Wanita Pengganti Idaman William - Bab 152 Bertemu Lagi Dengan Cinta Pertama

Bab 152 Bertemu Lagi Dengan Cinta Pertama

William mendengar perkataan ibunya, wajahnya terlihat menegang, namun dengan cepat kembali normal.

“Aku tidak melindungi, hanya mengatakan yang sebenarnya!”

Dia mengetatkan bibirnya, menatap dingin kearah ibu dan tantenya.

“Kemarin Jessy melayani tamu sebagai perwakilan perusahaan, dan dia melaporkan semua gerak geriknya setiap saat, jika kalian tidak percaya, disini ada pesan sebagai buktinya.”

Setelah ia mengatakannya, ia mengeluarkan handphone dari dalam kantong celananya, memperlihatkan semua pesan yang dikirimkan Jessy saat pertemuan siang itu dan meletakkannya di meja.

Kakek David, melihat waktu diatasnya memang kemarin, dan isi pesannya memang berisi tentang pekerjaan, wajahnya sekejap menjadi lebih tenang.

Nyonya Thea dan tante Marina melihat ini semua seketika kehabisan kata-kata untuk menyudutkan.

Tepat pada saat ini Deric, ayah William, bertanya, “Meskipun membahas tentang pekerjaan, kenapa harus memilih di kamar hotel?”

Mendengar pertanyaan ini, membuat nyonya Thea yang tadinya sudah diam seolah mendapat kesempatan emas, segera menimpali.

“Benar, jika ingin membicarakan tentang kerjasama kenapa harus memilih di dalam kamar sementara Cafe diluar ada begitu banyak? Aku rasa memang ada orang yang ingin memanfaatkan kesempatan kali ini untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh!”

Jeanne benar-benar dibuat kesal hingga ingin mentertawakannya.

“Aku tidak mengerti, kenapa hanya berada di dalam kamar yang sama bisa disebut perbuatan tidak senonoh, aku sudah mengatakan sebelumnya, aku dan tuan Santos memang sudah saling kenal, perusahaan juga berencana bekerja sama dengannya sehingga aku yang menyambutnya, dan lagi dia juga seorang desainer, yang kami bicarakan bukan hanya kerjasama, juga ada desain, dan itu adalah hal sangat rahasia, bagaimana mungkin memilih cafe, jika mama tetap ingin mengatakan kami memiliki hubungan khusus, aku bisa mengundangnya datang untuk ditanyai, namun jika hal ini mempengaruhi kerjasama antara kedua perusahaan, jangan salahkan aku.”

Nyonya Thea dibuat kehabisan kata-kata untuk menyerangnya, amarah tertumpuk di dadanya.

“Lidah Tak Bertulang!”

Hingga akhir ia hanya bisa melontarkan ketiga kata itu, wajahnya terlihat sangat buruk.

Kakek David menghentikan dengan nada cukup sabar, “Sudah cukup, masalah ini cukup sampai disini saja!”

Nyonya Thea dan tante Marina masih merasa sangat kesal, baru berniat untuk mengatakan sesuatu.

Namun belum sempat melontarkan ucapannya sudah dicegat oleh Kakek David!

“Aku tidak peduli kalian mendapatkan foto ini darimana, tapi lain kali aku mau kalian mencaritahu semua sampai jelas terlebih dahulu baru memberitahukan padaku.”

Tatapan tegasnya mendarat di wajah nyonya Thea saat mengatakannya.

“Terutama kamu, sebagai orang yang lebih tua, selalu mencari masalah Jessy, gossip diluar sudah menyebar kemana-mana, coba kamu lihat mertua diluaran sana, mana ada yang seperti kamu, aku rasa yang membuat malu bukan Jessy tapi kamu, tidak tahu malu, apakah kamu ingin membuat martabat keluarga Sunarya diinjak-injak orang lain baru puas?”

Nyonya Thea mendengar perkataan mertuanya, wajahnya pucat juga merah.

Emosi menyumbat didadanya, namun karena yang memarahinya adalah mertuanya, dia hanya bisa menerima tanpa sanggup membalas.

Kakek David tahu ia tidak senang dimarahi seperti ini, namun bagaimanapun ini adalah menantu sendiri, ia pun tidak enak untuk lanjut memarahinya.

Dia mengalihkan pandangan kearah Jeanne dan William yang berdiri tegak di ruang tamu, berkata dengan nada berat, “Sudah, kalian kembalilah, kelak berhati-hatilah dalam melakukan segala sesuatu.”

Jeanne tahu ini adalah peringatan untuk dirinya, menggigit bibir sambil menghormat, “Mengerti, kakek tenang saja, kelak aku akan lebih memperhatikan, kejadian seperti ini tidak akan terulang.”

Kakek David mengangguk, melambaikan tangan menyuruh mereka kembali.

Jeanne melihat kearah William, menunggu William memberi hormat dan pergi.

Setelah keduanya pergi, Jeanne menghela nafas panjang.

William mendengar suara helaan, menghentikan langkahnya.

Jeanne menyadarinya, menengok dengan perasaan heran, “Ada apa?”

“Apa yang dikatakan ibuku tadi jangan kau masukkan kedalam hati.”

Jeanne melihatnya hendak membela ibunya, hatinya terasa tidak nyaman namun tidak begitu marah.

Karena ia tahu nyonya Thea bisa berbicara sampai seperti itu, semua ada penyebabnya.

Siapa suruh dulu Jessy membuat masalah terlebih dahulu!

“Aku tidak apa, oh iya, malam ini RC akan mengadakan pesta pertemuan, pada saat itu aku harus datang, kamu mau mendampingiku?”

Dia mengalihkan pembicaraan, William mengangkat alisnya.

“Malam ini mungkin tidak bisa, siang aku harus ke kota Lingshi untuk mengecek pekerjaan, kemungkinan tidak akan keburu.”

Jeanne sedikit kecewa, namun ia dengan cepat menetralkan ekspresinya.

“Baiklah, kalau begitu aku pergi sendiri, kamu hati-hati dijalan, perhatikan keselamatan.”

William sama sekali tidak melewatkan kekecewaannya yang sekilas itu, melihatnya tetap berusaha tegar mengingatkannya sambil tersenyum, ingin mengatakan sesuatu namun tertahan, hanya mengangguk menandakan dirinya mengerti.

……

Malamnya, setelah Jeanne selesai berdandan dirumah, ia meminta kepala pelayan menyiapkan mobil untuk berangkat ke hotel.

Ketika ia tiba di acara, ia melihat ada banyak sekali penanggungjawab desain perusahaan fashion, juga tidak sedikit pemimpin redaksi majalah fashion ternama, hingga desainer ternama dalam negri.

Tentu saja moment seperti ini tidak boleh dilewatkan oleh para wartawan.

Jeanne menatap sekeliling sesaat, menemukan Santos di kerumunan yang paling ramai, dalam matanya tersirat ketidakanehan.

Selain mendirikan perusahaan RC dengan brand yang cukup berkuasa, dalam dunia fashion pun Santos sudah memiliki ketenaran yang tinggi, menyebutnya master masih tidak termasuk terlalu meninggikannya.

Jika bukan karena ia berkenalan dengannya di forum luar negri dengan tidak sengaja, mungkin sekarang dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menyapanya.

Awalnya Santos berniat mengajaknya masuk RC, namun belum sempat merespon permintaannya, Julian sudah mencarinya terlebih dahulu.

Mengingat hal ini, ia membawa minuman, berencana mencari tempat untuk duduk, menunggu sudah tidak ramai baru menyapanya.

Namun siapa sangka nasibnya begitu sial, begitu mengangkat kepala langsung berpapasan dengan Bernard.

Iya juga, keluarga Bernard memiliki banyak anak perusahaan di berbagai bidang usaha, tentu saja ada perusahaan fashion.

Jadi kemunculan Bernard wajar saja.

Hanya saja berbeda dengan Jeanne yang malas berhadapan dengannya, Bernard yang melihatnya berada disini terlihat sangat senang dan terkejut.

Karena ini acara malam ini adalah membicarakan kerjasama, Jeanne tidak memilih memakai gaun malam panjang, namun ia memilih setelan jas dipadukan dengan rok yang elegan, membuatnya terlihat anggun dan fresh, namun tetap terlihat feminim, membuat aura lembut terpancar diiringi dengan ketegasan, dipadukan dengan make up yang senada, membuatnya terlihat sempurna.

“Jessy, tidak menyangka kita bisa bertemu disini, kamu juga datang untuk kerjasama dengan perusahaan RC?”

Jeanne melihat pria didepannya, mengangkat sudut bibirnya dengan ringan, dengan sikap datar berkata, “Kelihatannya semua yang datang kemari hari ini untuk membicarakan kerja sama.”

Bernard seolah tidak mengerti maksud dalam ucapannya, membalas sambil tertawa, “Benar, omong kosong apa yang kukatakan.”

Di melanjutkan sambil mengundang Jeanne, “Jessy, kita sudah lama tidak berjumpa, bagaimana kalau kita mencari tempat untuk mengobrol sambil duduk?”

Jeanne melihat tempat yang ia tunjuk terletak disudutan yang cukup sepi dan tidak banyak orang.

Dia tidak ingin pergi, karena tidak ingin menimbulkan gosip yang tidak diinginkan, menggeleng sambil mengatakan, “Tidak perlu, aku masih ada urusan…”

Baru mengatakan setengah, wajahnya berubah saat melihat sesuatu dikejauhan.

Dia melihat Ivan diseberang sana.

Dibalut oleh setelan jas yang dijahit dengan tangan, dipadukan dengan postur tubuhnya yang tinggi dan gagah, diantara kerumunan orang terlihat sangat mencolok.

Terutama aura lembut yang terpancar dari dirinya, membuat hatinya menyerukan satu kata, Pangeran!

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu