesai berkata, dia bangkit dan hendak pergi.

William juga tidak mempertahankannya, mengangguk dan berkata, “kalau begitu, aku tunggu kabar dari kakak senior.”

Celica mengangguk, berbalik badan dan pergi.

Setelah dia pergi, Jeanne baru saja duduk kembali ke tempatnya, langsung terdengar William berinisiatif menyampaikan pembicaraan mereka sebelumnya.

“Sebelumnya aku mendapatkan info, mengetahui bahwa Celica akhir-akhir ini berencana untuk pulang berkembang di dalam negeri, jadi aku ingin menariknya ke perusahaan, kamu tidak keberatan kan?”

Jeanne bengong sejenak, melihat dia jelas menanyakan pendapatnya, hati tiba-tiba terasa hangat.

Jelas bahwa dia sedang memedulikan perasaannya.

“Pendapat apa, ada senior Selis masuk ke perusahaan, sangat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan, harus tahu bahwa tidak sedikit perusahaan merebut untuk mendapatkan senior Selis.”

Dia merespons dengan disertai senyuman, menyampaikan pendapatnya sendiri.”

William menatapnya dengan diam selama beberapa detik, sama sekali tidak terlihat keterpaksaan pada mukanya, barulah dia merasa tenang, senyum: “baguslah jika kamu tidak keberatan.”

Jeanne mendengar ini, tidak bisa menahan untuk tertawa.

“Hal untuk kebaikan perusahaan, kenapa aku akan keberatan?”

William mengangguk, mengekspresikan bahwa dirinya yang khawatir terlalu banyak.

Setelah selesai makan, mereka berdua tidak buru-buru pulang.

Jeanne agak kekenyangan, ingin jalan-jalan, mempercepat pencernaan.

William tidak keberatan, karena masalah pagi tadi, dia juga tidak terlalu ingin pulang cepat.

Keduanya saling menggenggam tangan dan berjalan di tepi jalan, bagaikan pasangan suami istri tua yang sudah menikah banyak tahun, membuat pikiran Jeanne melayang.

Dia melihat sosok William yang tinggi, jantung yang tenang kembali berdebar-debar.

“Apa yang kamu lihat?”

William menyadari pandangannya, sedikit membalikkan kepala dan bertanya.

Jeanne kembali sadar, dengan cepat menarik kembali pandangan, menurunkan kelopak mata untuk menutupi perasaan hatinya.

“Ehm, tidak melihat apa-apa?”

Dia berkata dengan sedikit gugup.

William mengangkat alis, melihatnya dengan senyum tak senyum.

“Benarkah?”

Jeanne tahu dia tidak mempercayainya, tapi dirinya juga tidak tahu bagaimana cara merespons dia, hanya melingak-linguk, mata melihat tidak sedikit toko pakaian yang memamerkan model baru, mengalihkan topik: “tidak lama lagi akan berganti musim, ayo kita pergi lihat baju.”

Selesai berkata, dia juga tidak memberi kesempatan pada William untuk menolak, membawanya berjalan ke arah tempat pembelanjaan.

Tentu saja William menyadari pengelakannya, tersenyum rendah, tapi tidak terus menanyakannya, menemaninya masuk ke toko pakaian.

Suka berdandan dan belanja adalah sifat alami wanita, setelah Jeanne masuk ke toko bermerek, tidak lama kemudian pun dia langsung melupakan kejadian barusan.

Sedangkan saat ini William juga mengalami perubahan pada pendapatnya tadi.

Dia memandang Jeanne yang penuh semangat, tidak sabar untuk menebak bahwa tadinya wanita ini menyarankan belanja, tampaknya bukan untuk menghindarinya, sebaliknya adalah karena benar-benar tidak bisa menahan lagi.

Sesuai laporan, sebelumnya wanita ini sangat amat menyukai belanja.

Sekarang dia sudah pulang hampir tiga bulan, juga tidak pernah melihatnya belanja, jelas saat ini sudah tidak sabar.

Jeanne sama sekali tidak tahu pikiran di benak William.

Saat ini, Jeanne sudah merencanakan untuk dirinya sendiri dengan baik, beli dua set pakaian pergantian musim, alhasil melewati sebuah toko pakaian pria, melintas baju-baju di dalam, dia pun tidak bisa melangkah lagi.

“Ayo kita masuk.”

Dia menarik William berjalan masuk.

Apalagi saat terlihat seragam pasbodi yang terpajang di lemari, semakin tidak sabar untuk mencocokannya di tubuh William.

“Ini tampaknya lumayan bagus?”

Dia mengambil sweater kasual dan mencocokannya di depan William,

Pelayan yang melihat pakaian kedua orang sangat mewah, berpikir bahwa mestinya adalah pelanggan yang tidak kekurangan uang, langsung maju dan mempromosikan barang.

“Nyonya, pandangan anda sangat bagus, ini adalah model booming utama yang dikeluarkan toko kami di kuartal berikutnya, bagaimana jika anda membiarkan tuan mencobanya?”

Jeanne secara naluriah menoleh pada William, matanya jelas penuh dengan harapan.

William mengangkat alis dan kaget.

Jelas wanita ini tidak tahu bahwa pakaiannya selalu dirancang khusus dari luar negeri.

Faktanya, Jeanne memang tidak mengetahui hal ini, melihat pakaian-pakaian ini yang indah, dia pun ingin memilih dengan teliti beberapa set untuk tubuh William yang mempunyai fisik bawaan sebagai model.

Namun, dia melihat William tidak merespons dalam waktu lama, harapan di mata perlahan menghilang, dia pun menjadi tenang kembali.

“Erhm, maaf… …”

Ketika dia hendak menyodorkan pakaian pada pelayan, William menginterupsi perkataannya, kemudian mengambil pakaian di tangannya, bernada berat: “aku coba dulu, tunggu aku di sini.”

Selesai berkata, dia berbalik badan dan melangkah ke arah ruang ganti

Jeanne menatap sosoknya yang pergi, baru sadar setelah beberapa saat, senyuman yang awalnya menghilang itu kembali terangkat, bahkan lebih cemerlang dari sebelumnya.

Dia datang ke ruang tunggu, menunggu William keluar dengan pakaian yang sudah digantinya.

Tidak lama kemudian, pintu kamar ganti terbuka, terdengar suara yang memenuhi seluruh ruangan di toko pakaian pria..

“Ganteng sekali!”

“Benar-benar aktor drakor dalam bentuk realita, kenapa bisa ada orang seganteng ini?”

“Tidak sanggup lagi, aku sudah mau pingsan.”

Sekitar terus terdengar diskusi antar karyawan toko.

Jeanne tahu mereka tidak bermaksud buruk, hanya sesederhana mengagumi William, oleh karena itu, dia tidak merasa tidak nyaman, sebaliknya malah sombong dan bangga.

Karena pria yang dipuji mereka adalah suaminya.

Memikirkan ini, tatapannya penuh dengan kelembutan melihat ke William.

Segera terlihat pria yang sebelumnya berpakaian seragam barat tanpa pernah berubah, mengganti sweater kasual, dan juga celana kasual.

Penampilan yang awalnya dingin dan kaku juga berubah lebih lembut karena perubahan ini, aura yang kuat di sekeliling tubuhnya juga lebih mendingan karena ini, berkurang sedikit kekejaman, bertambah sedikit kemalasan,

Jeanne sambil melihat sambil terbengong.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat gaya berpakaian William yang lain, boleh dikatakan merupakan dua gaya yang berbeda total.

William juga menyadari pandangannya, melihat matanya hanya terisi sosok bayangan dirinya, hati bagai penuh bermekaran bunga, hangat dan puas.

“Baguskah?”

Dia melangkah ke depan Jeanne, bertanya dengan nada rendah.

“Bagus!”

Jeanne seolah-olah dihipnotis, tanpa pikir langsung mengangguk.

Melihat kondisi ini, Senyuman di dibibir William semakin lebar lagi, mengangkat kelopak dan melihat pelayan toko yang ada di samping, memerintah: “Bungkus semua baju yang dilihatnya tadi.”

Pelayan toko terbengong sejenak, lalu segera merespons.

“Siap!”

Selesai berkata, pelayan pun segera pergi membungkus

Jeanne sekarang baru kembali sadar, melihat william dan ragu-ragu: “Apakah tidak terlalu banyak?”

Harus tahu tadinya dia melihat tidak sedikit baju.

Ini kalau semuanya dibeli, ditambah lagi dengan yang ada di rumah, tidak tahu sampai kapan baru bisa terpakai semuanya.

William melihat keragu-raguan di matanya, agak mengangkat alis.

Kecurigaan sebelumnya timbul lagi.

Sebab, laporan data mengatakan, Jessy sangat suka belanja, tidak sabar untuk bisa mengosongkan seluruh toko.

Namun, sekarang wanita ini malah mengeluh banyak.

Kedua matanya menyipit tanpa meninggalkan jejak, tetawa tanpa suara: “walaupun rumah ada baju, tapi itu semua bukan kamu yang pilih, aku mau pakai yang kamu pilih untukku.”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu