Wanita Pengganti Idaman William - Bab 197 Sudah Mendapatkan Banyak Pelajaran

Saat Jeanne mendengar perkataannya, gerakan mengoleskan salepnya tiba-tiba terhenti, dia sedikit tertegun.

Dahulu ulang tahunnya selalu dirayakan bersama dengan ibunya.

Waktu itu, setiap kali ulang tahunnya tiba, ibunya selalu memasakkannya banyak sekali makanan, penuh satu meja makan, lalu juga membeli kue untuk merayakannya.

Tetapi tahun ini.....sepertinya tidak mungkin lagi.

Saat dia memikirkannya, matanya terlihat sedih, dia juga tidak pernah berpikir untuk merayakan ulang tahunnya.

Sebenarnya jika bukan William yang mengungkitnya, dia bahkan hampir lupa ulang tahunnya sendiri.

Selain itu sekarang dia adalah Jessy, dia sama sekali tidak tahu ulang tahun Jessy biasanya dirayakan seperti apa.

Mungkin dia mengadakan pesta ulang tahun yang besar, atau mungkin pergi keluar dengan teman-teman berandalannya itu?

Dia tidak bisa menebaknya, juga tidak tahu harus menjawab seperti apa.

Akhirnya demi menghindari rahasianya bocor, dia hanya diam saja.

William mengangkat alisnya : "Kenapa, masih belum terpikirkan olehmu?"

Jeanne tertegun sebentar, setelah itu dia segera menganggukkan kepalanya dan berkata : "Akhir-akhir ini aku cukup sibuk, nanti kalau sudah harinya makan-makan saja sudah cukup."

Setelah itu dia naik ke atas ranjang, terlihat ingin istirahat.

William menatap punggungnya yang menghadap ke samping, bagaikan sedang memikirkan sesuatu.

Menurut informasi dari data yang dulu pernah diselidikinya mengenai Jessy, pesta ulang tahun Jessy setiap tahun dirayakan dengan sangat mewah.

Pertama-tama diadakan pesta, setelah itu dia akan pergi keluar dengan teman-temannya untuk minum-minum semalaman.

Tetapi tadi dia melihat kebingungan pada diri wanita ini.

Ada apa sebenarnya?

Dia mengerutkan alisnya dan berpikir dengan keras, tetapi tetap tidak memiliki petunjuk apapun, akhirnya dia tidak memikirkannya lagi dan masuk ke kamar mandi untuk mandi.

.......

Keesokan harinya, karena Jeanne dan Sumi beberapa hari ini bergegas menyelesaikan pekerjaan mereka, desain baju untuk merek yang baru sudah keluar.

William hari ini berencana untuk pergi ke kantor dan melihatnya, jadi dia menyuruh Sierra tinggal di rumah saja.

"Baiklah, beberapa hari ini aku ikut denganmu ke kantor, aku jadi tidak menemani tante dengan baik, setelah dipikir-pikir lagi, takutnya tante merasa jengkel kepadaku."

Sierra berusaha menutupi kekecewaannya dan menyetujui William dengan santai.

Saat Jeanne mendengar perkataannya, dia merasa sangat aneh.

Tetapi dia tidak tahu letak keanehannya ada di mana, jadi dia hanya bisa menekan rasa tidak nyaman yang muncul di hatinya dan mengucapkan sampai jumpa kepadanya.

Sierra melihat mereka meninggalkan rumah, setelah itu senyuman di wajahnya baru pelan-pelan menghilang, berubah menjadi ekspresi yang tidak bisa ditebak.

Dia berdiri di sana untuk waktu yang lama, sampai dia sudah tidak bisa melihat mobil William lagi, barulah dia berbalik dan masuk ke dalam kediaman keluarga Sunarya.

"Sierra, hari ini kamu tidak pergi ke kantor?"

Nyonya Thea duduk di ruang tamu dan melihatnya serta bertanya dengan sedikit heran.

"William hari ini mau pergi dengan nona Jessy ke kantor cabang untuk mengurus masalah merek yang baru, aku rasa aku pergi ke sana juga tidak ada gunanya, jadi aku di rumah saja menemani tante, selain itu beberapa hari ini aku terus ikut dengan William ke kantor, tidak menemani kamu dengan baik di sini."

Dia menjawabnya sambil tersenyum, tetapi malah membuat Nyonya Thea sedikit mengerutkan dahi.

"Untuk apa menemani orang tua sepertiku ini, kalian anak-anak muda, harusnya pergi bersama-sama."

Jika tidak untuk apa dia memanggilnya kemari?

Kalimat terakhirnya, meskipun dia tidak mengatakannya, tetapi Sierra bisa merasakan kalau dia merasa tidak puas akan pilihannya tinggal di rumah saja, dalam seketika matanya terlihat bersinar.

Saat dia mau mengatakan sesuatu, pengurus rumah masuk ke dalam.

"Nyonya, nona Alexa datang."

Baru saja pengurus rumah memberitahunya, dia sudah melihat Alexa masuk ke dalam dengan anggunnya.

"Tante, aku datang untuk melihatmu."

Setelah itu, dia segera berlari ke samping nyonya Thea dan memeluknya dengan akrab.

"Kenapa kamu bisa datang kemari? Selain itu tidak bilang-bilang dulu kalau mau datang, kalau tidak aku akan menyuruh supir untuk datang menjemputmu."

Nyonya Thea merasa sangat senang akan kedatangan Alexa, dia menekan dahinya dengan sayang dan bertanya kepadanya.

"Aku dengar kalau kak Marina terluka, jadi aku kemari untuk melihatnya, selain itu bukannya tante bilang kalau ini adalah rumahku? Aku pulang ke rumah masak harus dijemput."

Setelah itu dia pura-pura baru melihat Sierra yang duduk di atas sofa, dia dengan kaget berkata : "Nona Sierra juga ada ternyata, maafkan aku, aku tadi terlalu bahagia karena melihat tante Thea, jadinya tidak memperhatikanmu."

Sierra melihat sikap pura-puraanya itu, tetapi raut wajahnya tetap tidak berubah, dia berkata dengan hangat dan sopan : "Tidak apa-apa."

Nyonya Thea melihat mereka berdua berbicara dengan baik-baik, awalnya dia agak sedikit khawatir mereka akan bertengkar, tapi tidak diduga ternyata mereka bisa bersikap setenang ini, karena itu dia menghela napas lega.

Dia menarik Alexa untuk duduk di sebelahnya dan bertanya mengenai keadaannya belakangan ini.

"Akhir-akhir ini aku baik-baik saja, hanya saja setiap hari tidak ada yang bisa dikerjakan, jadi aku merasa sedikit bosan."

Alexa saat ini tidak berbohong, dia memang benar-benar bosan hanya di rumah saja.

Setelah Sierra mendengarnya, dia menaikkan alisnya dan berkata : "Aku dengar kalau nona Alexa dulu membantu William mengurus perusahaan, kenapa sekarang tidak bekerja lagi?"

Dia bertanya dengan polos, tetapi malah membuat Alexa merasa dia sedang menyinggungnya.

"Kak William takut aku kelelahan, selain itu tante Thea hanya seorang diri di rumah, dia berharap aku di rumah saja untuk menemani tante Thea."

Dia sengaja berkata seperti itu untuk membuat Sierra kesal, meskipun begitu raut wajah Sierra tetap tidak berubah, dia bahkan memuji dia.

"Nona Alexa benar-benar anak yang berbakti, tidak sia-sia tante begitu menyayangimu."

Nada bicaranya terdengar seperti seorang senior, membuat Alexa yang mendengarnya merasa sangat tidak nyaman.

Dia ingin mencari celah dari ucapannya barusan, tetapi tidak peduli bagaimanapun mendengarnya, tidak ada yang salah dari ucapannya barusan, akhirnya dia hanya bisa menahan amarahnya dan melihat ke nyonya Thea.

"Tante Thea, apakah tante ada menyuruh seseorang untuk membersihkan kamarku? Aku ingin ke atas untuk istirahat sebentar."

Setelah nyonya Thea mendengarnya, wajahnya terlihat membeku, seketika dia tidak tahu harus berkata apa.

Karena kamar yang awalnya diberikan kepada Alexa, sudah dia berikan untuk Sierra tempati.

Tidak tahu apakah Sierra dapat melihat kesulitannya saat ini, jadi dia berinisiatif untuk menjelaskan : "Nona Alexa, mungkin harus merepotkan kamu untuk istirahat di kamar tamu, kamarmu yang dulu sekarang sudah ditempati olehku, barangku sangat banyak, takutnya tidak bisa dipindahkan keluar dalam waktu singkat."

Setelah Alexa mendengarnya, dia hampir meledak, wajahnya langsung terlihat muram.

Perasaan seperti ini bagaikan barang milikmu diambil oleh orang lain.

Nyonya Thea juga sudah melihat raut wajahnya, lalu hal ini dari awal memang salahnya, karena dia takut Alexa marah, jadi dia langsung mencari alasan untuk pergi dari sana.

"Aku pergi ke dapur untuk melihat ada makanan apa, nanti malam Alexa makan malam di sini saja."

Sierra tentu saja tahu kalau dia sedang menghindar, tetapi dia tidak berkata apapun, dia hanya tersenyum dan melihat nyonya Thea pergi keluar.

Setelah kepergian nyonya Thea, Alexa tidak bisa menahan amarahnya lagi, dia menyindir Sierra : "Siera, tidak usah berpura-pura di depan tante Thea, jangan mengira kalau aku tidak tahu kau orang yang seperti apa."

Sierra menaikkan alisnya, tersenyum sambil berkata : "Memangnya kenapa kalau kau tahu? Kau jangan lupa, saat ini kau sudah kalah, sedangkan aku, sekarang aku setiap hari dapat ikut ke kantor William, ngobrol dengannya tentang pekerjaan."

Setelah Alexa mendengarnya, dia merasa sangat marah.

Sekali waktu, dia juga pernah bermimpi seperti ini, tetapi sekalipun tidak pernah terwujud.

Sierra dapat melihat kemarahannya, seperti belum puas membuatnya marah, dia terus mengejeknya : "Aku dengar kalau seseorang sudah melakukan berbagai cara licik, termasuk dengan cara memberikan tubuhnya, ternyata lumayan juga cara ini, tetapi dilihat dari sifat William, sepertinya kau sekarang sudah mendapatkan banyak pelajaran darinya yah?"

Alexa diejek seperti itu, raut wajahnya terlihat semakin marah, setelah itu dia sepertinya teringat akan sesuatu, tiba-tiba dia tertawa dan berkata : "Jangan mengira karena kau tinggal di sini maka kau pasti bisa menang, Sierra, kita masih belum tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah!"

Melihat wajahnya yang bertekad untuk menang, tanpa sadar Sierra mengerutkan alisnya dengan erat.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu