Wanita Pengganti Idaman William - Bab 264 Tidak Ada Yang Lebih Pantas (1)

Jeanne melihat ini dan bahkan lebih bingung.

Barang canggih semacam ini, bukan milik dia, bagaimana mungkin ada di tasnya?

Dia tidak bisa mengetahuinya, akhirnya dia juga tidak memikirkannya, dan menyimpan flashdisk tersebut.

Pada saat yang sama, ruang di bawah tanah kasino di negara E, suasana di sini berangin, meskipun dikelilingi oleh jeritan para penjudi di lantai atas, tetapi jika didengarkan dengan cermat, masih dapat menemukan bahwa dalam suara-suara ini, terdapat suara yang menyakitkan.

"Aku bertanya sekali lagi, di mana barangnya?"

Hanya terlihat sebuah cahaya putih di tengah ruangan yang remang-remang.

Di sana, terdapat seseorang diikat ke tiang kayu dan luka ada di mana-mana.

Tetesan darah merah cerah setetes demi setetes ke lantai.

Jika Jeanne ada di sini, dia pasti menyadari bahwa pria yang diikat adalah pria berkulit hitam yang telah mengintainya di kafe hari itu.

"Aku tidak tahu ..."

Orang berkulit hitam menjawab dengan lemah.

Saat dia mengatakan ini, wajah orang yang bersembunyi di kegelapan tampak dingin.

"Barang tersebut ambil olehmu, kamu tidak tahu, apakah kamu pikir aku akan percaya?"

Dia menatap pria berkulit hitam itu dengan dingin dan berkata, "Pukul saja terus, aku mau lihat kamu bisa menahan sampai kapan."

Hampir pada saat kata-katanya selesai, suara cambuk terdengar lagi di ruangan itu, dan lelaki itu kesakitan dan tertekan.

Pada saat ini, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Seseorang yang tampaknya seperti anak buah berdiri di pintu dan dengan hormat berkata: "Pemimpin, sudah ada kabar flashdisk."

Pemimpin mendengar ini dan langsung bangun.

"Di mana benda itu?"

Dia dengan tegas bertanya, dan bawahannya tidak berani mengabaikannya.

"Kami baru saja menerima sinyal dari flashdisk, dan lokasinya sudah diperiksa, flashdisknya sekarang ada di Milan."

"Milan?"

Ekspresi wajah pemimpin itu langsung dingin dan sepertinya dia tidak berpikir bahwa flashdisk tersebut akan berlari sejauh ini.

"Kamu membawa orang ke sana sekarang dan pastikan untuk membawanya kembali!"

Dia memerintah dengan suara dingin, kemudian dia memikirkan sesuatu, dan matanya bersinar terlihat haus darah: "Adapun orang-orang yang telah menyentuh barang tersebut, jika perlu, jangan dibiarkan hidup!"

"Baik!"

Anak buahnya menerima perintahnya.

"Ingat, lakukan dengan cepat, jangan sampai orang menemukan kita."

Pemimpin tidak lupa mengingatkannya.

Pria itu berkata bahwa dia mengerti dan pergi melakukannya.

......

Jeanne di sini, sama sekali tidak tahu bahwa flashdisk yang membuatnya bingung akan membawakannya bencana besar.

Setelah dia menyimpan flashdisk, dia fokus dalam pekerjaannya.

Setelah hari berikutnya, Santos datang lebih awal untuk mencarinya.

"Bagaimana, apakah kamu masih terbiasa dengan ini?"

Dia bertanya dengan penuh perhatian.

"Masih lumayan, kamu bisa duduk dulu, aku ganti baju sebentar baru kita keluar."

Jeanne menyapa Santos untuk duduk di ruang tamu dan memasuki kamar sendiri.

Beberapa saat kemudian, dia keluar dengan gaun biru muda.

Setelah Santos memuji, ia berbicara tentang rencana perjalanan hari ini.

"Seminar diadakan di malam hari. Aku akan membawamu bermain-main di sekeliling. Tunggu sampai jam empat sore. kita baru pergi bersiap-siap. Bagaimana menurutmu?"

Jeanne mengangkat bahu dan bercanda: "Kamu adalah penguasa daerahmu, aku hanya belajar saja di sini."

Santos tertawa dan bercanda dengan Jeanne sebentar baru mereka berdua keluar.

Dia tidak membawa Jeanne ke tempat terlalu jauh, tetapi membawanya berjalan-jalan di mal sekitar dan menunjukkan tren pakaian di Eropa dan Amerika akhir-akhir ini.