Wanita Pengganti Idaman William - Bab 316 Ketidaknyaman Sebelumnya Bukanlah Apa-Apa

Kakek tidak tahu keduanya sudah mencapai kesepakatan, setelah masuk ke ruang tamu, dia bertanya dengan prihatin: “Jessy sudah ketemu kah?”

William mengangguk, “Sudah ketemu, tapi kondisi tubuhnya tidak terlalu baik.”

Dia menjelaskan kondisi tubuh Jeanne secara sederhana, mendengarkan ini, Kakek David sangat marah.

“Menantuku, kamu terlalu ceroboh, bagaimana bisa kamu melakukan hal seperti ini? kalau ini tersebar keluar, orang lain akan mengira bahwa keluarga Sunarya menganiaya menantu perempuan!”

Menghadapi tuduhan Kakek David, Nyonya Thea hanya bisa menahan dengan mengigit bibir, tapi hatinya semakin membenci Jeanne.

Berhubungan dengan masalah Marina, setelah Kakek David mengetahui masalah ini, dia tidak ada pendapat tentang hukuman William lagi.

“Marina, gadis kecil itu, waktunya menguji kesabaran, kamu urus masalah ini saja, tunggu Jessy sudah membaik, aku akan menjenguknya.”

William mengangguk, kemudian mereka berdua berbicara sebentar, setelah itu, Kakek David pun pergi.

Setelah mengantar Kakek David, William melihat Nyonya Thea yang sedang duduk di sofa, dia meninggalkan satu kalimat, dan langsung pergi ke rumah sakit.

Lagipula, sekarang rumah sakit hanya ada Moli yang menjaga, dia tidak terlalu tenang.

……

Keesokkan harinya, Jeanne terbangun dengan tidak sadar.

Dia melihat tembok atas yang berwarna putih, dalam waktu sesaat, dia tidak bereaksi.

Dalam waktu lama, dia baru sadar bahwa dirinya sedang terbaring di rumah sakit, hatinya semakin penasaran.

Bukankah dia sedang di rumah sewaan? Kenapa dia bisa berada di rumah sakit?

Pada saat ini juga, pintu kamar terbuka, William masuk dengan tangan memegang telepon.

“Sudah bangun? Apakah kamu merasa tidak enak badan?”

Dia melihat wajah Jeanne yang penuh kebinggungan, dia segera melangkah maju dan bertanya dengan prihatin, wajahnya penuh dengan rasa kelembutan.

Sebaliknya, saat Jeanne melihat William masuk, dia bingung.

“Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu…”

Dia bertanya dengan penasaran, pertanyaannya belum selesai, sudah dipotong oleh William.

“Tenanglah, aku tidak apa-apa.”

William melihatnya sudah sakit dan tidak khawatir diri sendiri, hatinya bagai minum segelas madu, sangat manis, wajahnya semakin mengekspresikan rasa kelembutan.

“Kamu sendiri, bagaimana perasaanmu? Apakah masih ada rasa tidak nyaman, aku akan memanggil dokter untuk memeriksa.”

Jeanne menggelengkan kepala, “Baik, hanya sedikit pusing.”

Dia berkata, dan memikirkan pertanyaannya yang aneh tadi, dia tiba-tiba merasa sedikit gugup.

“Oh ya, kenapa aku bisa terbaring di rumah sakit?”

Dia sangat khawatir bahwa William akan tahu masalah tentang dia menyewa rumah.

Kalau William menemukannya, dia harus memikirkan bagaimana cara menjelaskan masalah ini.

Lagipula, dia sekarang masih menggunakan identitas Jessy, seorang nona besar yang kaya raya, bagaimana mungkin dia bisa tinggal di rumah tua seperti itu.

Namun, terlihat jelas kekhawatirannya hanya merupakan tindakan yang berlebihan.

William meresponsnya tanpa ada rasa aneh: “Ayahmu yang menemukanmu, dan mengantarmu ke rumah sakit.”

Mendengarkan ini, Jeanne mengerutkan alis, dan menghela napas lega.

“Ternyata begitu.”

Dia berbisik dengan wajahnya yang pucat, membuat william tiba-tiba merasa sedih.

Terutama saat teringat dia masih dalam kondisi pingsan, dia merasakan rasa tidak nyaman.

“Maaf, sudah membuatmu tidak nyaman.”

Dia tiba-tiba memeluk Jeanne, dan berbisik di telinganya.

Jeanne dipeluk dalam pelukannya, dan terbengong dalam waktu sesaat, kemudian dia sadar kembali, mendengar perkataannya yang penuh dengan rasa sedih, Jeanne tiba-tiba merasa ada pelukan ini, rasa tidak nyaman sebelumnya bukanlah apa-apa.

Dia memegang erat kerah William, dan melepaskan diri ke dalam pelukannya.

“Baiklah, jika kamu tidak apa-apa.”

Mendengarkan ini, hati William penuh dengan genangan air.

Dia memeluk Jeanne dengan erat, dan mencium rambutnya.

Dan adegan ini kebetulan dilihat oleh Moli yang baru masuk, dia sangat cemburu hingga wajahnya berubah bentuk.

Tapi dua orang itu sama sekali tidak menyadari, mereka berpelukan sebentar, pada akhirnya perut Jeanne merasa lapar, mereka baru lepas dari satu sama lain.

Jeanne merasa malu hingga ingin mencari tempat untuk menyembunyikan diri.

Sepertinya setiap kali suasananya baik, dia pasti lapar.

William melihat wanita kecil yang malu itu sedang membungkus diri ke dalam selimut, tatapannya penuh dengan manja dan kelembutan.

“Sudah, keluarlah, tidak ada seorang pun di sini yang menertawakanmu.”

William menarik selimut sambil berkata.

Jeanne awalnya memang sudah merasa tidak nyaman, setelah mendengar kata-katanya, Jeanne mengeluarkan kepalanya dari selimut, wajahnya yang awal memucat berubah menjadi merah, dan rambutnya berantakan.

William melihatnya seperti ini, dengan manja membantunya merapikan.

“Mau makan apa?”

Jeanne bisa merasakan kelembutannya, dia terbengong sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya.

“Tidak.”

William mengangkat alis, mengingat bahwa dia belum pulih, William berkata: “Aku akan menyuruh pengawal membeli bubur, makanlah dikit untuk mengisi perutmu, tunggu kamu sembuh, aku akan membawa kamu pergi makan yang enak-enak.”

Jeanne pasti tidak menolaknya.

Kemudian William menyuruh Moli membeli bubur.

Meski Moli tidak bersedia, tapi dia tidak berani menolak perintah tuan.

Tidak lama kemudian, Moli pulang dengan membawa bubur, dia melihat tuan William menyuapi Jeanne, hatinya semakin cemburu.

Jeanne juga bisa merasakan tatapannya yang cemburu, awalnya dia merasa sedikit tidak nyaman dengan suapan William, tapi saat ini dia sangat menikmati.

Tentu saja, ini semua disebabkan oleh sifat posesif Moli yang kuat, tapi Jeanne tidak menyadarinya.

Setelah makan beberapa suap, dia tiba-tiba merasa sedikit lelah, dan dia bernapas semakin cepat.

Melihatnya seperti ini, William sangat khawatir.

“Tidak enak badan kah? Aku panggil dokter untuk periksa.”

Setalah berkata, dia menekan tombol panggilan perawat, tapi ditahan oleh Jeanne.

“Tidak perlu memanggil dokter, aku hanya sedikit lelah, ingin istirahat sebentar.”

William melihatnya berbaring, selain kecapekan, memang tidak ada ketidaknyamanan yang diekspresikan pada mukanya, barulah dia tidak bersikeras lagi.

“Baik, kamu istirahatlah, tunggu kamu lapar, aku akan menyuruh orang beli makanan lagi.”

Dia membungkukkan punggung untuk merapikan selimut Jeanne, memastikan bahwa dia tidak akan kedinginan, dan kemudian dia duduk di samping menjaganya.

Jeanne menatapnya dengan tatapan bingung, dia tanpa sadar bertanya: “Kamu tidak sibuk kah?”

William mengerti maksudnya, dia berkata sambil tersenyum: “Tidak sibuk, Istirahatlah.”

Siapa tahu dia baru selesai berkata, Moli yang ada di samping sudah tidak tahan lagi.

Dia berbisik: “Tuan, ada satu hal yang perlu kamu urus sekarang.”

Mendengarkan ini, William mengerutkan alis, kemudian memandang Moli dengan tidak puas.

Moli ketakutan melihat tatapannya yang dingin, dan juga semakin merasa tidak nyaman.

Kenapa kelembutan tuan pada wanita pelacur itu tidak bisa dibagi sedikit padanya?

Dia tidak puas, dan semakin ingin memisahkan mereka berdua.

“Tuan, masalah ini sangat penting, lebih baik kamu urus dulu, aku akan menjaga Nyonya muda.”

Dia memberanikan diri membujuknya lagi, wajah William menjadi sangat buruk.

Melihat situasi ini, Jeanne segera menasehatinya.

“Kalau ada urusan penting, kamu urus saja dulu, aku tidak apa-apa.”

Selesai berkata, dia melirik Moli tanpa meninggalkan jejak.

Entah kenapa, dia bisa merasakan wanita ini sengaja ingin memisahkannya dengan William.

Namun, melihat wajahnya yang begitu serius, Jeanne pun menyingkirkan tebakan konyol ini.

Mungkin ada masalah penting.

William tidak memperhatikan gerakannya.

Mengembalikan tangannya yang menjulur keluar itu ke dalam selimut, berkata dengan nada rendah: “Sekarang tidak ada hal yang lebih penting dari kamu, kamu istirahat dengan baik, aku akan menemanimu di sini.”

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu