Wanita Pengganti Idaman William - Bab 119 Buat Anak Beberapa Kali Lagi

Bab 119 Buat Anak Beberapa Kali Lagi


Di saat Jeanne dan lainnya ada di jalan menuju ke rumah sakit, di rumah William sini, nyonya Thea juga sudah mendapat kabar.


“apa katamu? Jessy hamil?” Thea menatap pembantu di hadapannya itu dengan terkejut, bertanya lagi karena tidak percaya.


“kelihatannya seperti itu, nona muda kemarin malam makan apa juga dimuntahkan, kemudian tuan muda pagi ini juga sampai mengantarnya sendiri ke rumah sakit, kalau sampai menganggap masalahnya sepenting ini, mungkin sudah hamil.”


Pembantu itu menjawab lagi, Thea malah merasa tidak mungkin. Apalagi setiap hari ia selalu mengirim sup untuk wanita itu, wanita itu sama sekali tak mungkin hamil! Baru saat ia melambaikan tangan menyuruh pembantu turun setelah mengerti, pengurus rumah berjalan masuk. 

“nyonya, kakek David datang.” saat sedang bicara, kakek David berjalan masuk dengan sanggahan tongkat bantu jalan.


“pa, kenapa papa datang ke sini?” melihat situasinya, nyonya Thea hanya bisa menyapa dengan senyuman. 

“aku dengar-dengar Jessy beberapa hari ini memuntahkan apapun yang ia makan, diantar William ke rumah sakit, jadi aku datang untuk menunggu kabar baik.” 


kakek David juga tidak menutup-nutupi maksud kedatangannya, membuat wajah nyonya Thea yang mendengarnya jadi kaku. “hehe, begitu ya, kalau begitu aku menemani dan menunggu bersama papa saja.” ia menjawab mengikuti kakek dengan tawa yang rada mengejek, kakek David juga tidak menolak.


......


Pada saat yang sama, Jeanne dan William juga sampai di rumah sakit. Jeanne ikut berjalan di belakang William, awalnya ia mengira kalau mereka akan pergi ke bagian dokter untuk pencernaan, ia malah menyadari kalau orang ini ternyata membawanya ke bagian dokter kandungan.


“William, apakah kita tidak salah jalan?” Jeanne tidak tahan memanggil dan menghentikan William.


Mendengar hal itu, William menghentikan langkah kakinya dan sekilas melihat ke arah Jeanne.


“tidak salah, ikut aku.” selesai bicara, William langsung berjalan pergi ke arah ruang dokter.


Jeanne melihat tampak punggung William yang sudah pergi jauh, dalam sekejap saja Jeanne agak terdiam. Tapi saat Jeanne sudah kembali ke kesadarannya, kurang lebih ia juga sudah bisa menebak kalau pria ini salah paham soal masalah kemarin malam. Takutnya semarin malam karena perut Jeanne rasanya mual dan tidak terbiasa membuat William mengira kalau Jeanne itu hamil.


Dalam sekejap itu Jeanne jadi punya kerumitan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata saja. Jeanne mau membuka mulut memanggil dan menghentikan William, memberitahu William kalau Jeanne itu tidak hamil. Tapi Jeanne juga tahu, kalaupun Jeanne bicara seperti itu, pria ini juga tidak akan percaya, ya lebih baik biarkan saja diperiksa. Berpikir seperti itu, Jeanne mengejar William dengan langkah cepat.


Mereka dari awal sudah buat janji dengan dokternya dari awal sudah, jadi saat mereka sampai sudah langsung bisa masuk untuk dicek. Tidak sampai setengah jam kemudian, hasil ceknya sudah keluar. “direktur Williiam, sayang sekali, nona Jessy tidak hamil, mual muntahnya seharusnya muncul karena terpicu perutnya yang tidak terbiasa saja, aku sarankan boleh pergi ke bagian dokter pencernaan dan cek di sana.” Selesai dokter itu melihat hasil check-up kesehatan Jeanne, ia dengan sangat berhati-hati melaporkannya pada William.


Selesai mendengarnya, William seperti tidak puas dengan hasil tersebut, ia mengernyitkan alisnya kuat-kuat.


“tidak hamil, jadi kenapa bisa begitu? 


Dokter yang melihat ekspresi William, berkata sambil gemetar dengan takut: “kalau untuk alasannya, mungkin perlu dicek lebih lanjut lagi.” sambil bicara, dokter melihat ke arah Jeanne, bertanya sesuai dengan kebiasaan profesinya: “tidak tahu ada penyakit apa di tubuh nona Jessy?” 


Mendengar kata-kata dokter tersebut Jeanne agak tidak bisa dan kehabisan kata-kata. Kenapa kata-kata tersebut terdengar seperti ada masalah pada kesehatan Jeanne?


“tidak ada masalah pada kesehatanku.” Jeanne menjawab tanpa perlu berpikir.


“kalau begitu apa pernah melakukan pemeriksaan? Pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan.” dokter tersebut lanjut bertanya tanpa menyerah. 


Jeanne mengernyitkan alisnya, tapi ia tetap menjawab dengan jujur. “belum pernah.”


Mendengarnya, kegugupan di wajah dokter jadi lega lumayan banyak: “kalau nona Jessy belum pernah melakukan pemeriksaan, kalau begitu sama sekali tidak bisa memastikan masalahnya.”


Dokter tersebut mengimplikasikan, menyuruh mereka untuk melakukan pemeriksaan dulu. William tentu saja paham mendengarnya, segera menyuruh Hans untuk menyiapkannya. Melihat kondisi itu, meskipun Jeanne agak tidak enak badan, tapi ia juga tidak menolak. setelah satu jam kemudian, hasil pemeriksaannya keluar.


“kadar kesehatan nona Jessy di setiap kategori ada di dalam batas normal, sama sekali tidak ada masalah. Setelah melihat laporan pemeriksaan, dokter bicara kepada dua orang tersebut. Selesai mendengar kata-kata dokter itu, raut wajah William jadi muram.


“menurut yang kamu katakan, jadi aku yang bermasalah?” mendengar pertanyaan William, dokter tersebut tidak bisa menahan dirinya agak gemetar. Ia menatap William dengan canggung, tidak tahu harus bagaimana membicarakannya, ia hanya bisa melihat minta tolong ke Jeanne yang ada di samping William.


Tepat pada saat Jeanne berencana untuk membantu dokter itu bicara, Hans tidak menyadarinya. Hans juga berniat baik mau membuat suasana yang kaku dan menyesakkan ini jadi lebih santai, ia terlebih dahulu berbicara dan memediasikan: “dokter tenang saja, direktur kami setiap musim pasti akan melakukan pemeriksaan berkala, sangat sehat, tidak mungkin ada masalah apapun.”


Mendengar kata-kata Hans tadi, hanya bisa mengelus hidungnya dengan malu menandakan kalau ia sudah tahu. Tapi William malah tidak ingin melepaskan dokter tersebut semudah itu.


“nah karena sekarang kesehatan kami berdua tidak ada masalah, kenapa tidak hamil hamil juga?”


Mendengar pertanyaan William, seketika itu juga dokter tersebut menatap William kehabisan kata-kata.

Namun, dia melihat ekspresi wajahnya yang tidak memberikan jawaban, William hanya bisa menahan ketidakbahagiaan di hatinya dan Dokter memberikan penjelasan normatif.


“Tuan, soal kehamilan itu, sebenarnya tidak bisa diburu-buru, kadang-kadang semakin kamu ingin kehamilan itu datang, semakin kehamilan itu tidak datang.” 


Dokter itu menjawab sambil meraba bibirnya, melihat alis William berkerut dengan sangat kuat, seperti tidak puas dengan jawabannya, ia terpaksa lagi-lagi menjawab dengan gigih: “kalau tidak direktur coba buat anak dengan nona Jessy beberapa kali lagi, siapa tahu ada suatu kali yang bisa gol, tentu saja menjaga kesehatan dengan baik itu juga penting, perhatikan juga asupan makanan dan minuman, sangat berpengaruh dan membantu di bagian ini.” 


Mendengar kata-kata sejujur itu, Jeanne benar-benar sangat ingin mencari lubang di tanah dan masuk ke dalamnya. Wajahnya sangat memerah, ia berdiri di samping dan bahkan tidak berani membuka mulut untuk bicara, ia menatap William dan diam-diam bergejolak dalam hati.


Pria ini kenapa tidak mau menyerah dan melepaskan soal masalah ini. Ia malah tidak tahu kalau William juga tidak sebaik itu. William juga tidak menyangka kalau dokter itu akan bicara seeksplisit itu.


William memutar-mutar lehernya dengan tidak bebas, tidak menyangka kalau ia melihat wanita yang sedang menundukkan kepalanya saking malu, tiba-tiba ia teringat lagi kata-kata dokter barusan, tanpa sadar ujung bibirnya naik. Coba buat anak beberapa kali lagi? Kelihatannya William masih harus berusaha lagi!


Jeanne tidak tahu rencana dalam hati William, saat dokter sudah selesai memberitahu hal-hal yang harus diperhatikan, Jeanne sudah seperti lari menyelamatkan diri saja, menerobos keluar dari ruang dokter, dengan langkah cepat berjalan ke arah pintu keluar rumah sakit.


Melihat tampak belakang Jeanne yang mengambil langkah besar untuk pergi itu, William tahu kalau Jeanne itu malu, senyuman di wajahnya perlahan-lahan semakin membesar.


Hans secara natural melihat juga, tidak bisa menahan diri dan berkata: “direktur, kelihatannya perasaanmu dengan nona muda lumayan juga ya, kelihatannya juga kamu tidak terlalu menolak pernikahan ini.” mendengar kata-kata Hans barusan, senyuman di wajah William langsung jadi kaku.


Tidak tahu juga William kepikiran apa, ia melirik Hans dengan dingin bertanya balik tanpa menjawab: “kamu tidak ada kerjaan?” 


Melihat perubahan William, Hans sama sekali tidak sempat merespon dengan baik. “ada kerjaan, sebentar lagi aku harus pergi ke perusahaan dan mengurus meeting.” Hans terdiam sejenak sebelum menjawab, William menghembuskan nafas dingin. “karena seperti itu, tidak pergi sekarang juga, atau kamu mau pekerjaanmu bertambah?”


“uh.......aku sekarang juga pergi” selesai bicara, Hans beranjak pergi dengan langkah besar.


Tentu saja Hans tidak mau pekerjaannya bertambah, akan sangat melelahkan. Hanya saja saat Hans sudah berjalan keluar dari rumah sakit, ia baru sadar dengan sangat telat. Reaksi direkturnya itu sudah jelas untuk menutup-nutupi. Terutama saat hans terpikir belakangan ini ada yang aneh dengan direkturnya, sudah jelas direktur peduli pada nona muda, kalau tidak untuk apa ia sepeduli itu dengan nona muda?


Ditambah lagi William bahkan mengkhawatirkan apa nona muda itu sama dengan orang yang Hans caritahu. Berpikir seperti itu, Hans merasa nanti akan ada tontonan bagus. Apalagi, William juga tidak tahu pemikiran dalam hati Hans, kalau tidak pasti akan menambah jumlah pekerjaan Hans. Setelah keluar dari rumah sakit ia mengantar Jeanne pulang ke rumah William.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu