Wanita Pengganti Idaman William - Bab 57 Menampakkan Diri Aslinya

Bab 57 Menampakkan Diri Aslinya


Saat malam, di sisi depan ruangan vila lantai dua bagian timur terdengar suara membantingkan barang.


Malam sunyi tanpa di duga.


“Ah!”


Emosi Alexa sangat kacau hingga menyapu semua barang di atas meja rias, dadanya semakin panas, wajahnya terlihat marah.


Kakak William demi wanita pelacur itu, bahkan memecat semua pelayan!


Kenapa?


Kenapa dia melakukan ini?


Kenapa begitu tertarik dengan wanita pelacur itu?


Dia mengedipkan mata, tatapanya sangat ganas.


Apakah kakak William suka wanita pelacur itu?


 “tidak mungkin! tidak mungkin!”


Alexa berteriak hingga menarik lampu di sebelah tangannya, dengan kuat melemparnya ke lantai.


Pelayan di samping takut hingga melompatkan kaki, ia mengangkat kepalanya melihat emosi Alexa tak terkendali, ia bergegas maju dan menenangkannya: “nona, tenanglah dulu, kesehatanmu akan tidak baik jika pikiranmu kacau”


 “Bagaimana aku bisa tenang?”


Alexa membalik kepalanya, menatap tajam pada pelayan, mengigit giginya dan berkata: “kakak William telah suka wanita pelacur itu, bagaimana aku bisa tenang?”


 “Tuan William suka wanita itu?” Pelayan mengerutkan alisnya, “tidak mungkin, jangan pikirkan itu nona.”


 “Tidak mungkin, kenapa bisa memecat semua pelayan!


Saat ini, emosional Alexa bisa merasakan William menaruh rasa pada Jeanne.


 “Nona, ini tidak mungkin.”


Pelayan menyangga Alexa yang kemudian mendudukannya di kursi mewah, lalu berkata dengan menganalisis, “Tuan William melakukan semua  ini karena menganggap wanita itu istrinya, ditambah dengan luka pada wanita itu, hanya merasa kasihan kepadanya.”


 “Ah.” Alexa tersenyum dingin, “takutnya kasihan menjadi sayang.”


Tidak peduli itu kasihan atau lainnya, dia tetap saja tidak bisa menahan.


Hal paling penting, kemarahan kakak William kali ini membuat ia memecat semua pelayan, siti yang menjadi tangan kanannya pun telah dipecat.


Saat ini, dia tidak bisa tahu tentang tindakan William dan wanita pelacur itu.


Dia mengeluh masalah ini, pelayan berkata dengan cepat: “gampang, cari yang baru lagi.”


Melihat ekspresinya masih buruk, pelayan melanjutkan perkataan: “nona, Jessy pasti akan mencari keuntungan dari William lagi, kamu bisa memanfaatkan kesempatan itu.”


Setelah mendengar kata-kata dari pelayan, Alexa perlahan-lahan menenangkan diri, tetapi ekspresi wajahnya tetap saja buruk.


Bagaimanapun, ia tidak akan membiarkan William suka dengan wanita pelacur itu! 


…….


Keesokan siang, pelayan yang dipilih William sampai di tempat.


Ia menelepon Jeanne.


 “Kamu yang bertanggung jawab pekerjaaan pelayan.”


Selesai berkata, tidak menunggu reaksi dari Jeanne, ia langsung menutup telepon.


Jeanne menatap telepon dengan senyuman, dia terlalu berwatak suka menguasai, masih takut Jeanne akan menolak?


Namun, dia menyerahkan pekerjaan ini kepadanya, kemungkinan besar ingin memberitahukan indentitasnya di rumah ini kepada pelayan baru.


William merupakan pria yang sangat perhatian pada wanita.


Jeanne membubarkan semua pelayan dan memerintah mereka berdiri berjajar.


Semua pelayan turut kepadanya.


Jeanne berjalan bolak balik, melihat kesana dan kesini, sangat pusing dalam mengaturnya agar lebih nyaman?


Ia tidak menemukan cara yang pas.


Ia menghela nafas, William sengaja membiarkannya berpenampilan sebagai nyonya rumah di depan pelayan, sayangnya ia tidak bisa bertahan, sungguh tidak bisa mengaturnya dengan baik.


Akhirnya, ia berkata: “begini, saat ini kalian cukup menunggu perintah saja!”


Nada suara Jeanne masih ada, tetapi ada suara tidak asing terdengar dari pintu.


“Bagaimana ini bisa dilakukan?”


Jeanne menoleh ke belakang mencari suara itu, suara dari Alexa.


Ia menggerakkan alisnya, akan terjadi sesuatu hal buruk.


Alexa berjalan ke depannya, tersenyum dan berkata: “kamu tidak mengatur pekerjaan mereka sekarang dengan baik, pada saat nanti mereka akan kacau.”


Alexa melihat-lihat pelayan, berkata: “kalau kamu tidak tau cara mengaturnya, aku akan bantu kamu.”


Selesai berkata, tidak peduli apakah Jeanne setuju atau tidak, ia memerintah dua pelayan wanita muda dan berkata: “kalian bertanggung jawab menyapu ruang tamu.”


Kemudian memerintah ke lainnya: “kalian menyapu ruangan kamar, dan kalian menjaga kebersihan dapur….”


Ia telah mengatur semua pekerjaan pelayan, seolah-olah dia adalah nyonya rumah.


Selesai mengatur, dia membalik kepalanya melihat Jeanne, ia menyadari sesuatu, ekpresinya panik, berkata: “maaf, aku belum mendapat persetujuan kamu langsung mengatur pekerjaaan mereka, kamu pasti tidak keberatan?”


Melihat ia seperti tidak merasa bersalah, hati Jeanne tersenyum dingin.


Alexa, Jelas hatinya bangga, tetapi harus berpura-pura dan membuat orang jengkel padanya, ini menyulitkan baginya.


Melihat Jeanne tidak bersuara, Alexa segera bertanya: “apakah kamu marah?”


Jeanne sedikit menaikkan alisnya, mengangkat bibirnya, tersenyum polos, “bagaimana mungkin aku marah, aku sangat berterima kasih denganmu.”


Mendengar ia berkata seperti ini, Alexa tersenyum dengan tidak ikhlas, hatinya pun lebih meremehkan Jeanne.


Hal segampang ini saja, ia bahkan tidak bisa mengatur dengan baik, apa perbedaannya dengan sampah.


ia terlihat sangat senang di matanya, mata Jeanne melintas sedikit licik, tersenyum dan berkata: “malam ini makan bersama kami saja, aku akan memujimu di depan William, dia pasti sangat senang.”


Nada suara manja dari Jeanne, membuat Alexa cemburu.


Alexa menarik napas dalam, menahan rasa kecemburuan hatinya, berkata dengan nada dingin: “aku akan membantu karena kakak William, sama sekali tidak ada hubungan dengan kamu.”


Jeanne tersenyum, “Aku berterima kasih sekali lagi denganmu.”


Alexa mengedipkan matanya sebentar, wanita ini sangat pandai akting.


Kalau terjadi pada Jessy dulu, ia akan memarahinya dengan menunjuk hidungnya, dan bukan berterima kasih padanya.


Jika bukan karena aktingnya bagus, bagaimana kakak William bisa tertipu olehnya?


Memikirkan sampai sini, Alexa tidak menahan diri, berkata dengan aneh, “Jessy, kakak William tidak ada, mengapa kamu harus berpura-pura di sini?”


Jeanne mengangkat alisnya, tersenyum dan berkata: “benar juga.”


Alexa terlihat sangat semangat, apakah ia akan menampakan dirinya yang asli?


Jeanne tidak tahu pikirannya, ekpresinya terlihat sangat senang.


Dia akan kecewa.


 “Bagaimanapun, tetap harus berterima kasih, lagi pula aku yang tidak mengerti semua hal.”


Berkata tentang ini, mata Jeanne mengeluarkan sedikit kejahatan, dan berkata: “Sister Alexa bersedia berkerja gratisan, bagaimana mungkin aku menolak?”


Perkataan ini keluar, ekspresi Alexa memburuk.


Dia…..dia beraninya menganggapku pekerja gratis?


Kemarahannya muncul, Alexa menaikkan tangganya ingin menampar Jeanne.


Mata Jeanne merespon, segera mengangkat tangan menghalanginya.


Siapa tahu, Alexa langsung terjatuh.


 “Kamu bahkan berani mendorongku!”


Alexa terjatuh hingga duduk di lantai, mengangkat kepala menatap tajam padanya.


Jeanne mengerutkan kening, tingkah laku Alexa ini bahkan sangat kejam?

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu