Wanita Pengganti Idaman William - Bab 469 Jangan Marah Ya

Di ruang belajar, William menghempas tangan Jeanne dengan kuat.

Jeanne sama sekali tidak punya pertahanan, kekuatan dorongan William membuat Jeanne menabrak meja, pinggangnya terasa sakit dan panas.

“Sakit sekali……”

Jeanne baru saja meringis kesakitan, dagunya langsung ditekan William.

“Katakan, kenapa kamu harus pergi mencari Bernard?”

Bola mata William menatap Jeanne dengan mengerikan, “apa sebenarnya sekalinya aku tidak di rumah, kamu tidak bisa menahan kesepian, kekurangan pria?” Jeanne kesakitan, tapi tidak sesakit hatinya.

William bagaimana bisa mempermalukan Jeanne seperti ini? Meskipun masalah ini salah Jeanne, tapi Jeanne mencari Bernard tanpa maksud lain, memangnya mereka selama ini bersama, bahkan kepercayaan yang paling mendasarpun tidak punya?

“Kamu kalau segitu inginnya aku tidak bisa menjawab, untuk kenapa aku pergi mencari Bernard, aku kan sudah mengatakanmya? Kamu tidak membantu Julian, papaku memaksaku, selain Bernard, aku tidak kepikiran orang lain!”

Seketika, Jeanne merasa agak seperti jatuh dan rusak, lagipula Jeanne juga tidak akan tinggal lama, untuk apalagi menyisakan kesan baik?

Wajah William muram seperti habis dicelupkan tinta, terutama nada bicara Jeanne yang seperti percaya diri kalau ia benar, membuat amarah William membara, “kelihatannya kamu lupa kamu sekarang itu milik siapa, melakukan hal seperti ini malah tidak menyesal, masih berdalih, apa kamu tidak tahu, karena hal-hal yang kamu lakukan ini, akibatnya seberapa menyusahkan perushaan?”

Ekspresi Jeanne jadi serius, “maksud kamu apa?”

William tertawa dingin, “bagaimana, sekarang pura-pura bodoh di depanku? memangnya kamu tidak tahu karena perusahaan Bernard dan Yansen Group bekerja sama, diam-diam mengambil banyak sumber penghasilan kami, perusahaan karena kamu, rugi ratusan miliar!” Jeanne dengan sulit percaya membuka lebar matanya, “kenapa bisa seperti ini? Jelas-jelas katanya tidak akan merugikan perusahaan Sunarya!”

William mencemooh dingin, “kata-kata untuk menipumu, kamu juga percaya?”

“……”

Jeanne tidak mampu membalas, jelas tahu di keluarga Gunarta tidak ada seorangpun orang baik, Jeanne tidak menyangka, dirinya seperti orang bodoh saja percaya kata-kata mereka.

William memperhatikan seluruh ekspresi Jeanne, juga menebak mungkin Jeanne ditipu Julian.

William menghembuskan nafas dingin, tiba-tiba tangannya melepaskan tekanannya pada dagu Jeanne, berkata dengan pelan, “kembali kamarmu dan introspeksi dirimu sendiri baik-baik untukku, kamu itu sebenarnya di pihak siapa!”

Jeanne kembali sadar, melihat William tidak mempedulikannya lagi, dalam hati ia merasa bersalah.

Jeanne kembali ke kamar dengan depresi, marah sekali pada Julian dan Jessy.

Terutama Bernard, Jeanne bergejolak ingin menelepon bertanya padanya, tapi pada akhirnya, Jeanne menenangkan diri.

Di masalah bisnis, Jeanne sama sekali tidak punya posisi untuk pergi mengatur Bernard.

Dalam sekejap mata, suasana hati Jeanne buruk maksimal, tidak tahan ingin minum alkohol.

Jeanne menekan ekstensi nomor telepon, minta Merry mengantar sebotol alkohol, minum sendirian duduk di balkon.

Saat ini hanya mabuk, yang membuat Jeanne tidak merasa begitu sedih.

Menunggu saat tengah malam, William kembali ke kamar, melihat Jeanne duduk dan mabuk balkon.

William mengernyitkan alis dan berjalan ke sana.

Jeanne sama sekali tidak sadar, Jeanne seperti anak yang melakukan kesalahan, menunduk, bergumam sambil mabuk, “maaf, William……”

Bola mata William melihat Jeanne dengan rumit, marah dan kesal, pada akhirnya berubah jadi menghela nafas, mendekat dan memeluknya.

Tidak tahu juga apa karena Jeanne mencium wangi yang familiar, Jeanne yang awalnya mengernyitkan alis sedikit melemaskannya, tangannya juga tanpa sadar memegang ujung baju William.

“William, aku tidak sengaja, jangan marah ya……”

Jeanne bergumam sambil menutup mata, ada air mata yang keluar dari ujung mata Jeanne, seketika membasahi baju di bagian dada William, menempel di kulit William, juga membakarnya.

Seluruh tubuh William terdiam kaku sejenak, menutup mulutnya erat-erat dan menaruh Jeanne di ranjang.

William berdiri di sisi ranjang melihat Jeanne dalam-dalam, berbalik badan keluar kamar.

……

Keesokan harinya, Jeanne bangun, kepalanya sakit seperti mau pecah, saat tahu William pagi-pagi sudah pergi ke kantor, kekecewaan di wajah Jeanne mudah terlihat.

Kantor pusat Perusahaan Sunarya.

Di ruangan meeting ekspresi semua orang serius.

“Presdir, apa di negara G sana masalah proyek pengembangannya sudah terselesaikan? Apa akan mempengaruhi waktu rilis produk kita?”

Ternyata William keluar negeri sebelumnya, karena ada masalah proyek pengembangan di negara G, William terpaksa kesana sendiri mengambil kendali dan memberi arahan.

Di kepulangannya ini, semua orang ingin tahu hasilnya.

William melihat ke sekeliling, berkata dengan suara rendah, “waktu rilis tidak pendek, pengembangan perlu dipercepat, kali ini kita mendapat serangan yang agak memberatkan, investasi sebelumnya sudah gagal, meski kerugiannya agak besar, tapi setelah 3 bulan perbaikan, di tempat penelitian sana situasi berhasil distabilkan.”

Para direktur awalnya masih khawatir, mendengar kalimat akhirnya, satu persatu semua menghela nafas lega.

“Baguslah kalau sudah distabilkan, tapi apa orang yang melakukan ini di belakang presdir sudah ditemukan?”

“Presdir kalau dapat mencaritahu, orang ini harus dihukum tanpa ampun, belakangan di dalam perusahaan juga mengalami krisis demi krisis, semua perusahaan kecil dan tidak jelas datang menantang Perusahaan Sunarya, harus diambil sebagai contoh untuk dihukum.”

“Kata-kata ini sangat tepat, tidak hanya menghukum untuk dijadikan contoh, kita masih harus mencaritahu dengan jelas tujuan mereka sesungguhnya.”

Para pemilik saham saling berbisik.

Mata William menggelap, “orangnya, tentu sudah dicaritahu, penyebab utama masalah kita itu sebuah perusahaan luar negeri yang bernama Edinburg Group, karena mereka juga sedang mengembangkan barang elektronik yang mirip dengan milik kita, tidak tahu juga mereka dari mana mendapat berita kita dari mana, demi merebut dan menguasai pasar, jadi membuat orang menyerang dengan niat jahat.”

Sekalinya kata-kata ini terlontar, para direktur meledak semua.

“Orang-orang luar negeri ini sungguh arogan, presdir, masalah seperti ini tidak boleh ditoleransi, orang mereka harus diberi pelajaran.”

“Aku setuju, harus membuat orang-orang itu tahu, juga tidak semudah itu membuat masalah dengan kita Perusahaan Sunarya.”

William tidak mengatakan apapun, sebenarnya William masih menutupi sebuah informasi di masalah ini.

Sebenarnya Edinburg Group yang menyerang mereka ini, di belakangnya sebenarnya dikendalikan organisasi Langit.

William menyipitkan mata dengan ekspresi bahaya, organisasi ini telah berkali-kali mencari masalah dengannya, datang tanpa balasan itu bukan gaya William.

William punya perhitungan dalam hati, fokus memimpin meeting.

Di waktu yang sama, perusahaan fashion cabang Perusahaan Sunarya.

Jeanne karena sebelumnya ada masalah bekerja sama dengan Celica, masih agak rumit dan harus diurus, datang ke kantor .

Tidak tahu juga apa karena mabuk sebelumnya, atau karena udara pengap di dalam mobil, setelah Jeanne sampai ke kantor, ia sepenuhnya pusing.

Rekan kerja menyadari keanehan Jeanne, bertanya dengan perhatian: “desainer Jessy, apa kamu tidak enak badan, kelihatannya raut wajah kamu tidak begitu bagus?”

“Memang agak tidak enak badan, mungkin karena pengering rambut kemarin malam agak flu.”

“Kalau begitu kamu harus istirahat baik-baik, kelihatannya flu kamu agak parah.”

Jeanne juga tidak memaksa, menjelaskan dan menyerahkan pekerjaan, langsung meninggalkan kantor kembali ke kediaman Sunarya.

Awalnya Jeanne mengira hanya flu biasa saja, berencana tidur sebentar nanti juga baikan.

Hasilnya tidak tahu berapa lama Jeanne tidur, saat Jeanne bangun lagi, ia sepenuhnya kacau, seluruh badannya tidak bertenaga.

Jeanne ingin memanggil pembantu minta obat, tapi tidak peduli bagaimana Jeanne memanggil, semua tidak ada mendengarnya, pada akhirnya Jeanne lelah, pusing dan tertidur lagi.

Pada saat ini, Jeanne seperti terlupakan.

Karena Jeanne juga karena tidak memakan obat tepat waktu, kondisi penyakitnya memburuk.

Pipi yang awalnya putih perlahan muncul kemerahan yang tidak normal, nafasnya terengah, dahinya penuh dengan keringat dingin kecil.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu