Wanita Pengganti Idaman William - Bab 368 Wanita Paling Berani

Setelah William menyuruh Hans menjemputnya, ia langsung mematikan teleponnya.

“Jessy, nanti aku ada janji dengan klien, mungkin akan pulang agak larut, jika kamu lelah kamu tidurlah dulu.”

Dia menyimpan ponselnya, sambil mengganti bajunya sambil berpesan pada Jeanne.

Jeanne mengangguk, “Aku tahu, kamu kurangilah minum, perhatikan keselamatan.”

William mengangguk, setelah mengganti baju, William mencium kening Jeanne lalu pergi.

Hans sudah menunggu didepan pintu kediaman Sunarya.

Keduanya tidak sampai 10 menit sudah sampai ditempat yang dijanjikan.

Mereka dibawa pelayan masuk ke dalam ruang VIP.

Didalam ruangan sudah ada beberapa orang.

Semuanya mengenakan setelah jas dan sepatu kulit, yang berbeda adalah mereka semua orang asing.

“William, senang bisa bertemu denganmu.”

William mengangguk dengan ringan, setelah berjabatan dengan mereka langsung duduk untuk membicarakan masalah kerja sama.

Hans mencatat semua hal yang penting disamping.

Entah sudah berapa lama berlalu, kedua belah pihak akhirnya membuat kesepakatan.

Ketika William bersedia untuk pergi, seorang pria yang terlihat seperti ketua memanggilnya dengan misterius.

“William, tunggu dulu, sebagai kerja sama pertama kita, aku ada hadiah besar untukmu.”

William mengkerutkan alis, berencana untuk menolaknya.

Namun belum sempat membuka mulut, pria itu sudah bergerak.

Dia menepuk tangannya, pintu dalam ruangan VIP terbuka, seorang wanita cantik bertubuh seksi berjalan keluar dari dalam.

Seiring keluarnya wanita ini, pria didalam ruangan ini satu per satu menarik nafas dalam.

Bahkan Hans yang sudah ikut disamping William bertahun-tahun saja membuka matanya lebar-lebar.

Separuh wajah wanita itu ditutupi oleh penutup wajah, namun dibawah cahaya lampu tetap terlihat kecantikan wajah dibalik kainnya, namun karena adanya penutup wajah, membuatnya terlihat lebih misterius dan membuat orang penasaran dengan kecantikannya.

Dia mengenakan gaun pendek yang ketat, payudaranya yang penuh dan kencang seolah hampir melompat keluar.

Kakinya yang indah dan mulus melangkah kearah seorang pria paruh baya.

“Bos.”

Suaranya yang lembut dan manja diiringi suaranya yang serak terasa sangat menggoda, membuat semua pria yang tadi terkesima oleh penampilannya sekarang meneteskan air liur.

Berbeda dengan para pria yang terlihat begitu menginginkannya, William malah terlihat begitu dingin dan tanpa ekspresi.

Namun karena dia berdiri ditempat remang di depan pintu, orang lain tidak memperhatikan.

Karena ketua mereka melihat yang lainnya begitu terbuai oleh kecantikan wanita ini, ia mengira William juga tidak akan bisa lepas dari godaan kecantikannya, tatapannya terlihat bangga.

Dia berdehem, menunjuk William, lalu berpesan : “Pamela, ini adalah tamu istimewaku, layanilah dengan baik.”

Pamela, adalah wanita cantik dan bertubuh indah itu.

“Tamu istimewa Tuan, tentu saja tamu istimewa Pamela juga.”

Suaranya yang lembut membuat hati semua pria yang berada disana luluh lantah.

Pamela melangkah dengan gemulainya kearah William.

“Tuan sungguh tampan tiada duanya.”

Pamela menatap William dengan tatapan penuh godaan.

Setelah itu ia langsung mendekati William dan hendak bersender dipelukan William.

Seiring dirinya yang mendekat, aroma lembut yang memikat menyerbak.

Ketika semua orang sedang asik menikmati aroma ini, ekspresi wajah William malah berubah tajam, alisnya mengkerut, tatapannya penuh kemarahan.

Hans juga tersadar.

Dia tercengang melihat waniita ini.

Dia mengakui kalau wanita ini memang cantik, dan juga merupakan wanita paling berani yang pernah ia temui.

Sebelumnya bukan tidak ada orang yang memberikan wanita pada presdirnya, namun wanita-wanita itu semuanya begitu sopan, tidak seperti yang ini, begitu datang langsung ingin bergelayutan pada presdirnya.

Ketika ia mengira presdirnya akan mendorong wanita itu dengan dingin, William malah membiarkan wanita itu bersandar padanya.

Ketika Hans merasa terkejut, pria paruh baya itu terlihat begitu puas.

“William, semoga malam ini kamu bisa bersenang-senang.”

William menahan rasa jijik dalam hatinya, berbalik lalu pergi.

Hans mengerti dan segera mengikutinya.

Dia ikut bosnya keluar dari ruang VIP, ketika hendak bertanya, ia melihat presdirnya mendorong wanita yang bergelantungan ditubuhnya tanpa belas kasihan.

William meliriknya dengan dingin dan berpesan, “Hans, urus dia.”

Setelah mengatakannya, ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dan membersihkan tempat yang pernah disentuh oleh Pamela dengan tampang jijik.

Ekspresi jijiknya membuat Pamela yang melihatnya bingung.

Namun William tidak mempedulikan.

Dia merasa baju ditubuhnya tidak bisa bersih hanya dengan sapu tangan.

Aroma menjijikkan itu terus menempel dibaju juga tubuhnya.

Akhirnya ia pergi ke hotel dengan terpaksa, setelah mandi bersih, ia mengenakan pakaian bersih yang diantarkan Hans, setelah memastikan beberapa kali tidak ada lagi aroma yang membuatnya jijik baru ia pergi.

Tentu saja ia melakukan ini bukan karena dia tidak suka, melainkan karena tidak ingin membuat Jeanne salah paham.

Namun ia tidak menyadari kalau semua yang ia lakukan sekarang sangat memperhatikan apa yang dirasakan oleh jeanne.

Dijalan, Hans yang menyetir tidak hentinya melirik kebelakang.

Entah kenapa, ia merasa presdirnya hari ini sedikit aneh.

“Ada apa?”

William merasakan tatapan yang tertuju kearahnya, bertanya sambil mengangkat alis.

Hans segera menggeleng.

William tertawa kecil sambil menyipitkan mata, “Kamu sedang merasa aneh kenapa aku tidak langsung menolak wanita itu sejak awal?”

Hans hanya tersenyum pahit, namun tidak mengelak.

William memejamkan mata, berkata sambil tersenyum : “Hanya trik dalam dunia bisnis, dia berniat menggunakan orang itu untuk memastikan kerja sama, jika aku langsung menolaknya, maka dia tidak akan bisa tenang bekerja sama denganku.”

Setelah 10 menit, mereka berdua tiba di kediaman Sunarya.

William turun dari mobil dan berjalan kearah rumahnya.

Tadinya dia mengira waktu sekarang Jeanne pasti sudah tidur.

Dia tidak menyangka Jeanne sedang duduk bersender di ranjang sedang menggambar sketsa.

Jeanne mendengar suara pintu, ia langsung mengangkat kepala.

“William, sudah pulang.”

Dia menatap William dengan tersenyum.

William melihatnya sudah semalam ini masih menunggunya, hatinya merasa hangat, namun tidak dapat menahan kesalnya.

“Bukankah sudah memintamu untuk istirahat lebih awal?”

Dia berkata sambil membuka mulut.

Jeanne melihat ini langsung meletakkan buku sketsa ditangannya lalu membantunya.

“Takut kamu mabuk, tidak ada yang menjagamu.”

William mendengar ucapannya, senyum diwajahnya langsung mengembang, dia menundukkan kepala melihat wanita yang sedang membukakan pakaiannya, kedua tangannya langsung merangkul pinggulnya yang ramping.

Jeanne merasa tangannya menyentuh tubuhnya, gerakannya terhenti, ia terlihat malu.

Dia menahan diri untuk tetap tenang, kembali fokus kepekerjaan ditangannya, namun ia menyadari pakaian yang dikenakan William bukan pakaian yang ia kenakan tadi sore.

“Eh….bajumu ini sepertinya habis ganti.”

Dia agak menggigit bibirnya, seperti menyadari sesuatu.

William menyadari tatapannya yang menunjukkan kepeduliannya pada hal ini, suasana hatinya yang mumer berubah menjadi jauh lebih baik.

“Em, saat minum tidak sengaja ketumpahan, sehingga ganti pakaian.”

Jeanne mendengar ini, juga tidak berpikir terlalu banyak.

Setelah William mengganti pakaian di tubuhnya, langsung bangkit dan pergi mandi.

Entah karena ucapan Jeanne yang mengingatkannya, sehingga membuatnya merasa aroma wanita tadi masih tersisa ditubuhnya.

Dia mandai sampai dua kali, masih saja merasa tidak nyaman, lalu keluar dengan wajah cemberut dari kamar mandi.

Jeanne merasakan suasana hatinya yang kurang baik, ia bertanya dengan heran.

“Ada apa?”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu